Jumat, 16 Desember 2016

Naskah Drama ORKES MADUN 3 Bagian 1

SATU

SEMUA ORANG MAU LEPAS DARI IKATAN APAPUN NAMANYA. DARAH MENGALIR BEREDAR, MAU LELUASA. GERAKAN TIDAK LAGI MAU MEMPUNYAI BENTUK. SUARA TIDAK MAU LAGI MEMPUNYAI HURUF. WAKTU DAN TEMPAT CAIR. JUGA ISINYA. YANG ADA CUMA RUH.

SANDEK
Saya mau bicara. Saya mau bicara

(Tidak ada sahutan. semua diam. semua diam. diam dan aneh. mereka sudah menyimpan suatu rahasia yang menakutkan)

Saya mau didengarkan

(Seseorang menembak lawannya)

saya mau didengarkan!

(Orang itu menembak dirinya sendiri)

Saya perlu kawan. Saya perlu kawan
Saya tidak biasa sendirian. Saya tidak
bisa terus-terusan jadi solis. Saya perlu orkes
lalu saya perlu penonton
lalu saya perlu menonton

(Lalu dia ngamuk. lalu dia setanan. lalu orang-orang memburunya. lalu orang-orang menangkapnya. lalu orang menyalibnya. dan ketika ia mengamuk tadi dia mengucapkan segala macam kata-kata jorok. dalam berbagai bahasa dan dialek)

Bapa! Bapa!

WASKA
Anak cengeng! Cuah!

SANDEK
Bapa! Bapa!

WASKA
Bodong! Berhenti kamu jadi orang!

SANDEK
Bapa! Bapa! Bapa!

WASKA
Memalukan! Ranggong!

RANGGONG
Ya, Bapa!

WASKA
Borok!

BOROK
Ya, Bapak!

WASKA
Siapa nama domba cempe itu?

RANGGONG
Sandek, Bapa. Sandek.

WASKA
Sandek? Siapa dia?

BOROK
Anak bapa. Anak tercinta

WASKA
Cuah! Anak dari ibu yang mana? Begitu banyak perempuan yang kucintai. Begitu banyak perempuan yang kutiduri. Tentu saja semua orang mengaku anak kepada saya

RANGGONG
Bapa, Sandek benar-benar anak Bapak. Benih bapa yang tercecer di pesisir yang diperam rahim seorang perawan anak nelayan yang tidak punya tangan

SANDEK
Bapa! Bapa! Minta gula-gula!

WASKA
Diam, monyet! Kalau tidak juga mau diam dan tetap merengek saya masukan lagi kamu bulat-bulat ke dalam rahim ibumu yang khianat itu!

SANDEK
Ibu tidak khianat. Ibu suka gula-gula. Sekarang Sandek pengin gula-gula. Yang mereknya…

WASKA
Jangan bicara merek! Baru lahir sudah dagang. Jadi apa kamu besar nanti!? Borok!

LALU BOROK MEMBERI MINUM SANDEK DAN SANDEK MEMUNTAHKANNYA. DAN LALU RANGGONG MENEMPELENGNYA

SANDEK
Minuman apa tadi, bapa?

BOROK
Darah macan

RANGGONG
Saya campur sedikit dengan darah saya

SANDEK
Bapa

WASKA
Kenapa?

SANDEK
Enak

WASKA
Namanya anak. Musti disusui. Kalau ada anak yang tidak disusui di dalam sejarah Cuma saya. Karena saya selalu cari susu sendiri. Tidak ada seorang ibu pun di dunia yang menerima saya. Kadang-kadang saya berpikir apa saya ini dilahirkan dari laki-laki? Borok, siapkan segala sesuatunya.

BOROK
Stempel sudah siap

RANGGONG
Api juga sudah siap

WASKA
Bakar besi dan lekatkan di jidatnya. Dia harus berlatih merasakan hidup ini dan sebentar lagi dia tidak akan pernah bisa memungkiri bahwa dia anak jadah! (Meraung) Tuhan! Saksikan ini!

Setiap orang bangkit dan melek dengan pandangan ketakutan. Lalu Borok dan Ranggong mengerjakan siksaan itu, sementara orang-orang menyaksikannya dengan ketakutan

SEMUA
Sandek
Sandek
Sandek

WASKA
Sekarang hidup
Kita rebut
Pesta
Demi pesta
Pemberontakan di penjara
Mulai
Bersama matahari
Mulai! Kita ciptakan
Cuaca!

LALU MEREKA BERPESTA. SUNATAN. ARAK-ARAKAN SANDEK DENGAN IRINGAN REBANA DAN KEMBANG MANGGAR. BERAS KUNYIT DITABUR-TABURKAN DAN ORANG BANYAK, TERUTAMA ANAK-ANAK BEREBUT MENDAPATKAN UANG LOGAM YANG DITEBARKAN. SEMENTARA ITU KEMBALI SANDEK MENCOBA MENGAJAK BICARA ORANG-ORANG TAPI TIDAK SEORANG PUN YANG MEMPEDULIKANNYA. IA JADI KESAL. LALU IA MENYINGKIR DAN MENYEPI DI SUDUT PENTAS, MEMBELAKANGI ORANG-ORANG.

ONI, GADIS INGUSAN, PEKERJA INGUSAN, DALAM PAKAIANNYA YANG SANGAT SEDERHANA MUNCUL. ONI JUGA MELAKUKAN PERSIS SEPERTI APA YANG DILAKUKAN SANDEK TADI. IA JADI KESAL, LALU IA MENYINGKIR DAN MENEPI DI SUDUT PENTAS, MEMBELAKANGI ORANG-ORANG

KETIKA TERDENGAR BESI DIPUKUL DUA KALI, CAHAYA PENTAS AGAK MEREDUP. DAN SEKETIKA SEMUA DIAM. HENING. DAN SEMUA SIAP MENDENGARKAN. DAN LALU WASKA NAIK KE SUATU TEMPAT YANG PALING TINGGI DIIKUTI PEMBANTU-PEMBANTUNYA. RANGGONG DAN BOROK.

WASKA
Anak-anakku

SEMUA
Ya, bapak

WASKA (Pada Borok)
Borok, absen!

LALU BOROK MENGABSEN DAN MASING-MASING PEMAIN MENYAHUT. SEMUANYA MEMAINKAN WAKIL-WAKIL BURUH DARI BERBAGAI DAERAH INDUSTRI

WASKA
Anak-anakku

SEMUA
Ya, bapa

WASKA
Sebetulnya malam ini pengin sekali saya menangis

SEMUA
Jangan, bapa

WASKA
Ya, saya tahu, anak sundel! Bukan itu maksud saya. Kalau pun keadaan mengizinkan saya juga tidak bisa menangis. Bahkan ketika dilahirkan, saya tidak menangis. Ada yang salah dalam tubuh saya, juga dalam ruh saya. Kelahirans saya kelahiran hening. Barangkali sehening tatkala semesta belum diciptakan tatkala Tuhan masih sendirian.
Tapi, pada saat-saat perpisahan seperti ini, setetes saja airmata kalau ada, tapi tak ada. Baik, baik. Kalau air mata tidak punya, saya masih punya cinta. Gayah

BIGAYAH
Ya, Waska

WASKA
Ai lof you

BIGAYAH
Kamu selalu main-main, Waska. Itu yang membuat saya betah. Tapi kamu tidak pernah bisa tenang

WASKA
Darah saya selalu melonjak-lonjak liar, Gayah. Saya tidak pernah bisa menjinakannya. Sorri.

BIGAYAH
Waska

WASKA
Kenapa? Minta puntung bekas saya lagi?

BIGAYAH
Peluk saya untuk penghabisan kali. Setelah itu biarkan kita mati

WASKA
Kamu itu betul-betul brengsek. Tubuhmu kamu ecerka dan saya Cuma kebagian sedikit. Tapi saya masih tetap merasa mujur karena saya mendapatkan cinta yang utuh. Gayah, pada akhirnya kita sempat tahu juga bahwa yang menyelamatkan kita semua adalah cinta

BIGAYAH
Saya tidak akan pernah bisa melupakan bagaimana malam itu kamu menyerahkan tas plastic berwarna oranye

WASKA
Saya juga akan mengenangkan kamu bagaimana malam itu kamu buka kancing celana saya karena kamu tidak sabar

BIGAYAH
Saya akan selalu ingat jidatmu dan hidungmu

WASKA
Saya akan selalu membayangkan gigimu dan telapak kakimu yang besar

BIGAYAH
Waska, saya heran orang semacam kamu pengin mati

WASKA
Kita sudahi roman kita, Gayah. Sandiwara ini bukan sandiwara kita, sandiwara ini sandiwara cinta anak-anak kita

BIGAYAH
Cium dulu rambut saya, baru saya pergi

LALU WASKA MENCIUM RAMBUT BIGAYAH. LALU BIGAYAH PERGI ENTAH KEMANA. SETELAH ITU WASKA TERMENUNG LAMA SEKALI

ONI
Saya berangkat dulu

SANDEK
Kamu tidak bisa tidak bekerja, Oni?

ONI
Ayah cacat, ibu sakit-sakitan

SANDEK
Kalau begitu pemerintah betul-betul sakit

ONI
Saya pergi Sandek

SANDEK
Pergilah, lain kali belum tentu saya biarkan. Saya juga akan berangkat ke pabrik

SEMUA PERGI. PARA NABI TURUN DARI LANGIT

SEMUA
Salam. Salam

WASKA
Datang juga kau, ya nabi

NABI 1
Siapa pun akan datang juga malam ini, sekali pun jin dan setan. Batu-batu akan menyimpan jejakmu malam sampai saat kiamat. Inilah salah satu malam yang paling penting diantara malam-malam penting dalam sejarah kalian

JONATHAN
Saya juga datang, Waska

WASKA
Jonathan

LAMA SEKALI WASKA MEMANDANG TAJAM KEPADA SAHABAT SEKALIGUS SAINGANNYA

JONATHAN
Dendam anak-anakmu belum juga hilang

WASKA
Ia terlanjur bersama darah

JONTAHAN
Waska

WASKA
Mau apa lagi? Mau mencoba menghalang-halangi rencana-rencana saya?

JONATHAN
Bagaimana revolusi social kamu yang simultan itu?

WASKA
Sukses besar seperti konser-konser kamu! Semua orang buncit perutnya sekarang dan umur mereka panjang-panjang kayak orang-orang zaman Ibrahim

JONATHAN
Syukurlah kalau begitu. Mudah-mudahan wajahmu tidak mengkhianati kamu sendiri

WASKA
Terus terang saya sentiment sama kamu

JONATHAN
Tidak perlu kamu ucapkan. Bibirmu jauh lebih sempurna membentuk huruf-huruf tanpa disuarakan. Selamat jalan, sahabatku

WASKA
Saya tidak memerlukan selamat jalan kamu

JONATHAN
Kalau begitu saya akan di belakangmu. Akan menjadi saksi perjalanan gila kamu. Akan menjadi saksi kesepian kamu

WASKA
Betul-betul seniman komersil kamu!

DEBLENG
Waska, saya juga mau ikut

WASKA
Debleng, kamu sudah mati. Kamu tidak perlu mati lagi

DEBLENG
Saya mau nonton kamu. Di kuburan sepi dan saya takut kepada arwah saya sendiri

JURU KUNCI
Saya mau ngetawain dari jauh!

WASKA
Kamu siapa, terong!?

JURU KUNCI
Juru kunci kuburan yang digranat anak buah kamu ketika mereka membongkar kuburan-kuburan bayi dan merampok masa depan mereka

ANAK JURU KUNCI
Saya anaknya. Juga sudah koit dengan cara yang sama

SEMAR
Bukan main penonton saya. Saya harap saja sandiwara pribadi saya akan lebih menarik daripada sandiwara karangan saya

NABI 1
Itu tidak usah disangsikan lagi, Semar. Hidupmu lebih ruwet ketimbang pertunjukan sandiwara kamu

RANGGONG
Bapa, sudah waktunya

BOROK
Matahari sudah menggeliat

RANGGONG
Kalau sampai dia bangun lebih dulu, kita akan kewalahan mengejarnya

WASKA
Baik, baik, kita akan mulai

RANGGONG
Roket sudah disiapkan

BOROK
Kemenyan sudah dibakar

BIGAYAH
Bunga-bunga juga siap disebarkan

LALU SEMUA MENEBAR-NEBARKAN BUNGA BERANEKA WARNA SEHINGGA UDARA JADI WARNA-WARNI

SANDEK
Sebentar, sebentar. Bapa mau kemana?

WASKA
Selalu kamu bangun, kasep. Sandek. Bapakmu sudah terlalu lama hidup. Lebih dari dua generasi kebudayaan. Bapa cemburu kepada pohon kelapa depan rumah ibumu yang sudah mati kering tahun lalu. Sekarang bapa mau pergi mencari mati. Bapa juga pengin bisa kering

SANDEK LALU MENAHAN GELI DALAM MULUTNYA SEHINGGA MENGGELEMBUNG. LALU IA LARI MENYINGKIR MENDEKATI SEORANG PENONTON DAN KETAWA BESAR DIA.

SESEORANG
Skors dulu, skors! Selalu saja ada yang nyeleweng


LALU SEMUA PEMAIN ISTIRAHAT DAN MEMPERSIAPKAN DIRI UNTUK ADEGAN SELANJUTNYA

0 komentar

Posting Komentar