(ANNUS HORROBILIS)
PANGGUNG GELAP
LAMPU FADE IN
MUNCUL JUBIR BICARA:
Selamat datang. Cerita yang akan Anda saksikan agak berbeda dari biasanya,
karena akan melihat sosok musuh manusia, yakni setan sebagai tokoh yang
dilaknat. Kalau setan sering mengeksploitasi setanyang dilaknat. Kalau setan
sering mengeksploitasi setan, malam ini di sini, di panggung ini. Setan-setan
yang akan tampil bukanlah setan yang sesungguhnya, tetapi manusia yang berperan
sebagai setan. Menceritakan setan, bukan berarti saya mengajak anda untuk
menjadi pengikut setan. Cerita tiga episode ini ingin mengajak Anda i’tibar,
bahwa setan ada di sekitar kita, mengepung kita, setiap hari, setiap saat. Ia
diam dalam sisi gelap manusia. Maka siapkanlah diri Anda untuk melihat sepak
terjangnya.
LAMPU FADE OUT
LAMPU FADE IN
Di sudut atas, tampak sosok hitam di atas kursi goyang. Terdengar suara
berat dan serak.
SETAN :
Karena engkau telah menghukumku tersesat, aku akan menghalang-halangi mereka
dari jalan engkau yang lurus. Lantas aku akan mendatangi mereka dari arah
depan, arah belakang, dari arah kanan dan arah kiri. Engkau tidak akan
mendapati kebanyakan mereka bersyukur. (al-A’raf 16,17)
Perlahan mahluk yang ada di kursi goyang itu membuka kerudungnya, tampak
bertanduk dan berwajah menyeramkan. Ia tertawa terkekeh dan terbahak. Dialah
Setan.
SETAN :
Itulah perjanjianku dengan Tuhan. Tekad dan janjiku untuk menggoda manusia
terus menerus tak akan berhenti sampai hari kiamat tiba. Aku paling suka meniup
kalbu manusia dengan kesombongan, dengan keangkuhan, dengan keriyaan, dengan
kecongkakan dalam segala bidang. Masalahnya manusia sangat suka itu dan menikmatinya.
Aku duduk di kursi goyang ini, bukan untuk ongkang-ongkang tetapi untuk
menerima laporan dari kegiatan seluruh bangsa setan yang sedang bekerja, bangsa
yang tak kenal lelah, bangsa yang tak pernah menyerah, bangsa yang punya motto:
seretlah manusia menjadi penghuni neraka!
(TERKEKEH
DAN TERBAHAK)
LAMPU FADE OUT
II
Terdengar suara seruling, alam yang indah dan asri. Musik pengiring
mengantarkan lagu pembuka episode pertama.
LIRIK
Kalau setan tertawa
Karena manusia lupa
Lupa akan tugasnya
Jadi kalifah dunia
Ini kisah seorang ulama
Yang terkenal ke mana-mana
Ulama juga manusia
Manusia yang masih bisa digoda
Ini kisah setan penggoda
Setan putih julukannya
Ia berjuang menggoda
Sang ulama jadi budaknya
MUNCUL SETAN PUTIH BERKACAK PINGGANG SAMBIL MEMBAWA SURAT PERINTAH
SEPUT :
(TERTAWA) Akhirnya kudapatkan juga perintah dia, sang iblis sang raja setan.
Ini surat perintah menggoda manusia yang bernama ulama. Begini bunyinya:
Bersama ini atas nama kerajaan setan, aku raja setan memerintahkan kepada setan
putih untuk menggoda seorang ulama bernama Soleh Bin Soleh. Manusia yang
mempunyai takaran keimanan terpuji. Hampir semua setan yang ditugaskan umumnya
gagal dan pulang melapor tanpa hasil, (DIAM SESAAT) menyedihkan. Atas
pertimbangan itu maka engkau setan putih kutugaskan utnuk menggodanya sampai
Soleh Bin Soleh bertekuk lutut jadi pengikutmu. (PADA PENONTON) Berat memang,
tapi apa boleh buat, ini adalah perintah tertinggi yang sampai padaku, si setan
putih. Lihat saja nanti, seribu jalan kesesatan akan kubuat untuknya.
(MENGHILANG)
III
DI TEMPAT SOLEH BIN SOLEH
Sang ulama tengah memandang ke luar dari tempatnya. Muncul setan putih yang
kini telah berubah seperti layaknya ulama, baik gaya maupun pakaiannya.
SEPUT : Assalamu’alaikum ya Bapa.
ULAMA : Wa’alaikum salam,
ki sanak. Siapakah anda?
SEPUT :
Maafkan saya, saya datang dari jauh, sengaja datang hendak menemui Bapak. Bapak
adalah ulama terkenal, nama bapak terkenal di mana-mana, pada daun, pada angin,
pada rumput yang bergoyang. Selama sepuluh hari saya menuggu di situ untuk
bertemu bapak, karena bapak sedang tidak mau diganggu.
ULAMA :
Sepuluh hari kau menunggu?
SEPUT :
Ya, sepuluh hari, saya zikir dan zikir. Sebagaimana bapak melakukannya.
ULAMA :
Mengapa tidak kau ketuk saja?
SEPUT :
Mengetuk seorang ulama yang tengah berdoa, berzikir, mana saya
berani. Saya nanti dilaknat Ilahi.
ULAMA :
Kau mau apa menemuiku?
SEPUT :
Suatu kebanggaan, jika saya dapat berguru padamu, saya ingin jadi muridmu.
ULAMA :
Muridku? Tidak, aku tidak pernah mempunyai murid.
SEPUT :
Biarlah aku akan menunggu izin bapak. Aku akan menunggu di sini sambil
berzikir.
LIRIK
Sepuluh hari kemudian
Sang ulama terkagum-kagum
Orang baru itu tetap berzikir
Ia tidak tahu kalau itu setan
ULAMA :
Luar biasa. (PADA SEPUT) Bangunlah ki sanak. Apa yang kau inginkan sebenarnya?
SEPUT :
Jadi muridmu, bersama-sama ibadah pada Tuhan.
ULAMA :
Baiklah, bergabunglah denganku.
LIRIK
Sehari selembar benang
Setahun selembar kain
Sehari segigitan tikus
Setahun berlubang-lubang
Itulah usahan si setan penggoda
Hingga sang ulama telah percaya
Sang murid pamit pergi sesaat
Sang ulama merasa berat hatinya
SEPUT :
Aku pergi tidak lama bapak. Silaturahmi kita takkan putus. Percayalah. Bapaklah
contoh suritauladan, beribadah siang dan malam, taat dan taqwa irama hidup
bapak. Saya pergi bapak. Oh ya, sebelum pergi saya punya hadiah, sebuah doa
warisan ibu dan bapak, katanya doa untuk yang sakit, aku sendiri belum pernah
mencobanya. Assalamu’alaikum.
ULAMA :
Wa’alaikumsalam, muridku.
(MEREKA BERPISAH)
(SEPUT MASUK LAGI)
SEPUT :
(TERTAWA) Demi Tuhan, Soleh Bin Soleh telah dapat saya hancurkan! Tapi belum
terpuruk. Ia tidak tahu siapa aku, ia juga kuberi doa palsu supaya untuk
mengobati yang sakit. Wah ada orang yang datang.
(MUNCUL ORANG YANG MENGGOTONG SEORANG YANG SAKIT DI ATAS TANDU)
SEPUT :
Kenapa orang itu?
ORANG I :
Sakit tercekik!
SEPUT :
Tercekik? Oleh orang?
ORANG II :
Tercekik entah kenapa, suka mengigau dan sekali-kali pingsan!
SEPUT :
Bawa saja ke guruku, ia ulama terkenal, namanya Soleh Bin Soleh. Bawalah ke
sana. Dijamin sembuh!
(ORANG-ORANG MENGIKUTI SEPUT)
(MEREKA TIBA DI TEMPAT SOLEH BIN SOLEH)
SEPUT :
Assalamu’alaikum ya guru!
ULAMA :
(MUNCUL) Wa’alaikumsalam, oh, muridku, kenapa kau balik lagi? Siapa mereka ini?
SEPUT :
Aku bertemu mereka di jalan. Mereka orang-orang yang harus ditolong, orang
sakit ini tercekik, suka mengigau dan jatuh pingsan, bahkan suka muntah-muntah
darah.
ORANG I :
Ia belum pernah muntah darah?
SEPUT :
Biarkan aku bicara, supaya guruku percaya, saudaramu akan sembuh! (KEMBALI
BICARA) Kalau tidak ditolong, ia akan mati tercekik yang tidak diketahui siapa
yang mencekiknya, siapa tahu ia kena santet, guna-guna dan sebangsanya!
ORANG II :
Siapa yang kena guna-guna?
SEPUT :
Biarkan aku bicara pada guruklu, ingin supaya dia sembuh kan, iya kan?
ORANG II :
Iya, iya tentu saja!
SEPUT :
Pokoknya serahkan padaku! (PADA ULAMA) Jadi begitulah keadaan si sakit, guru.
ULAMA :
Aku tidak bisa menyembuhkan yang sakit, aku tak bisa apa-apa!
SEPUT :
Jangan terlalu merendah guruku, kan ada doa yang sebelum aku berangkat aku
titipkan pada guru, bagaimana kalau guru coba saja, tidak ada salahnya, lagi pula si
sakit kelihatan sangat menderita. Kalau tidak ditolong dia akan mati. Bacakan
saja guru!
ULAMA :
Baiklah, mari kita coba! (ULAMA MEMBACA DOA PALSU DARI SEPUT)
(TIBA-TIBA SI SAKIT BANGUN DAN TERSENYUM)
(SAUDARANYA GEMBIRA MEREKA MENARI BERSAMA)
(SEPUT TERSENYUM LICIK)
(ULAMA TERKAGET-KAGET SENDIRI)
SEPUT :
Selamat guru, ternyata doa yang mujarab. Tidak sia-sia bapak dan ibuku
mewariskannya. Guru telah menjadi ulama yang plus, selain pintar olah agama,
juga olah doa! Saya mohon pamit, saudara-saudaraku, saya pamit. Silakan bersama
guruku yang jempolan. Assalamu’alaikum!
SEMUA :
Wa’alaikumsalam!
(MEREKA KELUAR, TINGGAL SEPUT)
SEPUT :
(TERTAWA) Sebentar lagi Soleh Bin Soleh terpuruk, jatuh di telapak kakiku! Ia
sudah menjalankan sihirku. Kalian harus tahu, mereka yang sakit-sakit tercekik,
sebenarnya dicekik oleh teman-temanku sesama setan. Jadi sebenarnya aku ada
join dengan kolegaku sesama setan. Sekarang aku sudah kerjasama dengan kawanku,
untuk mencekik seorang perempuan yang akan meluluh-lantakan Soleh Bin Soleh.
(TERTAWA)
IV
(TIBA-TIBA MUNCUL SEORANG GADIS TERCEKIK TAK TERTAHANKAN, IA
MENGERANG-ERANG KESAKITAN SAMBIL MEMEGANGI LEHERNYA SENDIRI)
SEPUT : Ya Tuhan, gadis malang!
(MENOLONG)
GADIS : Oh tuan tolonglah saya, obati saya! Saya bisa
mati, padahal saya masih cantik, masih ingin hidup seribu tahun lagi!
SEPUT :
(PADA PENONTON) Ini benar-benar gadis yang cocok untuk menggoda Soleh Bin
Soleh. Ia cantik dan juga nafsunya besar! (PADA GADIS) Saya memang seorang
tabib, tapi tidak bisa menyembuhkan sakit aneh begini, ada guruku di sana.
Ayolah ikut aku, bersabarlah dan berdoalah, mudah-mudahan dia ada di tempatnya.
LIRIK
Perjalanan menaklukan
Tinggal selangkah lagi
Perjalanan menakutkan
Tinggal sejengkal lagi
Ulama yang tergoda
Ulama yang hilang waspada
Akhirnya kan jatuh juga
Oleh gadis penggoda
(DI TENPAT ULAMA)
(SEPUT BERSAMA GADIS. ULAMA TENGAH DUDUK BERGOYANG DI ATAS KURSI GOYANG SAMBIL
MENGIPASI DIRINYA)
SEPUT : Assalamu’alaikum ya guruku!
ULAMA :
Wa’alaikumsalam. Oh kamu! Kamu kan mau menengok saudaramu, kok datang bersama
perempuan sakit?
SEPUT :
Perjalanan pulangku selalu terhadang, di mana-mana ada wabah sakit yang aneh,
sakit tercekik, hanya guru yang bisa menyembuhkannya.
ULAMA :
Tapi ia seorang gadis, aku tidak bisa.
SEPUT :
Kalau tidak bisa, aku mohon guru mengizinkannya diam di sini, kita bangun tempat untuk
dia istirahat, ia sebatangkara!
LIRIK
Mari bangun bangunah
Sebuah tempat beristirahat
Untuk siapa?
Untuk siapa?
Untuk wanita penggoda ulama!
JUBIR
Maka bangunan itu dalam sekejap jadilah
Si gadis diam istirahat
Ia tertidur lelap
Setan kawannya Setan Putih keluar tertawa
(MUNCUL SETAN MERAH YANG ADA DALAM TUBUH GADIS)
SEMER :
(TERTAWA) Sukses!
SEPUT :
Bagus kerjamu, tapi kau belum rampung kawan!
SEMER :
Aku sudah tak sabar, ingin melihat ulama itu terlena!
SEPUT :
Sabarlah, contohlah aku! Ayo masuklah kembali ke tubuh gadis itu! Jika nanti
sudah berhasil, aku traktir kamu es kelapa muda!
SEMER :
Asyik, aku masuk lagi ya! (MASUK LAGI)
SEPUT :
(TERTAWA) Demikianlah kami bekerjasama antar setan. (MUNCUL ULAMA) Ah, dia
datang!
ULAMA :
Kau tetap akan meninggalkan aku, padahal aku butuh teman mengobati gadis itu!
SEPUT :
Sebagai murid, seharusnya begitu guru, tapi saudaraku perlu kutemui! Permisi,
assalamu’alaikum!
ULAMA :
Wa’alaikumsalam!
(SEPUT PERGI)
LIRIK
Sehari selembar kain
Setahun selembar benang
Sehari satu lirikan
Sepekan sepuluh denyutan
Sebulam seribu perasaan
Nafsu namanya!
(PADA SAAT LIRIK INI DINYANYIKAN, SLIDE TENTANG WAJAH GADIS TERSEBUT
BERKALI-KALI MUNCUL)
(TAMPAK SETAN DI KURSI GOYANG BICARA)
SETAN :
Soleh bin Soleh, kamu manusia bodoh. Bodoh dari manusia bodoh di seantero dunia
ini! Mengapa ada makanan tidak kau makan? Bukankah tidak ada yang menjaganya!
Kau dan dia! Dia sedang sakit tak berdaya upaya! Soleh bin Soleh, mengapa
kesempatan emas ini kau sia-siakan?
(ULAMA MENDEKATI GADIS. GADIS ITU DIBAWANYA
KE BELAKANG)
LIRIK
Cangkul cangkul yang dalam
Menanam jagung di kebun gadis
Cangkul cangkul yang dalam
Memanen kebun si gadis malang
JUBIR
Akhirnya si gadis bunting
Soleh bin Soleh bingung dan pusing tujuh
keliling
Ia tidak tahu lagi apa yang harus
dilakukannya
Datanglah murid palsunya
Pura-pura kaget dan super kaget
(MUNCUL SEPUT)
SEPUT :
Celaka guruku, Anda telah melanggar larangan Tuhan, ini adalah dosa yang besar!
Tidak ada jalan lain kecuali bertobat pada Tuhan.
ULAMA :
Bertobat? Bagaimana gadis itu?
SEPUT :
Kalau guru tak keberatan, untuk menghilangkan jejak, jalan satu-satunya adalah
membunuh gadis itu!
ULAMA :
Membunuhnya?
SEPUT :
Ya membunuhnya, lalu guru bertobat pada Tuhan. Tuhan pasti mengampuni guru, bukankah
guru dekat dengan Tuhan?
LIRIK
Burung gagak berkoak-koak
Burung gaok berkaok-kaok
Gadis malang dibunuh lalu dikubur
Membenamkan ulama yang kufur
(MUNCUL ULAMA DUDUK DIAM MEMBATU)
(MUNCUL SEPUT TERTAWA-TAWA MENGHINA)
ULAMA :
Kenapa kau tertawa? Mestinya kau bersedih!
SEPUT :
Aku tertawa karena ada manusia yang bodoh! Manusia yang tidak waspada, kena
bisikan setan, kena hasutan setan, kena batunya! (TERTAWA)
ULAMA :
Siapa sebenarnya kamu ini?
(SEPUT MEMBUKA PENYAMARANNYA. IA BERWAJAH SETAN DAN BEREKOR API)
ULAMA : Asstag....!
SEPUT :
Eeeit, kau tidak mungkin lagi menyebut istigfar, mulutmu sudah berbuih nafsu!
Kamu sudah menjadi budakku, kamu ada di telapak kakiku. Ulama Soleh bin Soleh
sudah mati! Sekarang kamu kuberi nama. Salah bin Salah atau Suluh bin Suluh
(TERTAWA) Suluh neraka! (TERTAWA) Kupanggil si Setan Merah! (BERSIUL)
(MUNCUL SETAN MERAH TERTAWA SUKSES)
SEMER : Sukses!
SEPUT : Sukses! Sebelum kita lapor
pada raja setan, kau kutraktir!
SEMER : Bagaimana dengan dia?
SEPUT : Dia, sudah jadi tai kuku
kita! (TERTAWA)
(TERDENGAR TERTAWA NGAKAK IBLIS MEMBAHANA)
LAMPU FADE OUT-BLACK OUT
SITI MUKJIZAT DAN INSAN SABIT
_________________________________
I
MUSIK OVERTURE
LIRIK
Siti Mukjizat dan Insan Sabit
Diturunkan ke panggung untuk berkisah
Siti Mukjizat dan Insan Sabit
Diturunkan ke panggung untuk bercermin
Gejolak jaman
Gejolak insan
dari jaman ke jaman
dari insan ke insan
Siti Mukjizat dan Insan Sabit
Mencari Ilmu Hayat dan Rindu Tuhan
Kisah Guru Mursid dan tindakannya
Membuat mereka mandi cahaya
Janganlah buruk sangka
Janganlah buruk duga
Dari kisah ke kisah
Dari kasih ke kasih
Siti Mukjizat dan Insan Sabit
MUNCUL SITI MUKJIZAT BERSAMA SABIT MANUSIA SEBELAH, MEREKA MENCARI GURU
MURSID
SITI MUKJIZAT :
Siapakah yang paling alim jawabanku adalah aku
Ternyata aku keliru
Aku ditegur Tuhanku
SABIT :
Maafkan aku Siti Pertanyaanku hanya karena keingintahuanku Aku tak bermaksud
mencelakaanmu
SITI MUKJIZAT :
Kamu tidak salah Sabit
Karena kau mau mencari yang sama aku cari
SABIT :
Perjalanan kita sudah panjang
Melewati berbagai tempat
Guru Mursid belum kita temukan
SITI MUKJIZAT :
Apakah benar Guru Mursid itu orang pandai dan alim melebihi aku?
Pertanyaan
itu yang terus berputar dalam hatiku. Kita sudah sampai ke pertemuan dua lautan
Sabit, tapi Guru Mursid tidak ada
SABIT :
Pertemuan dua lautan
Nice gan
BalasHapus