PENGARANG
Bagian berikut sandiwara ini
bagian yang paling kasar. Dengan ini diumumkan kepada siapa saja yang berhati
bangsawan supaya bangkit dari tempat duduknya dan meninggalkannya. Selain itu
bagi siapa saja yang merasa tidak punya kepentingan dengan persoalan makan dan
pendidikan dipersilakan tidur sejenak untuk memimpikan sandiwara lain yang
lembut
SEMAR
He yang bicara! Kamu sendiri silakan
tutup mulut dan menyingkir. Sandiwara ini akan memulai babaknya yang pertama.
Tapi sebelumnya akan saya perkenalkan barisan pemainnya
LALU DIA MEMPERKENALKAN SEMUA
PEMAIN. DAN BEGITU SELESAI MUSIK PEMBUKAANPUN DIBUNYIKAN
NABI
Lakon apa Semar?
SEMAR
Kisah cinta sandek dan Oni
NABI
Apa latar belakangnya?
SEMAR
Masalah tenaga kerja alias
perburuhan dan peraturan-peraturannya
NABI
Berapa babak?
SEMAR
Babaknya bertele-tele. Pokoknya
sampe babak belur. Maaf, pertunjukan akan kami mulai.
NABI
Silakan
SEMAR
Para penonton yang berbahagia
maupun yang tidak, sandiwara ini akan dimulai dengan adegan tidur
NABI
Kok tidur lagi kayak adegan-adegan
sebelumnya?
SEMAR
Harap dicatat. Adegan ini sama
sekali tidak bermaksud menggambarkan bahwa orang-orang di sini suka sekali
tidur lantaran matahari kelewat dekat. Khusus mengenai adegan ini pengarangnya
menjelaskan bahwa pada saat tidur, justri sebenarnya kita bangun. Permisi,
adegan akan dilanjutkan lagi. Para pemain saya persilakan tidur atau tepatnya
pura-pura tidur
MEREKA SEMUA TIDUR
SEMAR
Daripada susah-susah berasosiasi
dan juga mengingat segi-segi teknis, saya jelaskan saja secara singkat bahwa
pada saat sekarang, pentas sedang kita anggap sebagai suatu daerah perkampungan
jorok di suatu kota besar yang semrawut. Waktu kira-kira menjelang fajar
SEPI SEBENTAR
SEMAR
Fajarnya sudah datang sekarang
SEPI SEBENTAR
SEMAR
Jangan kaget, ada dua fajar yang datang.
Fajar yang bernama Surya dan Fajar yang bernama Sandek
KOOR
Sandek
SANDEK LEWAT. ANGGUN DIA. BAGAI
KIJANG KENCANA
SEMAR
Coba terka. Apa yang dilakukan
oleh pemuda itu pagi buta seperti ini? Bayangkan. Sinar di langit baru beberapa
helai, gelap masih sangat rapat mengepung lorong-lorong jorok yang pengap itu.
Dan Sandek berjalan seorang diri sambil bersiul-siul jali-jali. Sialan! Dia ke
rumah pacarnya. Si Oni. Oit! Dia hampir saja melihat saya. Saya harus sembunyi.
Lebih baik saya ngintip. Lagian paling nikmat ngintip orang pacaran. Hehehe….
SEMAR BERSEMBUNYI DI SUATU TEMPAT
YANG TERLINDUNG DAN NGINTIP, SANDEK MUNCUL LAGI DENGAN SELEMBAR KERTAS DI
TANGAN. IA MENDEKATI GUBUK ONI. SETELAH IA AMATI SEPUTAR DAN MERASA YAKIN BAHWA
TIDAK ADA ORANG LAIN YANG MEMPERHATIKAN LALU IA PUNGUT SEBUTIR KERIKIL. IA
LEMPAR KE JENDELA ONI YANG SEPERTI KANDANG AYAM. DAN SEBENTAR KEMUDIAN
TERBUKALAH JENDELA ITU. DAN NONGOLLAH ONI SAMBIL MENGGELIAT.
SANDEK
Oni
ONI
Sandek
SANDEK (Nyanyi)
Di sela-sela sinar fajar
Tidakkah kau lihat binar-berbinar
Cinta panasku memancar?
Bersama angia pagi
Cintaku menyusup menembus
Celah gedek gubukmu
O biarkan mengelus halus kulitmu
Oni….
ONI
Sandek fajarku. Suratmu semalaman
kubaca berkali-kali. Pada jam sepuluh lima saya baca. Pada jam setengah tiga
saya ngelilir saya baca lagi tujuh kali. Dan barusan tadi saya ulangi lagi
sebelas kali
SANDEK
Suratmu Cuma satu kali saya baca
tapi langsung saya hapal luar kepala biarpun panjangnya lima belas halaman
folio. Oni, terimalah suratku lagi dan bacalah sambil sarapan serabi
SETELAH MEMBERATINYA DENGAN
PECAHAN GENTENG, SANDEK MELEMPARKAN KERTAS ITU DAN SECARA TANGKAS ONI
MENANGKAPNYA, LALU DENGAN BERDEBAR DIBACANYA SEMENTARA SAYUP-SAYUP KEDENGARAN
NYANYIAN ORANG-ORANG
KOOR
Bangun! Bangun!
Hari sudah siang!
Bangun! Bangun!
Hari sudah siang!
Kalau tidak bangun tidak makan
Kalau tidak makan ntar dimakan
Ingatlah anak istri keluarga kita
Selain cinta mereka juga butuh harta
Ayo! Ayo!
Hari sudah siang!
Dengar! Dengar!
Pabrik mulai ngaum!
Ayo! Ayo!
Jangan loyo! Dst
BARISAN ORANG-ORANG YANG SEDANG
BERANGKAT KERJA ITU MUNCUL DAN SAMBIL TERUS MENYANYI MEREKA LEWAT. DAN KETIKA
SUARA-SUARA MEREKA SEMAKIN SAYUP, ONI SELESAI MEMBACA SURAT ITU. SEBENTAR IA
PANDANGI SANDEK, TAPI TIBA-TIBA IA TUTUP MUKANYA DENGAN KERTAS ITU. MALU DIA!
ONI
Betul, Sandek?
SANDEK
Suratku bukan surat kabar, Oni,
yang kebenarannya masih perlu diuji
ONI
Para penonton, Sandek melamar
saya. Padahal saya masih ingusan. Malu saya. Belum-belum haid kok
SANDEK
Oni purnamaku
ONI
Sandek suryaku
SANDEK
Mau kan kamu jadi istriku?
ONI
Aku hanya mau kamu jadi suamiku
SANDEK
Dua tahun lagi, pasti saya punya
apa-apa kalau saya rajin bekerja mulai sekarang
ONI
Dua tahun lagi, pasti saya sudah
haid
SANDEK
Kita akan kawin
ONI
Kita akan punya anak
SANDEK
Kita akan punya cicit
ONI
Kita akan punya buyut
SANDEK
Kita akan punya Cangga
ONI
Kita akan punya dunia
SANDEK
Kita akan punya akherat
ONI
Dunia akan punya Sandek
SANDEK
Dunia akan punya Oni
ONI
Sandek
SANDEK
Oni
ONI
Oni nanti minta mas kawin
SANDEK
Sebutkan, Oni. Sebutkan
ONI
Bunga
SANDEK
Bunga apa oni?
ONI
Bunga rumput dan bunga alang-alang
MEREKA BEREMASAN TANGAN SEMENTARA
BARISAN ORANG-ORANG YANG SEDANG BERANGKAT KE PABRIK TADI MUNCUL LAGI SAMBIL
MENYANYI DALAM SEMANGAT YANG MASIH HANGAT. BARISAN INI AKAN MENYAPA SANDEK DAN
ONI.MEREKA LARUT BERSAMA BARISAN YANG PANJANG ITU DAN LARUT PULA DALAM
NYANYIAN.
MAKIN LAMA CAHAYA MAKIN TERANG DAN
BERSAMAAN DENGAN ITU BARISAN MENYUSUN DIRI MASING-MASING SEDEMIKIAN RUPA
SEHINGGA DALAM SEKEJAP TERCIPTA SUATU ADEGAN YANG MELUKISKAN KEGIATAN SUATU
PABRIK DENGAN SEGALA MACAM MESIN-MESINNYA. NYANYIAN MEREKA SEMAKIN BERSEMANGAT!
DAN SETELAH KEDENGARAN BUNYI
SIRINE, MULAILAH KEGIATAN-KEGIATAN. ADEGAN SAMA SEKALI MELUKISKAN MESIN RAKSASA
YANG SEDANG BEKERJA. DAN APABILA TERDENGAR BUNYI SIRINE LAGI, MESIN ITU
BERHENTI KERJA DAN ORANG-ORANG LALU MAKAN. DAN APABILA TERDENGAR LAGI SIRINE
ITU KEMBALI MESIN ITU BEKERJA. DAN APABILA DAN APABILA DAN APABILA DST.
BERULANG-ULANG. DAN SEMAKIN LAMA CAHAYA SEMAKIN TERANG HINGGA PADA SUATU SAAT
MENYILAUKAN!
LALU LAYAR TURUN! DAN SETELAH
SEMUA LAMPU PENONTON MENYALA, BURU-BURU MUNCUL SEMAR DALAM PAKAIAN MALAM YANG
RESMI. MAKSUD SAYA JAS KOMPLIT! DAN DENGAN MIKROPON DI TANGAN IA BERDIRI DI
DEPAN LAYAR.
SEMAR
Beribu maaf, para penonton. Layar
terpaksa kami turunkan karena – coba karena apa? (Ketawa) Apapun jawaban
anda pasti keliru, karena… coba terka lagi! Karena apa? (Ketawa)
pokoknya siapa salah pasti salah. Yang benar Cuma saya. Wong saya sutradara,
he! (Ketawa) begini, para
penonton. Kalau tidak segera kami ambil tindakan pengamanan dengan menurunkan layar
pasti bencana kesenian ini tak akan dapat kita hindari di tempat ini
Bayangkan, coba. Menurut catatan
pengarang sandiwara ini adegan yang amat bersahaja tadi harus sanggup
melukiskan kegaiatan rutin para pekerja alias buruh sejak jaman revolusi indsutri
pertama di Inggris, bahkan kalau mungkin – katanya secara lisan baru saja –
sejak jaman gilda-gilda di Eropa sampai hari ini, dan kalau mungkin
instruksinya secara telegrafis beberapa detik yang lalu – sampai kiamat nanti.
Apa tidak gila, pengarang yang sok itu? Apa dia pikir ini film?
SEORANG ANAK MUDA MUNCUL SAMBIL
MENYEDOT MINUMAN DALAM KARTON
SEMAR
Sembarangan! Apa dia pikir dia itu
Tuhan? Kampungan!
ANAK MUDA
Tidak kok. Dia tidak pernah
berpikir begitu
SEMAR
Jangan belain! Sini minumannya!
ANAK MUDA MEMBERIKAN AIR
MINUMANNYA DAN SEMAR MEMINUMNYA TUNTAS
ANAK MUDA
Lagian dia Cuma ceplas-ceplos
saja. Dan di seni sandiwara…
SEMAR
Sudah pegi sana! Akar masih pendek
mau ikut nimbrung urusan falsafah
(anak muda sambil bersungut pergi)
Anda tahu siapa anak muda tadi?
Dia adalah anak seorang pemilik pabrik yang terbesar di kawasan industri ini!
TERDENGAR BUNYI LETUSAN SENAPAN
DAN SEMAR TERKULAI MATI!
BEBERAPA SAAT KEMUDIAN MUNCUL
PEMILIK PABRIK DENGAN SENAPAN BERBURU. DUA ORANG PEMBANTUNYA BURU-BURU
MENDEKATI MAYAT ITU DAN AKAN MENYERETNYA
PEMILIK
Buat apa?
SESEORANG
Binatang ini aneh, tuan. Kita air
keras!
YANG LAIN
Sangat bagus buat pajangan di
dekat pediangan
PEMILIK
Murahan! Ayolah, kita cari babi
yang lebih liar!
MEREKA PERGI. BEBERAPA SAAT
KEMUDIAN SEMAR BANGKIT
SEMAR
Tidak usah terkejut. Yang mati
tadi bukan saya. Tapi si Emod. Seorang tuli pelabuhan. Dia kejatuhan sekarung
beras! Lalu siapakah ketiga mahluk aneh tadi? Mereka adalah pengusaha-pengusaha
BUNYI LETUSAN SENAPAN LAGI. SEMAR MATI
LAGI. BEBERAPA SAAT KEMUDIAN PEMILIK PABRIK DAN PEMBANTU-PEMBANTUNYA MUNCUL
LAGI
PEMILIK
Cepat, anjing! Masukan mayat itu
ke dalam mixer!
SESEORANG
Sudah beres, tuan
PEMILIK
Bagus, siapkan berkas-berkasnya
YANG LAIN
Sudah beres, tuan. Pers release
juga sudah disiarkan
PEMILIK
Bagus! Babi hutan itu akan jadi
fosil!
YANG SATU
Kalau begitu dipandang dari sudut
ilmu pengetahuan murni kita ini sangat berjasa, tuan, karena kita sebagai
pengusaha yang selama ini dianggap sebagai binatang ternyata begitu sadar akan
masa depan dunia. Paling sedikit ilmu harus berterima kasih pada kita
0 komentar
Posting Komentar