Jumat, 16 Desember 2016

Naskah Drama Orkes Madun 3 Bagian 3

PENGARANG
Bagian berikut sandiwara ini bagian yang paling kasar. Dengan ini diumumkan kepada siapa saja yang berhati bangsawan supaya bangkit dari tempat duduknya dan meninggalkannya. Selain itu bagi siapa saja yang merasa tidak punya kepentingan dengan persoalan makan dan pendidikan dipersilakan tidur sejenak untuk memimpikan sandiwara lain yang lembut

SEMAR
He yang bicara! Kamu sendiri silakan tutup mulut dan menyingkir. Sandiwara ini akan memulai babaknya yang pertama. Tapi sebelumnya akan saya perkenalkan barisan pemainnya

LALU DIA MEMPERKENALKAN SEMUA PEMAIN. DAN BEGITU SELESAI MUSIK PEMBUKAANPUN DIBUNYIKAN

NABI
Lakon apa Semar?

SEMAR
Kisah cinta sandek dan Oni

NABI
Apa latar belakangnya?

SEMAR
Masalah tenaga kerja alias perburuhan dan peraturan-peraturannya

NABI
Berapa babak?

SEMAR
Babaknya bertele-tele. Pokoknya sampe babak belur. Maaf, pertunjukan akan kami mulai.

NABI
Silakan

SEMAR
Para penonton yang berbahagia maupun yang tidak, sandiwara ini akan dimulai dengan adegan tidur

NABI
Kok tidur lagi kayak adegan-adegan sebelumnya?

SEMAR
Harap dicatat. Adegan ini sama sekali tidak bermaksud menggambarkan bahwa orang-orang di sini suka sekali tidur lantaran matahari kelewat dekat. Khusus mengenai adegan ini pengarangnya menjelaskan bahwa pada saat tidur, justri sebenarnya kita bangun. Permisi, adegan akan dilanjutkan lagi. Para pemain saya persilakan tidur atau tepatnya pura-pura tidur

MEREKA SEMUA TIDUR

SEMAR
Daripada susah-susah berasosiasi dan juga mengingat segi-segi teknis, saya jelaskan saja secara singkat bahwa pada saat sekarang, pentas sedang kita anggap sebagai suatu daerah perkampungan jorok di suatu kota besar yang semrawut. Waktu kira-kira menjelang fajar

SEPI SEBENTAR

SEMAR
Fajarnya sudah datang sekarang

SEPI SEBENTAR

SEMAR
Jangan kaget, ada dua fajar yang datang. Fajar yang bernama Surya dan Fajar yang bernama Sandek

KOOR
Sandek

SANDEK LEWAT. ANGGUN DIA. BAGAI KIJANG KENCANA

SEMAR
Coba terka. Apa yang dilakukan oleh pemuda itu pagi buta seperti ini? Bayangkan. Sinar di langit baru beberapa helai, gelap masih sangat rapat mengepung lorong-lorong jorok yang pengap itu. Dan Sandek berjalan seorang diri sambil bersiul-siul jali-jali. Sialan! Dia ke rumah pacarnya. Si Oni. Oit! Dia hampir saja melihat saya. Saya harus sembunyi. Lebih baik saya ngintip. Lagian paling nikmat ngintip orang pacaran. Hehehe….

SEMAR BERSEMBUNYI DI SUATU TEMPAT YANG TERLINDUNG DAN NGINTIP, SANDEK MUNCUL LAGI DENGAN SELEMBAR KERTAS DI TANGAN. IA MENDEKATI GUBUK ONI. SETELAH IA AMATI SEPUTAR DAN MERASA YAKIN BAHWA TIDAK ADA ORANG LAIN YANG MEMPERHATIKAN LALU IA PUNGUT SEBUTIR KERIKIL. IA LEMPAR KE JENDELA ONI YANG SEPERTI KANDANG AYAM. DAN SEBENTAR KEMUDIAN TERBUKALAH JENDELA ITU. DAN NONGOLLAH ONI SAMBIL MENGGELIAT.

SANDEK
Oni

ONI
Sandek

SANDEK (Nyanyi)
Di sela-sela sinar fajar
Tidakkah kau lihat binar-berbinar
Cinta panasku memancar?

Bersama angia pagi
Cintaku menyusup menembus
Celah gedek gubukmu
O biarkan mengelus halus kulitmu
Oni….

ONI
Sandek fajarku. Suratmu semalaman kubaca berkali-kali. Pada jam sepuluh lima saya baca. Pada jam setengah tiga saya ngelilir saya baca lagi tujuh kali. Dan barusan tadi saya ulangi lagi sebelas kali

SANDEK
Suratmu Cuma satu kali saya baca tapi langsung saya hapal luar kepala biarpun panjangnya lima belas halaman folio. Oni, terimalah suratku lagi dan bacalah sambil sarapan serabi

SETELAH MEMBERATINYA DENGAN PECAHAN GENTENG, SANDEK MELEMPARKAN KERTAS ITU DAN SECARA TANGKAS ONI MENANGKAPNYA, LALU DENGAN BERDEBAR DIBACANYA SEMENTARA SAYUP-SAYUP KEDENGARAN NYANYIAN ORANG-ORANG

KOOR
Bangun! Bangun!
Hari sudah siang!
Bangun! Bangun!
Hari sudah siang!

Kalau tidak bangun tidak makan
Kalau tidak makan ntar dimakan
Ingatlah anak istri keluarga kita
Selain cinta mereka juga butuh harta

Ayo! Ayo!
Hari sudah siang!
Dengar! Dengar!
Pabrik mulai ngaum!

Ayo! Ayo!
Jangan loyo! Dst

BARISAN ORANG-ORANG YANG SEDANG BERANGKAT KERJA ITU MUNCUL DAN SAMBIL TERUS MENYANYI MEREKA LEWAT. DAN KETIKA SUARA-SUARA MEREKA SEMAKIN SAYUP, ONI SELESAI MEMBACA SURAT ITU. SEBENTAR IA PANDANGI SANDEK, TAPI TIBA-TIBA IA TUTUP MUKANYA DENGAN KERTAS ITU. MALU DIA!

ONI
Betul, Sandek?

SANDEK
Suratku bukan surat kabar, Oni, yang kebenarannya masih perlu diuji

ONI
Para penonton, Sandek melamar saya. Padahal saya masih ingusan. Malu saya. Belum-belum haid kok

SANDEK
Oni purnamaku

ONI
Sandek suryaku

SANDEK
Mau kan kamu jadi istriku?

ONI
Aku hanya mau kamu jadi suamiku

SANDEK
Dua tahun lagi, pasti saya punya apa-apa kalau saya rajin bekerja mulai sekarang

ONI
Dua tahun lagi, pasti saya sudah haid

SANDEK
Kita akan kawin

ONI
Kita akan punya anak

SANDEK
Kita akan punya cicit

ONI
Kita akan punya buyut

SANDEK
Kita akan punya Cangga

ONI
Kita akan punya dunia

SANDEK
Kita akan punya akherat

ONI
Dunia akan punya Sandek

SANDEK
Dunia akan punya Oni

ONI
Sandek

SANDEK
Oni

ONI
Oni nanti minta mas kawin

SANDEK
Sebutkan, Oni. Sebutkan

ONI
Bunga

SANDEK
Bunga apa oni?

ONI
Bunga rumput dan bunga alang-alang

MEREKA BEREMASAN TANGAN SEMENTARA BARISAN ORANG-ORANG YANG SEDANG BERANGKAT KE PABRIK TADI MUNCUL LAGI SAMBIL MENYANYI DALAM SEMANGAT YANG MASIH HANGAT. BARISAN INI AKAN MENYAPA SANDEK DAN ONI.MEREKA LARUT BERSAMA BARISAN YANG PANJANG ITU DAN LARUT PULA DALAM NYANYIAN.

MAKIN LAMA CAHAYA MAKIN TERANG DAN BERSAMAAN DENGAN ITU BARISAN MENYUSUN DIRI MASING-MASING SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA DALAM SEKEJAP TERCIPTA SUATU ADEGAN YANG MELUKISKAN KEGIATAN SUATU PABRIK DENGAN SEGALA MACAM MESIN-MESINNYA. NYANYIAN MEREKA SEMAKIN BERSEMANGAT!

DAN SETELAH KEDENGARAN BUNYI SIRINE, MULAILAH KEGIATAN-KEGIATAN. ADEGAN SAMA SEKALI MELUKISKAN MESIN RAKSASA YANG SEDANG BEKERJA. DAN APABILA TERDENGAR BUNYI SIRINE LAGI, MESIN ITU BERHENTI KERJA DAN ORANG-ORANG LALU MAKAN. DAN APABILA TERDENGAR LAGI SIRINE ITU KEMBALI MESIN ITU BEKERJA. DAN APABILA DAN APABILA DAN APABILA DST. BERULANG-ULANG. DAN SEMAKIN LAMA CAHAYA SEMAKIN TERANG HINGGA PADA SUATU SAAT MENYILAUKAN!

LALU LAYAR TURUN! DAN SETELAH SEMUA LAMPU PENONTON MENYALA, BURU-BURU MUNCUL SEMAR DALAM PAKAIAN MALAM YANG RESMI. MAKSUD SAYA JAS KOMPLIT! DAN DENGAN MIKROPON DI TANGAN IA BERDIRI DI DEPAN LAYAR.

SEMAR
Beribu maaf, para penonton. Layar terpaksa kami turunkan karena – coba karena apa? (Ketawa) Apapun jawaban anda pasti keliru, karena… coba terka lagi! Karena apa? (Ketawa) pokoknya siapa salah pasti salah. Yang benar Cuma saya. Wong saya sutradara, he! (Ketawa)  begini, para penonton. Kalau tidak segera kami ambil tindakan pengamanan dengan menurunkan layar pasti bencana kesenian ini tak akan dapat kita hindari di tempat ini
Bayangkan, coba. Menurut catatan pengarang sandiwara ini adegan yang amat bersahaja tadi harus sanggup melukiskan kegaiatan rutin para pekerja alias buruh sejak jaman revolusi indsutri pertama di Inggris, bahkan kalau mungkin – katanya secara lisan baru saja – sejak jaman gilda-gilda di Eropa sampai hari ini, dan kalau mungkin instruksinya secara telegrafis beberapa detik yang lalu – sampai kiamat nanti. Apa tidak gila, pengarang yang sok itu? Apa dia pikir ini film?

SEORANG ANAK MUDA MUNCUL SAMBIL MENYEDOT MINUMAN DALAM KARTON

SEMAR
Sembarangan! Apa dia pikir dia itu Tuhan? Kampungan!

ANAK MUDA
Tidak kok. Dia tidak pernah berpikir begitu

SEMAR
Jangan belain! Sini minumannya!

ANAK MUDA MEMBERIKAN AIR MINUMANNYA DAN SEMAR MEMINUMNYA TUNTAS

ANAK MUDA
Lagian dia Cuma ceplas-ceplos saja. Dan di seni sandiwara…

SEMAR
Sudah pegi sana! Akar masih pendek mau ikut nimbrung urusan falsafah
(anak muda sambil bersungut pergi)
Anda tahu siapa anak muda tadi? Dia adalah anak seorang pemilik pabrik yang terbesar di kawasan industri ini!

TERDENGAR BUNYI LETUSAN SENAPAN DAN SEMAR TERKULAI MATI!
BEBERAPA SAAT KEMUDIAN MUNCUL PEMILIK PABRIK DENGAN SENAPAN BERBURU. DUA ORANG PEMBANTUNYA BURU-BURU MENDEKATI MAYAT ITU DAN AKAN MENYERETNYA

PEMILIK
Buat apa?

SESEORANG
Binatang ini aneh, tuan. Kita air keras!

YANG LAIN
Sangat bagus buat pajangan di dekat pediangan

PEMILIK
Murahan! Ayolah, kita cari babi yang lebih liar!

MEREKA PERGI. BEBERAPA SAAT KEMUDIAN SEMAR BANGKIT

SEMAR
Tidak usah terkejut. Yang mati tadi bukan saya. Tapi si Emod. Seorang tuli pelabuhan. Dia kejatuhan sekarung beras! Lalu siapakah ketiga mahluk aneh tadi? Mereka adalah pengusaha-pengusaha

BUNYI LETUSAN SENAPAN LAGI. SEMAR MATI LAGI. BEBERAPA SAAT KEMUDIAN PEMILIK PABRIK DAN PEMBANTU-PEMBANTUNYA MUNCUL LAGI

PEMILIK
Cepat, anjing! Masukan mayat itu ke dalam mixer!

SESEORANG
Sudah beres, tuan

PEMILIK
Bagus, siapkan berkas-berkasnya

YANG LAIN
Sudah beres, tuan. Pers release juga sudah disiarkan

PEMILIK
Bagus! Babi hutan itu akan jadi fosil!

YANG SATU

Kalau begitu dipandang dari sudut ilmu pengetahuan murni kita ini sangat berjasa, tuan, karena kita sebagai pengusaha yang selama ini dianggap sebagai binatang ternyata begitu sadar akan masa depan dunia. Paling sedikit ilmu harus berterima kasih pada kita

0 komentar

Posting Komentar