Minggu, 18 Desember 2016

Naskah Drama Ozone Bagian 9

NINI
Bukan saja kosong. Kuno! Ketinggalan zaman!

WIKU
Tapi rasa dosa ini tak pernah bisa lepas.

NINI
Karena dosa kalian menyangkut zaman.

WASKA
Satu-satunya yang saya perlukan hanyalah mati.
(Wiku memandang Nini. Begitu sebaliknya)

WASKA
Mencoba bunuh diri sudah. Mencoba membunuh sudah. Tapi kami bertiga tidak juga mati. Kemudian kami arungi galaxy, kami kaparkan diri kami di bulan. Tidak juga kami mati. Karena itu saya bawa lagi Borok dan Ranggong kembali ke sini untuk menemui kalian dengan harapan mendapatkan formula lain yang mampu menangkal formula yang baru.

WIKU
Betul-betul egois, individualis, materialis paling sempurna kamu. Selalu yang kamu sibukkan hanya keperluan dan kepentingan diri kamu sendiri saja. betul kata saya kan, Nini?

NINI
Betul. Tapi kalian berdua sama dan sebagun.
(muncul Borok dalam wajah yang amat sangat sengasara)

BOROK
Tidak ada.
(Semua melongok. kasihan)

BOROK
Senti demi senti yang saya susuri saya teliti, helai demi helai rumput hangus itu saya sibaki, buti demi butir kerikil saya baliki, tapi titit itu tetap tidak saya temukan.

NINI
Selalu persoalan titit yang paling merepotkan sepanjang sejarah. Institusi-institusi social didirikan, dari yang paling kecil sampai besar, semuanya gara-gara persoalan titit. Diciptakan begitu banyak kaidah, norma, hokum dan undang-undang serta peraturan, konvensi-konvensi juga menertibkan persoalan titit. Bahkan deregulasi dan prestroika saya sangsi dapat menyelesaikan persoalan ini.

WASKA
Repot amat. Apa tidak mungkin kamu ganti saja barang yang selalu merepotkan itu?

BOROK
Saya juga berpikir begitu. karena itu saya coba menelanjangi satu mayat. Saya piker okelah pakai yang tweede-hands dan oklah juga mayat itu lain kebangsaan dengan saya; lagi saya kira persoalan titit kan tidak mengenal kebangsaan, universal!

WASKA
Ya, lalu? Ceritanya jangan panjang. Porno.

BOROK
Setelah saya teliti eh, ternyata mayat itu juga rupanya kehilangan barang yang sama. Lalu saya baliki mayat yang lain. Eh sama juga. Akhirnya saya telanjangi semua mayat dan ternyata semua mayat juga tidak lengkap.
(dengan air muka yang mengibakan, Borok memandang kepada bossnya)

WASKA
Kenapa kamu memandang saya begitu rupa? Kamu kira saya rela minjamin barang saya?

BOROK
Tidak. Saya hanya mau Tanya. Bagaimana perkembangan kita? Kapan kita mati?

WASKA
Baru saja saya sampaikan persoalan kita pada pasangan tukang sihir ini.

BOROK
Tolong mbah. Hukan-hidup sudah kami jalani. Sekarang berikanlah formula keajaiban yang lain.
(Wiku dan Nini menjauhi mereka, membelakangi mereka)

WASKA
Cuah!

BOROK
Tolong, mbah. Hidup kepanjangan tanpa  titit pasti sudah siksaan yang paling siksaan. Tolong.

WASKA (marah)
Cuah!
(dengan geram, Waska menjambak punggung baju Wiku)

WASKA
Kalian memang ningrat-ningrat yang sok!
(dilemparkannya lelaki tua itu yang tentu saja menyebabkan Nini segera menolongnya. Menjerit tentu Nini)

NINI
Dasar perampok! Hidup kalian rampok. Sekarang kalia juga akan merampok mati. Kalian betul-betul tidak menyadari apa yang sebenarnya kalian perbuat. Kalian ini merampok Tuhan!

(rasa terpukul Waska. Juga Borok)

WIKU
Sudah, Ni. Sudah. Saya tidak apa-apa kok. Sudahlah. Jangan tambah lagi siksaan mereka. (pause) Biar saya saja yang akan mengatakan semuanya.
(lalu dengan tenang Wiku mendekati Waska yang napasnya turun naik, Borok jongkok)

WIKU
Kamu tidak sendirian

WASKA
Memang bukan saya saja. juga Ranggong dan Borok. Bertiga.

WIKU
Bukan bertiga. Berlima.

WASKA
Berlima?

WIKU
Saya dan Nini juga punya derita yang sama.
(ternganga Waska, Borok juga. Nini kelihatan tetap tegar)

WIKU
Jauh sebelum kalian minum jamu itu, lebih dulu Nini sendiri menenggaknya sebagai percobaan pertama atas manusia. Saya juga kemudian menenggaknya, karena saya tak hendak berpisah dari Nini. Mungkin ada perhitungan yang keliru. Atau mungkin juga memang tidak  akan terhitung. Maka jadilah kami seperti yang kalian alami sekarang.

WASKA
Lalu apa artinya ini?
(cemasnya bukan main Waska)

BOROK (lemes)
Modar!

WIKU
Kita hidup dan hidup

WASKA
Sampai kapan?

WIKU
Sampai mati.

BOROK
Indah sekali.


WASKA
Kapan itu?

WIKU
Tetap seperti dulu. Kita tidak tahu.

BOROK
Oh, Ranggong….
(nelangsa benar dia. Sebaliknya Waska masih tetap buas)

WASKA
Kita harus cari sendiri. kita harus terus berupaya sendiri. mana Ranggong?

BOROK
Entah. Dia bilang akan cari kemungkinan-kemungkinan lain. Juga dia bilang akan berusaha menghubungi pesawat-pesawat antariksa yang masih terus meramaikan antariksa dengan pertempuran. Dia ingin perang saja, katanya. Bertempur saja.

WIKU
Kasihan. Dia tidak akan menemukan dan mengenal siapapun. Kalau pun masih ada sisa pertempuran di beberapa tempat, bukanlah pertempuran antar manusia. Yang masih bertempur sekarang adalah terminator-terminator dan robot-robot, replica-replika kita. Semua manusia sudah punah. Kecuali beberapa puak yang selamat.

WASKA
Jadi apapun yang terjadi kita tetap akan hidup?

WIKU
Begitulah kenyataannya.

WASKA
Celaka!

NINI
Itu juga kamu sendiri yang mau. Dan kamu harus tahu, seberapa panjang usia kamu berarti sepanjang itulah kesempatan dan anugerah kamu dapatkan. Boleh jadi dosamu terlalu panjang. Karena itu kamu ahrus mengimbanginya dengan kebajikan yang sama panjangnya. Supaya kamu kembali bersih seperti dulu ketika bayi. Supaya neraca kamu sehat! Tuhan mencintai kamu dan kamu bilang celaka.

WASKA
Saya bosan. Saya bosan.

NINI
Hidup artinya berbudaya. Melakukan sesuatu. Menciptakan sesuatu. Orang-orang yang hidup adalah orang-orang yang mau tidak mau memikul tugas budaya.

WIKU
Ya, Waska. Pada mulanya saya dan Nini juga seperti kamu. Mual. Bosan. Jemu. Ngambang. Rasa tak berguna. Sia-sia. Rasa dimain-mainkan. Ya, seperti perasaan pensiunan. Psikologi MPP, gitu! Pernah seminggu saya menggantung diri di pohon. Kaki di atas kepala di bawah. Alam-alam saya malu kepada seekor nyamuk yang menggigit hidung saya. Karena nyamuk itu bekerja. Berbuat sesuatu.

NINI
Kalau kalian mau mencari pekerjaan, di sekitar kamu banyak. Kumpulkan mayat-mayat itu. catat dan klasifikasikan. Lalu kubur baik-baik. Itu juga tugas budaya.

WIKU
Dan adalagi tugas saat ini yang sangat mendesak, yaitu membersihkan semesta. Mungkin kalian sendiri pernah menyaksikan betapa kotor angkasa dan samudera kita.

NINI
Lubang-lubang ozone di mana-mana, itulah sampah sejarah kalian. Dosa-dosa kalian. Dan itulah tugas kalian.

WIKU
Sebagian kecil sudah saya lakukan. Dan rupa-rupanya sudah ada hasilnya. Kalian saksikan sesuatu di bulan pasti.

WASKA
Ya. Saya kira telah terjadi suatu perubahan besar di sana.

WIKU
Ada yang bergeser dalam lapisan gas. Transformasi sedang berlangsung. Kalau kalian mendarat di sana dan kalian bisa bernapas, artinya itu tanda-tanda harapan.

NINI
Tapi kamu jangan mengharapkan apa-apa. Apa yang akan kamu lakukan dalam pekerjaan besar ini hanyalah untuk berbakti kepada hidup.

WIKU
Ya. Saya lupa mengabarkan, cicit atau canggahmu Sandek muda bersama istrinya Oni, termasuk yang survive. Mereka sedang sibuk dalam laboratoriumnya. Mereka sedang giat melakukan eksperimen dalam bidang rekayasa genetic. Mereka penyair-penyair yang berusaha keras ingin memulai sesuatu kebudayaan yang barus sama sekali.

NINI
Dan mereka tidak akan berhasil kalau kita tidak membantunya, dengan menjaring sebisa kita kegarangan sinar ultra violt matahari. Sinar hidup itu sendiri.

WASKA (meluap-luap)
Saya ingin ketemu Sandek. Saya tak peduli Sandek yang mana. Yang anak, cucu, yang cicit atau yang canggah.

WIKU
Tidak mungkin Waska.

WASKA
Harus mungkin.

WIKU
Tidak mungkin. Kita dalah orang-orang kotor. Di sekujur tubuh kita dan di dalam diri kita melekat masa silam yang berupa unsure radio aktif.
(Waska mulai terpukul)

(Selain itu, mereka juga tidak akan mengenali kita. Bagi mereka kita semua sudah mati bersama seajrah kegagalan-kegagalan kita. Bagi mereka kita sudah menjadi humus dalam tanah pada lahan pertanian yang sedang mereka kembangkan)

OS RANGGONG
Saya telah menyaksikan surga.
(semua berpaling dan mendapatkan Ranggong yang bersikap seperti seseorang yang terkena arus hipnotisme)

BOROK
Ranggong.

RANGGONG
Saya telah menyaksikan keajaiban surga.

BOROK
Kasihan dia. Jangan-jangan dia mulai gila.

WIKU
Dia normal, dia hanya terkesima oleh pesona-pesona yang baru ia saksikan.

NINI
Saya tahu apa yang telah dilihatnya.
(tiba-tiba mereka semua oleng. Bumi goncang sekilas. Ranggong tidak)

BOROK
Modar! Gempa! Gempa!

WIKU
Jangan takut.

NINI
Goncangan ini rutin. Rupanya tanpa kita tahu di bawah kita sedang bergolak magma yang masih menyala, yang boleh jadi akan melakukan sesuatu.

WIKU (tersenyum)
Dalam usianya yang sudah tua rupanya bumi masih dapat bunting juga.

NINI
Ya, mudah-mudahan saja akan lahir di sini dan sekitar sinisebuah gunung berapi.

RANGGONG
Saya telah melihat keindahan surga.

BOROK
Di mana Ranggong?

RANGGONG
Saya tidak ingat di mana. Tapi betul-betul saya cium harumnya.

BOROK
Ceritakanlah selengkapnya, Ranggong. Tapi kalau kamu juga sempat menyaksikan neraka simpan saja sebagai kenangan kamu sendiri. di sekitar sini sudah terlalu banyak neraka.

RANGGONG
Kalau saja siang hari, pastilah saya bisa melihat secara lebih rinci pemandangan perkebunan dengan rumah-rumahnya yang indah itu. rumah-rumahnya kecil, mungil. Dalam bentuk yang keindahannya sebanding dengan fungsi-fungsi. Suatu inovasi. Setaraf dengan penemuan kendi pada zaman dahulu kala.

BOROK
Laporkan saja apa adanya, tapi jangan dicampur dengan komentar dan interpretasi kamu.

RANGGONG
Kalau begitu, Cuma satu kata; indah!
(kali ini goncangan hebat sekali dan cukup lama. Gempa bumi! Dan saat itu malam sudah pekat sekali. Malah mendekati fajar. Sementara mereka kepanikan dan gemuruh gempa menyeramkan Wanara muncul. Dia lincah sekali dari satu reengkahan ke rengkahan lain. Lompatannya juga indah sekali. Dan bencana itu ia hadapi dengan kegembiraan!
Lampu Black out sejenak)

OS BOROK
Modar! Kita tertimbun!

OS NINI
Tenang. Seorang ibu pasti akan mengatasi semuanya.

OS WIKU
Siang tadi juga saya tertimbun

OS WASKA
Tapi saya tidak tahan terus menerus dalam gelap.

OS NINI
Sombong. Katanya cari mati.

OS RANGGONG
Saya telah menyaksikan surga

OS BOROK
Lubang ini dalam sekali.
(fajar. Dan semakin merekah fajar semakin jelas di atas bukit berdiri Sandek dan Oni seolah mereka dilahirkan oleh fajar itu sendiri. mereka dalam siluet)

ONI
Sandek

SANDEK
Oni

ONI
Indah sekali gunung itu

SANDEK
Ya. Tidak terlalu tinggi. Juga tidak terlalu gemuk.

ONI
Dan bara dipuncaknya sepertinya tidak panas

SANDEK
Kalau begitu tanah ini tepat sekali sebagai pilihan lokasi yang baru untuk zone pertanian.

ONI
Saya tidak begitu yakin tanah di bagian sini cukup baik. Mungkin di sini lebih baik kita jadikan lokasi gudang dan laboratorium pengganti. Atau kita coba naik sedikit mendekati bukit sana.

(dalam siluet lalu Sandek dan Oni berjalan meniti bagian yang lebih tinggi. Dan begitu mereka keluar panggung, muncul di belakang adalah Wanara yang rupanya sejak tadi bersembunyi di belakang mereka. Juga dalam siluet. Ia berdiri saja sambil mengamati sekita. Indah sekali.

Bersama nyanyian Awan Akan jadi Kawan’ matahari semakin memerlihatkan dirinya yang makin besar dan besar seperti hendak menelan semua penonton. Dan semakin menyilaukan. Sangat menyilaukan.

Tapi Wanara tetap saja berdiri di bukit itu. dengan anggunnya. Biarkan beberapa saat penonton menyaksikan pemandangan yang penuh cahaya itu. lalu cahaya menyusut perlahan. Lalu kembali memerah pada langit, sehingga siluet Wanara semakin indah. Kemudian gelap sama sekali dan layar besar menutup perlahan)

selesai

0 komentar

Posting Komentar