Berikut ini akan kami sajikan sebuah
naskah drama karya Albert Camus dengan judul Caligula
DRAMATIC
PERSONAL
CALIGULA UMUR
ANTARA 27-30 TAHUN
CAESONIA GUNDIK
CALIGULA, UMUR 35 TAHUN
HELICON SAHABAT
CALIGULA
SCIPION UMUR
17-20 TAHUN
CHEREA PENYAIR
UMUR 30-35 TAHUN
BANGSAWAN TUA UMUR
70-75 TAHUN
BANGSAWAN I UMUR 45 TAHUN
BANGSAWAN II UMUR 50 TAHUN
BANGSAWAN III UMUR
50-55 TAHUN
MEREIA UMUR
55-60 TAHUN
MUCIUS UMUR
33-35 TAHUN
LEPIDUS UMUR
55-60 TAHUN
PENGAWAL-PENGAWAL ANTARA
30-40 TAHUN
ORANG-ORANG UMURNYA
BERAGAM
PENYAIR-PENYAIR UMURNYA BERAGAM
ADEGAN 1
BALAIRUNG ISTANA KERAJAAN (RUMAH CALIGULA)
SEJUMLAH BANGSAWAN, PENGAWAL DAN LAIN-LAIN SEDANG BERKUMPUL DI BALAIRUNG, MEREKA TAMPAK GELISAH
BANGSAWAN I
Belum juga ada berita
BANGSAWAN II
Kemarin tidak, begitupun hari ini
BANGSAWAN III
Tiga hari tanpa ada berita
BANGSAWAN TUA
Pesuruh pergi, pesuruh datang, jawab yang dibawa selalu geleng
kepala “Tidak ada”
BANGSAWAN II
Jangan kelewat cemas, nanti juga ia kembali seperti dulu lagi
BANGSAWAN TUA
Sebelum ia pergi, aku lihat ada sinar ganjil di matanya
BANGSAWAN I
Aku pun melihatnya. Bahkan aku bertanya padanya. Apa ada yang
kurang?
BANGSAWAN III
Apa jawabnya?
BANGSAWAN I
“Tidak ada”. Hanya itu
HENING SESAAT, HELICON MASUK SAMBIL MENGUNYAH SESUATU
BANGSAWAN III
Gelisah kita dibikinnya
BANGSAWAN II
Mengapa? memang begitu adat orang muda
BANGSAWAN TUA
Tuan benar. Orang muda selalu lemah hati
BANGSAWAN I
Apa betul begitu?
BANGSAWAN TUA
Tentu. Satu gadis hilang, selusin gantinya
HELICON
O! Jadi Tuan kira dibelakang ini ada soal perempuan?
BANGSAWAN II
Apalagi kalau bukan itu!? Tapi untunglah kesediahn tidak
berlangsung lama. Apakah ada diantara kita yang sanggup berdukacita karena
kehilangan seseorang lebih dari setahun?
BANGSAWAN I
Tak seorang pun yang dapat
BANGSAWAN TUA
Hidup akan pahit sekali kalau kita sanggup menjalankan itu
BANGSAWAN I
Memang. aku misalnya, aku kehilangan istriku tahun yang lalu. Aku
menangis sejadi-jadinya, sudah itu aku mencoba melupakannya. Kadang-kadang aku
masih bisa merasakan, tapi untunglah keadaan ini tak sering
BANGSAWAN TUA
Ya. Alam adalah dukun yang baik
ADEGAN 2
BANGSAWAN I
bagaimana, ada kabar?
CHEREA
Belum
HELICON
Ayolah tuan-tuan. Tak ada gunanya bercemas hati
BANGSAWAN I
Memang
HELICON
Walau susah, keadaan tak akan berubah…. Sekarang sudah waktunya
makan
BANGSAWAN TUA
Betul. kita jangan menyangka yang
bukan-bukan
CHEREA
Hatiku tak begitu senang. tapi
segalanya kelihatan lancar. Sebagai seorang pemimpin dia boleh disebut penjelmaan dari
kesempurnaan
BANGSAWAN II
Ya, pemimpin yang sesuai dengan
keinginan kita, hati-hati walaupun tak berpengalaman
BANGSAWAN I
Apa yang kau risaukan? Tak
ada alasan untuk meratap seperti itu. Ia cinta pada Drusila, atau katakanlah
bahwa cintanya kepada Drusila melebihi cinta kakak pada adik. Menjijikan memang. Kelewatan
sekali untuk menjadikan seluruh warga ribut hanya karena gadis itu mati
CHEREA
Mungkin. Tapi seperti yang
kukatakan, hati saya tak begitu senang. Keadaan ini menggelisahkan
saya
BANGSAWAN TUA
Memang tak akan ada asap jika tidak ada api
BANGSAWAN I
Tapi bagaimanapun juga, demi
kepentingan Negara, ia tak boleh menjadikan….menjadikan perbuatan yang akan
disesalinya ini menjadi bencana nasional. Mungkin hal itu memang telah terjadi,
tetapi makin tidak dibicarakan, makin baik
HELICON
Bagaimana tuan tahu begitu pasti, Drusila yang menjadi sebab?
BANGSAWAN II
Siapa lagi kalau bukan dia!?
HELICON
Mungkin juga bukan siapa-siapa.
Begitu banyak alasan yang dapat dikedepankan. Tapi memang justru
alasan yang begitu yang dimunculkan!
SCIPION MASUK. CHEREA BERJALAN MENEMUINYA
ADEGAN 3
CHEREA
Ada kabar?
SCIPION
Belum. Kecuali kabar-kabar dari
beberapa warga yang telah merasa melihat dia kemarin malam di tempat hiburan
dan ada juga yang melihat dia sedang lari dalam hujan badai
CHEREA
Dengan hari ini sudah tiga hari
SCIPION
Ya. Aku ada di situ, mengikuti dia
seperti biasa. Ia hampiri jenazah Drusila, dipukulnya dengan dua jari, sudah
itu ia seolah-olah tenggelam dalam pikirannya. Kemudian ia berbalik lalu
berjalan keluar dengan tenang…. Sejak itu kita mencari dia…. Dengan sia-sia
CHEREA
Dia terlalu asyik dengan
kesusasteraan
BANGSAWAN I
Ah, maklumlah dalam umur begitu
mu…(Dipotong)
CHEREA
Umur memang, tapi tidak dalam
kedudukannya. Seorang pemimpin yang berjiwa seni adalah sesuatu yang salah.
Tapi biasanya pemimpin-pemimpin seperti itu cukup punya perasaan untuk
mengingat bahwa dia adalah abdi rakyat
BANGSAWAN II
Dan menyebabakan keadaan jadi
lancar
BANGSAWAN TUA
Satu manusia, satu pekerjaan….
Demikian seharusnya
SCIPION
Apa yang harus kita lakukan,
Cherea?
CHEREA
Tidak ada
BANGSAWAN II
Kita hanya bisa menunggu. Jika ia
tidak kembali, maka gantinya harus kita carikan. Diantara kita….Tidak kurang
calon
BANGSAWAN I
Memang. Tapi yang kurang adalah
calon yang tepat
CHEREA
Misalkan ia kembali dengan hati
yang berang?
BANGSAWAN I
Ah, Ia masih muda, nanti kita
tunjukan pikiran yang sehat padanya
CHEREA
Dan kalau ia tidak mau terima,
bagaimana?
BANGSAWAN I
Dalam keadaan seperti ini sahabat,
jangan lupa, bahwa aku pernah menulis buku tentang revolusi. Isinya dapat kau
temui segala petunjuk
CHEREA
Nanti kulihat, tapi aku lebih suka
membaca bukuku sendiri
SCIPION
Saya permisi
CHEREA
Dia marah
BANGSAWAN TUA
Scipion masih muda sekali, anak
muda selalu seperasaan
HELICON
Ah, Scipion tak masuk hitungan
SEORANG PENGAWAL MASUK
PENGAWAL
Tuan Caligula kelihatan di taman
samping
SEMUA KELUAR
ADEGAN 4
PANGGUNG SUNYI BEBERAPA SAAT.
CALIGULA MASUK DARI SEBELAH KIRI. RAMBUTNYA BASAH, SELURUH BADANNYA
BERKERINGAT, PAKAIANNYA BERANTAKAN ACAK-ACAKAN, MATANYA NANAR. KEMUDIAN IA
MENDEKATI CERMIN YANG TERGANTUNG DI TAMAN ATAS BOLA LAMPU TAMAN. IA MELIHAT
BAYANGAN WAJAHNYA LALU MENGAMATINYA, MERABA-RABA WAJAHNYA. IA DUDUK DENGAN
LESU, HELICON MASUK DARI KIRI, WAKTU MELIHAT CALIGULA IA BERHENTI DIUJUNG
PANGGUNG DAN MEMPERHATIKANNYA. CALIGULA MEMBALIK DAN MELIHAT HELICON. HENING
SEKEJAP
ADEGAN 5
HELICON (Dari ujung panggung)
Selamat pagi, Tuan
CALIGULA (Datar)
Selamat Pagi, Helicon (Hening
lagi sebentar)
HELICON
Kau lelah kelihatannya
CALIGULA
Aku banyak berjalan
HELICON
Ya, kau telah pergi selama tiga
hari
CALIGULA
Memang susah diperoleh
HELICON
Apa yang susah diperoleh?
CALIGULA
Apa yang kucari
HELICON
Apa itu?
CALIGULA (Datar)
Bulan
HELICON
Apa??
CALIGULA
Ya, aku ingin kan bulan
HELICON
Oh (Diam sebentar, Helicon
mendekati Caligula) Dan mengapa kau inginkan bulan?
CALIGULA
Ah, ya. Itu satu barang yang aku
belum punya
HELICON
O, begitu. Dan kini – sudah kau
bereskan sehingga memuaskanmu?
CALIGULA
Belum. Aku tidak dapat
memperolehnya
HELICON
Sayang sekali
CALIGULA
Ya. karena itu aku sangat lelah. (Diam)
Helicon?
HELICON
Ya…
CALIGULA
Tak sangsi lagi. Tentu menurut
pikiran kau, aku sudah gila
HELICON
kau sendiri tahu kau tidak pernah
berpikir begitu
CALIGULA
Ah, betul juga… Sekarang, begini!
Aku tidak gila. malahan rasanya belum pernah aku setenang sekarang ini. Apa
yang terjadi padaku adalah hal yang biasa saja. Tiba-tiba aku didatangi
keinginan yang mustahil. Cuma itu. (Diam) Menurut hematku, keadaan seperti
sekarang jauh sekali daripada menyenangkan
HELICON
Banyak yang sependapat dengan kau
CALIGULA
Memang. Tapi dulu aku tidak sadari
ini. Kini aku tahu dunia kita ini dengan apa yang orang sebutkan susunannya,
tidak bisa kita biarkan. Itu makanya aku inginkan bulan, atau kebahagian, atau
hidup abadi…..
Pendeknya sesuatu yang tak masuk
akal kedengarannya. tapi yang tak dapat digolongkan kepada dunia ini
HELICON
Dalam teori jelas
sekali kedengarannya. Cuma dalam prakteknya hal seperti itu tak bisa
dilaksanakan
CALIGULA
Kau lupa karena tidak seorang
pun yang berani mengikuti pikirannya
sampai ke ujungnya, makanya tak ada yang tercapai sampai saat ini. Satu-satunya
yang harus dilakukan, terus berpikir lurus dan logis. Dengan mengorbankan
segalanya (Mengamati wajah Helicon) Aku pun tahu apa yang kau pikirkan.
Alangkah ributnya hanya karena seorang perempuan telah meninggal. Tapi bukan
itu. Memang aku ingat beberapa hari lalu seorang perempuan telah meninggal.
Seorang perempuan yang kucintai. Tapi apa cinta itu? Soal tetek bengek dan aku bersumpah pada kau,
bukanlah kematian yang menjadi masalah di sini. Ia tidak lebih dari suatu
perlambang kebenaran, yang membuat bulan menjadi penting bagiku. Suatu
kebenaran yang bersahaja, jelas bahkan hampir-hampir edan. Tapi suatu kebenaran
yang susah untuk didekati dan pahit untuk dialami.
HELICON
Tapi bolehkah aku tahu ,
kebenaran apakah yang telah kau temui itu?
CALIGULA (Memalingkan muka, tinggi, dingin dan datar)
Manusia mati dan mereka tidak
berbahagia!
HELICON
Bagaimanapun juga, kebenaran-kebenaran
itu adalah kebenaran yang dapat diterima dengan ikhlas. Coba lihat orang-orang
di sana, kebenaran kau tidak mengurangkan kenikmatan yang mereka alami kala
menyantap makanan mereka
CALIGULA (Marah tiba-tiba)
Segala itu membuktikan bahwa aku dikelilingi
oleh dusta dan penipuan diri sendiri. Aku sudah bosan! Aku mau manusia hidup
dalam cahaya kebenaran. Dan aku punya kekuasaan untuk melakukannya, karena aku
tahu apa yang mereka inginkan dan apa yang mereka belum peroleh. Mereka tidak
mengerti dan mereka memerlukan seorang guru, seseorang yang betul-betul arif
tentang apa yang mereka bicarakan
HELICON
Jangan marah tuanku, jika aku
menasehati kau sedikit…. Sekarang kau harus istirahat
CALIGULA (Seperti bisaa lagi)
Tidak mungkin Helicon. aku tidak
mungkin istirahat lagi
HELICON
Tetapi, mengapa?
CALIGULA
Jika aku tidur, siapa yang akan
membawakan bulan untukku?
HELICON (Diam bingung)
Benar juga
CALIGULA (Berdiri dengan susah payah)
Begini Helicon, Aku dengar suara
orang berjalan dan suara orang bicara. Jangan katakan apa-apa. Lupakan kau
telah bertemu denganku
HELICON
Aku maklum
CALIGULA (Berjalan)
Tolonglah aku mulai saat ini
HELICON
Tidak ada alas an untuk tidak
menolongmu, Tuan. Tapi pengetahuanku sangat sedikit dan perhatianku sangat
terbatas. Dengan cara apa aku dapat menolongmu, Tuan?
CALIGULA
Dengan cara…. yang mustahil
HELICON
Aku akan berusaha
0 komentar
Posting Komentar