JUMENA
Di bawah enam tahun, ya. Selebihnya adalah kemalasan. Dan kemalasan
adalah kesalahan mereka sendiri. Kenapa mereka malas? Guratlah tangan saya dan
tangan mereka, niscaya kau akan melihat darah yang warnanya sama; merah!
Sabar, bagi anak di bawah usia enam tahun rumah penampungan itu
mungkin ada gunanya tapi merupakan racun mujarab belaka bagi anak-anak
selebihnya. Bahkan merupakan tali gantungan bagi mereka yang sudah akil baligh.
Sabar, untuk hari depan mereka , mereka harus hidup sebagaimana yang telah saya
alami.
Dengarkanlah musik yang paling merdu dalam hidup ini; bekerja dan
berpikir. Irama lagu kerja dan pikiran manusia akan mampu membelah gunung
Ciremai menjadi tujuh bukit kecil.
Sabar, kita harus tega terhadap ujian-ujian yang sedang mereka
hadapi. Jelas sekarang? Ini betul-betul masalah prinsip yang harus betul-betul
dikaji. Jangan gegabah. Sabar. Niat membantu itu memang kelihatan gampang ,
tapi pelaksanaannya? Sepuluh dua puluh ribu memang apalah artinya bagi saya? Tapi karena prinsip kita
bertentangan, tidak mungkin saya ikut menyokong pembangunan itu. Saya tidak mau
terlibat dalam kekhilafan yang besar ini. Demi Tuhan, tidak. (Pause)
Bukti bahwa cinta itu sukar dimaknakan. (Senyum)
SEBENTAR SUNYI
Tentang mesjid sekarang. Biarkan saya bertanya dulu. Yang dimaksud
dengan pembaharuan apakah pembongkaran dan pembangunan kembali?
SABARUDDIN
Ya, dalam arti yang luas kita akan memperluas mesjid itu dan
memperindahnya….
JUMENA
Ha? Memperindah? Materialistis! Materialistis! (Menghisap nafas
berat) ya Allah, ampunilah hamba (Menggeleng-geleng) saya yakin, biarkan saya
bertanya lagi. Rencana siapa itu?
SABARUDDIN (Menahan diri)
Sebagian besar kaum ulama. Juga umumnya para penduduk di sini
JUMENA
Kalau begitu gampang saja; sebagian besar penduduk di sini sinting
dan rusak iman! Ya Allah, ampunilah hamba. Sebagian ulama, sebagian besar?
Allahu Akbar! Saya yakin, saya yakin. Sabar. Kau sedang terbawa arus
megah-megahan dan kau tidak sadar. Kau sedang menghadapi godaaan besar. Sabar.
Dan saya yakin sebenarnya kau mengerti sebab kau telah khatam AlQuran berkali-kali.
Allah tidak mengharapkan pintu-pintu dan jendela-jendela yang
bercat meriah; Allah tidak mengharap lantai dari ubin; Allah tidak mengharap
permadani dari Turki; Allah tidak mengharap lampu neon yang berbatang-batang. Tidak! Allah tidak
menghendaki semua itu. Allah terutama menghendaki hati dan pikiran manusia yang
jernih bersemangat lagu kerja. Ya Allah, ampunilah hamba.
Sabaruddin (Sesak) Materialistis!
Dengarkan; Materialistis! Janganlah mendahulukan badan daripada
hati dan pikiran. Sejelek-jelek wajah rupa orang yang penting hatinya juga.
Seburuk-buruk langgar atau mesjid yang penting umatnya juga
SABARUDDIN
Tapi bukankah lebih baik hati baik, badan pun baik?
JUMENA
subhanaAllah! Kesempurnaan tidak terletak di sana. Kau mengerti
(Berpaling ke Juki) Juki? (Kembali ke Sabaruddin) tidak! Tidak. Kesempurnaan
terletak pada apa yang ada di dalam. Di dalam! Atau kualitas!!
SEMENTARA ITU MUNCUL EUIS MENGHIDANGKAN TIGA CANGKIR KOPI PANAS
JUMENA
Saya yakin kau tidak bisa membantah pikiran saya. Sebab pikiran
yang saya anut juga terdapat dalam kepala orang-orang yang baik di seluruh
dunia. Termasuk seorang guru yang bernama Sabaruddin Nataprawira (Menghela
napas sambil duduk)
Nah, marilah kita minum
EUIS
Mangga di leueut (Keluar)
JUMENA
Silakan (pada Juki) Kopi, Juki (setelah Juki mengangkat
cangkirnya) Kopi di sini tidak kalah dengan kopi Ambarawa atau bahkan dengan
kopi Arabica – kau merokok, Sabar?
SABARUDDIN
Merokok. kretek
JUMENA (Tersenyum)
Kau juga merokok, Juki?
JUKI
Commodore
JUMENA
Sama saja. Oleh karena itu kopi dan rokok sangat jodoh sekali
dengan kita. Kafein bisa memperlemah nikotin, kata orang. Saya kira benar. Kita
sama-sama tahu dari surat kabar, bahwa rokok bisa mengakibatkan kanker,
sementara kopi pantangan untuk si penyakit jantung.
Tapi kalau keduanya bertemu akan menyebabkan keadaan netral
(Tersenyum) Saya sangat terhibur oleh keganjilan-keganjilan ini.
JUKI DAN SABAR CUMA TERSENYUM
SABARUDDIN
Sedemikian lebar mang Jumena berbicara, sebenarnya hanya untuk
mengatakan tidak akan menyokong pembangunan itu. Saya heran mengapa mang Jumena
tidak berterus terang saja bahwa mang Jumena berkeberatan atas perluasan
mesjid, karena akan menyangkut tanah hak mang Jumena.
JUMENA (Geram)
Saya juga heran kenapa Anda tidak segera menjelaskan bahwa rencana
pembangunan mesjid akan menyangkut saya punya tanah
SABARUDDIN
Say kira Anda sudah mengerti sendiri tentang hal itu
JUMENA
Kalau Anda beranggapan begitu, sebaliknya saya menganggap perlu
menjelaskan panjang lebar kenapa saya menolak rencana-rencana itu
SABARUDDIN
Tapi, bagaimanapun, sekarang mang Jumena tahu , saya bukan orang
yang cepat putus asa untuk meyakinkan seseorang. Memang sejak lama saya
mendengar orang mengatakan bahwa mang Jumena adalah seorang a-sosial, sementara
semua orang tahu di daerah ini hanya Bapak Jumenalah yang paling kaya
JUMENA
Dan bagaimanapun sekarang,
kau betul-betul tahu bahwa saya bukan seperti apa yang dibayangkan
orang. Saya punya prinsip
SABARUDDIN
Tapi setidaknya mang Jumena bisa lebih berperasaan tentang segala rencana yang mulia itu. Sama
sekali saya tidak menduga bahwa mang
Jumena sampai hati mencerca sedemikian rupa semua rencana itu.
JUMENA (Meluap)
Apakah orang akan mengharap….
JUKI (Kikuk)
Saya kira sebaliknya…..
JUMENA
Tidak, Juki. Saya perlu saksi. Saya minta kau mendengarkan semua
ini dengan obyektif.
(Juki duduk lagi. jumena tegang menahan amarah)
saya percaya saudara Sabar pun mengerti bahwa berbicara atau
menuduh tanpa fakta adalah sangat berbahaya. Saya a-sosial? Saya sungguh tidak
tahu cara kau berpikir. Dengarlah, apa kekurangan saya sebagai seorang muslim?
Atau seseorang yang hidup di suatu masyarakat? Setiap Jumat saya memberi
sedekah kepada orang-orang miskin yang berbondong-bondong datang kemari. Dan
setiap hari raya Idul Fitri saya tidak lupa mengirimkan zakat fitrah. Begitu
pun saya tidak pernah lalai menunaikan zakat dan kurban pada setiap hari raya
Idul Adha. Saya buka sawah, perkebunan, pabrik untuk menggerakan masyarakat,
agar suka berkerja dan meningkatkan daya pikir mereka.
Saya melepaskan mereka dari dongeng-dongeng tetek bengek. Dan saya
kira, dalam ukuran saya, juga merupakan suatu kebanggaan bahwa saya rela
menunjang seseorang yang tidak waras dalam rumah ini yang sebenarnya bukan
tanggung jawab saya; hanya karena dulu dia pemilik rumah ini yang tidak punya
lagi keluarga
Apalagi yang Anda harapkan dari saya? Dan lagi sudah saya bilang
persoalannya tidak terletak di sana. Persoalannya terletak pada prinsip. Terus
terang saya katakan saya tidak melihat manfaat dari semua rencana itu kecuali
mudoratnya karena hasilnya akan sia-sia
SABARUDDIN
Maaf, mang Jumena bisa membuktikan semua itu?
JUMENA
Apa harus saya ulangi lagi bahwa saya dilahirkan di dunia yang
kaya raya ini hanya dengan bekal nol? Bangun dan berdiri dengan kaki sendiri?
Sesudah enam tahun usia saya, tak satu tangan pun yang menunjang hidup saya
kecuali tangan Jumena Martawangsa sendiri. Maka saya yakin apa yang telah dapat
saya kerjakan dapat juga dikerjakan oleh siapa saja
SABARUDDIN
Saya kira hal itu kebetulan….
JUMENA
Kebetulan? subhanaAllah! Kita orang beragama tidak mengenal
istilah kebetulan! Semua, apa saja, hanyalah karena asma Allah.
Dan apakah saya dibedakan Allah dari yang lain? Tidak! Apakah saya
Nabi!? Bukan! Saya Jumena Martawangsa, tak kurang dan tak lebih manusia normal,
sama dan sebangun dengan Miska si tukang air yang biasa mengisi kolam air
mandimu.
Barangkali juga kau ingin tahu kenapa saya katakan rencana itu
hanya akan menghasilkan kesia-siaan? Jelas, rencana yang kau anggap mulia itu
hanya mulia dalam pikiranmu. Dapatkah kau menjelaskan secara terperinci
rencana-rencana itu? Kau hanya punya rencana global. Coba jawab, darimana akan
kau dapat secara kontinyu dana untuk kelangsungan penampungan itu? Sudah kau
pikirkan itu? Saya yakin belum. Nah, apa artinya? Yang jelas rumah penampungan
itu dalam masa dua tahun akan berubah menjadi rumah hantu yang penuh sawang
debu. Dan sekarang akui saja bahwa Anda termasuk orang yang hanya ingin menang
dalam sejarah, yang hanya ingin mengatakan bahwa manusia mesti mencintai
sesamanya.
Tapi saya ingin membuktikan bahwa yang dibutuhkan orang-orang di
sini, bangsa kamu adalah semangat kerja dan berpikir dan bukan rasa kasihan.
Maaf, kalau saya terlalu kasar, tapi saya selalu tidak bisa menahan diri setiap
kali membayangkan bangsa kamu.
SEJENAK SEPI. TIBA-TIBA MUNCUL DARI PINTU LUAR KAMIL. DIA
MENYALAMI SEORANG DEMI SEORANG SAMBIL TERTAWA. LALU KELUAR
KAMIL
Jee, ada tamu
SABARUDDIN
Saya kira sudah waktunya untuk mohon diri. Saya minta maaf karena
saya bertemu sampai larut malam
JUMENA
Tidak apa. saya suka berdiskusi. Sekali lagi Anda harus pikirkan
seratus kali lagi semuanya. dan camkan bahwa pikiran….
SABARUDDIN
Ya,ya, ya.
SETELAH PAMIT, SABARUDDIN KELUAR
0 komentar
Posting Komentar