Minggu, 18 Desember 2016

Naskah Drama Ozone Bagian 2

NYANYIAN
Awan akan menjadi kawan
Sepanjang perjalanan
Kalian tidak akan kesepian
Terbanglah o ruh
Terbanglah o ruh
Tuhan di seberang
Menanti kalian
Terbanglah o ruh
Terbanglah o ruh
Sementara dari langit, turun beberapa orang Nabi. Dan mereka melayang bergelantungan pada tali-tali yang ghaib.

Di bumi, suatu padang savanna Sandek dan Oni sedang menangkap capung atau kupu-kupu alit.

SANDEK
Bunga rumput dan alang-alang

ONI
Lebih dari sekedar keindahan. Sandek.

SANDEK
Oni. Tak pernah cukup rasanya kata-kata dan ungkapan yang ada untuk membungkus cinta yang menggelora. Bunga rumput dan alang-alang kuharap dapat menyembunyikan sebagian cinta itu.

ONI
Bunga rumput dan alang-alang. Lebih dari sekedar keindahan. Kau persembahkan kehidupan. Harapan. Dan apa lagi yang sedang kau tangkap?

SANDEK
Capung, Kupu-kupu. Kumbang.

ONI
Lebih dari sekedar keindahan. Kau tumbuhkan lagi apa-apa yang kemarin musnah.

SANDEK
Oni.

ONI
Sandek.

SANDEK (Menatap langit)
Bapak!

ONI
Mudah-mudahan bapak selamat.

SANDEK
Ya, supaya segera kita bisa selamatan

NYANYIAN
Terbanglah o ruh
Terbanglah o ruh
NABI
Semar.
(Semar segera menanggalkan peran Waska. Juga kedua temannya)

SEMAR
Nabi.

RANGGONG/BOROK
Hormat dan salam kami, Nabi

NABI
Semoga Tuhan memberkati kita semua

NYANYIAN
Amin.

NABI
Malam ini tontonan kamu lain sekali. Apa judulnya?

SEMAR
Ozone atawa Orkes Madun Nomor 4

NABI
Juga kisah cinta seperti yang sudah-sudah?

SEMAR
Science Fiction

RANGGONG
Secara popular seperti lakon-lakon ala Flash Gordon.

BOROK
Atau seperti film anak-anak Gogle V dan Gaban

NABI
Memang lakon untuk anak-anak?

SEMAR
Untuk semua umur. Karena lakon ini akan membicarakan sekitar persoalan umur dan uzur

NABI
Kedengarannya sangat menarik. Siapa tokoh utamanya?

SEMAR
Tokoh utama dalam lakon ini, seperti yang sudah-sudah, Waska di manusia hebat perkasa itu. ceritanya sekarang ia sedang kebingungan justru setelah ia Berjaya menandingi alam kalau boleh di sebut Tuhan. Dengan ilmu dan teknologinya yang maha canggih Waska telah berhasil melawan waktu, melawan ajal selain ia Berjaya secara ekonomis. Di tengah kejayaannya itu sebagai manusia, ia kini terbengong-bengong tidak tahu lagi mau apa. Tiba-tiba ia kehilangan arah. Kehilangan tuju. Kehilangan makna, ia merasa sia-sia. Dan cilakanya, ia merasa dimusuhi alam serta hidup karena ia tidak pernah mati.

NABI
Tidak pernah mati?

SEMAR
Tidak pernah mati

RANGGONG
Juga tangan kanannya, Ranggong

BOROK
Juga tangan kirinya, BOROK

NABI
Kasihan. Betapa sengsaranya hidup mereka.

SEMAR
Karena itulah kenapa sekarang mereka bertiga sedang mengarungi galaksi demi galaksi mencari mati.

NABI
Mencari mati

SEMAR
Mencari mati

NABI
Apakah belum juga terbit niat Waska untuk membuka-buka kita lama dan kitab suci?

SEMAR
Bagi Waska, agama sudah seperti Negara. Tidak menarik. Sudah beku, katanya. Ia membutuhkan sesuatu yang hidup karena ia adalah jiwa yang hidup.

(Seketika kedengaran bunyi sinyal tanda bahaya)

BOROK
Modar!

RANGGONG
Waska, kita sedang menuju sebuah Nebula. Pesawat tiba-tiba di luar control.

SEMAR
Permisi tuanku, saya akan kembali memainkan tokoh Waska itu.

NABI
Mau kemana kalian?



WASKA
Ke bulan.

(Sekarang semua lampu sinyal berkedip-kedip sementara lampu penerangan padam)

RANGGONG
Ada kekuatan aneh

BOROK
Modar! Hujan meteor!

WASKA
Kitalah kekuatan itu! tidak ada yang aneh. Primitive! Kitalah ruh itu. kalau ada ruh lain kita pertentangkan ruh kita. Jangan gampang panik. Hanya orang-orang bodoh yang suka panik.

RANGGONG
Arah pesawat kita tidak menentu. Semua tanda dan system tiba-tiba macet

WASKA
Kita yang menentukan arah. Kita yang menentukan system. Dan kita telah tentukan arah kita. Bulan!

(Pesawat itu berpusing-pusing di tengah hujan meteor. Cahaya sebentar-sebentar berganti warna sekilat-sekilat dan deru pun bergemuruh bercampur bunyi pesawat)

NABI
Apapun yang dilakukan mereka tidak cukup kuat untuk menghalangi kita berdoa.

WASKA
Oh, kotornya angkasa! Rongsokan di mana-mana

BOROK
Modar!

RANGGONG
Sampah teknologi di mana-mana. Bangkai roket siapa itu? awas! Hampir saja bangkai-bangkai itu menabrak kita.

NABI
Berdoa!

BOROK
Itu pasti rongsokan satelit Rusia!

RANGGONG
Bukan. Satelit Amerika! Kelihatan genit bentuknya!

WASKA
Musa. Musa.

NABI
Berdoa!

BOROK
Oh, lihatlah monyet yang melayang-layang itu.

RANGGONG
Dan anjing itu! dan apa itu!?

BOROK
Betapa kotornya angkasa. Semua berasal dari bumi kita.

RANGGONG
Belum tentu. Siapa tahu di keluasan tanpa batas ini misteri bertahta, berlapis-lapis sama gas-gas berlapis-lapis. Siapa tahu!?

WASKA
Adam. Adam.

NABI
Berdoa!

WASKA
Oh, bau apa ini?

RANGGONG
Wanginya. Wanginya.

BOROK
Modar! Harumnya!

WASKA
Ilusi! Ilusi!

RANGGONG
Bukan ilusi, Waska. Betul-betul wangi.

BOROK
Betul-betul harum, Waska.

WASKA
Tidak mungkin!

RANGGONG
Kita sedang menyebrangi samudera yang tidak mungkin itu. tidak ada lagi yang tidak mungkin. Tidak ada lagi ilusi. Tidak ada lagi impian. Tidak ada lagi kenyataan. Semua berbaur sekarang. Yang fana dan yang baka. Yang maya dan yang nyata.


BOROK
Modar! Harumnya. Kita seperti tersesat dalam hutan melati dan kenanga.

WASKA
gayah, oh kekosonganku
Gayah, oh rinduku yang nelangsa

RANGGONG
Itulah makam itu

BOROK
Itu sinar! Itu cahaya!

RANGGONG
Itu makam seorang pahlawan yang menolak tirani, seorang pahlawan yang menolak tahta manusia sebagai tahta Tuhan. Pahlawan itu seorang Ibu sederhana, Siti Masitoh namanya

NABI
Beroda! Keburukan dan kebaikan. Kejahatan dan kebajikan sama memerlukan doa

BOROK
Waska menangis, Ranggong

RANGGONG
Kamu menangis, Waska

(Waska segera bangkit. Berang)

WASKA
Siapa yang menangis? Saya tidak pernah menangis! Saya tidak pernah menangis! Bahkan ketika bayi juga saya tidak pernah menangis! Saya tidak pernah menangis karena seluruh tubuh saya sudah membatu.

(Gemuruh deru hilang. Cahaya kembali normal)

RANGGONG
Badai sudah kita lewati dan pesawat ini kembali di bawah control kita.

WASKA
Bulan

BOROK
Bulan

RANGGONG
Indahnya kematian

NABI
Berdoa

NYANYIAN
Awan akan jadi kawan
Sepanjang perjalanan
Kalian tidak akan kesepian
Terbanglah oh ruh, Terbanglah oh ruh
Tuhan di seberang, Menanti kalian
Terbanglah oh ruh, Terbanglah oh, ruh

(Rombongan nyanyian tadi selanjutnya bergerak ke suatu ufuk dalam siluet. Sementara rombongan lain dalam nyanyian lain muncul sambil bergerak ke ufuk yang lain. Sementara rombongan yang lain lagi dan lain lagi dan lain lagi bersama.
Dalam transparan. Dalam cahaya kebiruan menjadi warna dasar. Keculai cahaya khas yang agak kuat pada pesawat itu di mana waska,Ranggong, borok serta robot-robotnya sedang bersiap melakukan pendaratan di bulan)

RANGGONG
Hei, kok kamu mengenakan apa itu? kita tidak memerlukan perlindungan apa-apa lagi. Kita kan keluar dari pesawat ini seperti kita keluar dari bus kota. Segera kita akan terkulai lemas di kawah itu dan segera tubuh kita akan melayang-layang hampa. Buang itu helm dan tabung oksigen.

(Dengan senyum simpul Borok tidak peduli dan terus saja mengenakan segala macam pakaian perlindungan serta segala peralatan untuk menjejakkan kakinya di padang hening lembut sang rembulan. Juga Waska, ia bersiul malah. Entah apa lagunya. Riang sekali dia)

RANGGONG
Hei, kamu juga Waska? Hei, Hei! Kalian ini mau apa sebenarnya? Mau piknik atau mau riset?

(Kedua kawannya sama sekali tak peduli)

RANGGONG
Kalian jadi mau mati atau nggak sih?

BOROK
Lihat ini?

(Tangan kirinya menggenggam)

WASKA
lihat Ini!

(Tangan kirinya menggenggam)

WASKA
kau tahu apa isinya ini?

BOROK
Hayo, apa isinya?

RANGGONG (ternganga)
Mana saya tahu? Ah, kalian kayak anak kecil ah

(Keduanya membuka genggaman. Kosong)

BOROK
Kematian

WASKA
kematian sudah di tangan. Jangan risau. Jangan bimbang. Kapan saja kita mau mati, kita lepaskan pakaian yang berat ini dan helm yang tidak berperasaan ini. Tapi bagaimanapun kita perlu bikin sedikit upacara. Jadi kita pakai dulu ini semua. Kita nikmati sejenak hidup. Kita mainkan sejenak hidup. Kita ledek sejenak hidup. Sambil kita saksikan apa-apa saja yang berubah di satelit yang hening dan romantic ini. Setelah puas, kita akan ucapkan salam perpisahan kepada hidup sambil melepaskan helm ini dan melempar jauh-jauh tabung oksigen ini.

RANGGONG
Jadi?

BOROK
Lengkapilah dulu dirimu dengan segala macam pakaian dan alat seolah-olah kamu tidak hendak mati. Seolah-olah kamu Neil Armstrong yang primitif itu, takut-takut menginjakkan kaki di tanah gembur sang rembulan.

WASKA
kita kan menjejakkan kaki kita di kawah Tycho di mana bersilangan dua berkas cahaya yang pernah disapukan Kandinsky.

BOROK
Segeralah. Kita akan menonton teater murni yang paling memesona.

WASKA
Kita akan saksikan koreografi hening dengan iringan kebeningan musik hening

BOROK
Kasih tangan

(Lalu ketiga tangan kiri mereka beremasan dan teracung ke atas)

WASKA
kita adalah trisula yang akan menerobos langit.

(Lalu tak ada suara dan tak bunyi sama sekali. Hening. Dan segala sesuatu menjadi kebiruan)

WASKA
Kita turun


BOROK
Bulan

RANGGONG
Alangkah hening bening kematian. Keindahan tak berkesudahan

(Lalu ketiganya turun begitu rupa seperti memasuki suatu kenikmatan yang menelerkan. Dalam pakaian dan helm masing-masing yang memberati mereka turun. Setengah mengapung mereka. Setengah menari mereka.
Beberapa saat mereka Cuma seperti itu. menari? Mengapung? Koreografi hening dalam bentuk musik hening. Selanjutnya Waska diam. Hanya sesekali oleng. Ia seperti sedang menatap sesuatu di kejauhan. Ranggong juga begitu. Borok juga begitu. kalau nanti mereka bercakap pastilah suara mereka berbeda karena mereka menggunakan hubungan radio)

WASKA
Indahnya

RANGGONG
Semuanya gemulai di sini

BOROK
Modar! Masing-masing bergerombol. Setiap gerombolan bergerak, berjalan, oh, tidak. Lebih tepat mereka disebut menari

RANGGONG
Semuanya gemulai di sini

WASKA
Indahnya

BOROK
Mereka menyanyi tapi suara mereka segera menjadi lampau dan hampa

RANGGONG
Semua rombongan bergerak menari menuju ke suatu sumber cahaya di suatu perbukitan

BOROK
Apennines

RANGGONG
Bukan. Bukit lain yang tidak sempat direkam oleh misi manapun

WASKA
Sebetulnya hidup itu indah. Bukan. Bukan hidup. Alam. Ya, sebenarnya alam itu indah. Dan bagi alam tak ada hidup tak ada mati

BOROK
Tak habis-habisnya rombongan demi rombongan bergerak menari menyanyi menuju bukit itu.

RANGGONG
Ternyata telah terjadi suatu perubahan besar di bulan dan kita luput mengikutinya karena selama ini kita begitu terpukau oleh rahasia Saturnus

WASKA
Menara-menara dan kubah-kubah plastis dari cahaya. Berjuta berlaksa menara dan kubah sama sekali tidak menyesakkan ruang karena semuanya terbangun oleh cahaya. Warna tak terumuskan dan garis bahkan lebih alit dari benang cahaya

BOROK
Pembangunan. Pembangunan. Apa yang terjadi di bulan ini bukan lagi teknologi tapi sudah mendekati aji-aji. Lebih canggih. Ultra-Super-High-Tech! semua serba ultra!

RANGGONG
Waska, lihat diantara para pemain dawai

WASKA (Ternganga)
Gayah, Gayahku! Ia diantara para penyanyi. Ia rupanya penyanyi utamanya. Soloist! Sopranoku! Penyanyiku!

(Ketiganya munur seolah seang menyaksikan suatu pertunjukan yang menakjubkan)

WASKA
Merdunya ia menyanyi

RANGGONG
Merdunya

BOROK
Oh, aria dari opera yang mana? Siapa penciptanya?

RANGGONG
Sepertinya ia sendiri penciptanya. Semua orang menciptakan nyanyian sendiri-sendiri tapi begitu rupa jalinan mereka seolah mereka satu jiwa

BOROK
Seluruh tubuh Bi Gayah yang muda seperti ikut mengalir bersama nyanyian itu

WASKA
Cantiknya ia menyanyi


(Muncul Gayah bersama para penyanyi lain dalam arakan hening penuh cahaya kemilau. Mereka menyanyi tanpa suara. Juga ketika Bi Gayah menyanyi tunggal tanpa suara)

0 komentar

Posting Komentar