Sabtu, 24 Desember 2016

Naskah Drama Sumur Tanpa Dasar Bagian 7

17
JUMENA DAN EUIS. BEBERAPA SAAT KEDUANYA MEMBISU

EUIS
Akang

(Jumena Cuma memandang)

Akang susah

JUMENA
Puncak dari susah kalau orang sedang memikirkan kematian padahal orang itu belum bersedia mati

EUIS
Selalu pikiran tentang itu. Pikiran yang sangat ngeri (Menggigit bibirnya)

JUMENA
Tapi memang begitu. Lebih lima-enam puluh umur akang barangkali. Hampir lima tahun lalu kita bersanding jadi pengantin. Ngeri sekali di rumah ini, pada malam-malam seperti ini, tiba-tiba berpikir tentang mati. Padahal baru saja akang kembali meyakini bahwa yang penting dalam mengisi hidup adalah kerja, berpikir dan kerja. Tiba-tiba akang berpikir tentang mati….
Akang sedang berpikir seandainya akang mati ketika sedang duduk di kursi itu, padahal seorang anakpun belum punya. Enam tahun berumah tangga

EUIS
Hampir lima tahun akang

JUMENA
Semakin tua, terasa roda waktu seperti roda raksasa, berputar dan bergemuruh dalam senyap dan gaib, tanpa kita bisa melihat sebab begitu cepat bagaikan kilat. Kalau saja ada satu atau dua anak kita, tak akan lembab rumah ini

EUIS (Ragu-ragu)
Akang

(Jumena Cuma memandang)

Mungkin…..

JUMENA
Mungkin dan tidak mungkin

EUIS
Mungkin….

JUMENA
Sudah lebih dari cukup kau mengatakan ini. Kau akan mengatakan kau sudah berisi dan minggu depan kau diam-diam haid

EUIS
Sejak gadis dulu, Euis memang bisaa telat, akang. Tapi kali ini Euis merasa yakin. Sudah hampir dua bulan Euis tidak haid. Nyai juga berani memastikan. Dan kalau akang mau besok kita sama-sama pergi ke dokter

JUMENA
Lebih baik kau diam. Kalau benar kau hamil, lahirkan saja.

(Hening)

Tiba-tiba badan saya berkeringat seperti ada yang meremas-remas di dalam. Aneh sekali perasaan saya belakangan ini

EUIS
Kenapa, akang?

JUMENA
Saya tidak punya anak (Memejamkan matanya) tidak satupun suara anak-anak dalam rumah ini. Badanku akan terkantuk-kantuk di situ dengan pernafasan yang sesak, tua dan tanpa seorang anak.

EUIS
Akang selalu menyesali rumah ini, Euis jadi sedih

JUMENA
Saya hanya bertanya kenapa semua ini terjadi?

(Tiba-tiba jumena memegang kedua pelipisnya dengan kedua ujung telunjuknya)

Sebentar, sebentar. Saya ingat sesuatu sekarang

18

MUNCUL SABARUDDIN NATAPRAWIRA

JUMENA
Sabar….

SABARUDDIN
insyaAllah saya akan menimbang penuh dengan pikiran saya, meskipun saya yakin sukar sekali hidup hanya dengan pikiran dalam hidup yang begini banyak dengan hal-hal yang tak terpikirkan!

JUMENA
Tidak begitu. Sabar. Kau kira saya tidak mengerti kenapa saya tidak atau belum punya anak?

SABARUDDIN
Berapa kali kau beristri?

JUMENA
Tiga kali

EUIS
Empat kali, akang

JUMENA
Ya, empat kali

SABARUDDIN
Semua subur?

JUMENA
Semua perawan. Subur seperti hutan

SABARUDDIN
Nah….

JUMENA (Marah tiba-tiba)
Kamu kira saya orang bodoh!? Persoalan ini gampang sekali dicernakan. Ini masalah hormone saja atau masalah medis lainnya dan jelas bukan masalah pelik di luar akal

SABARUDDIN
Kalau kau mau terus mengusut persoalan itu dan mau jujur, kau akan mendengar firman itu. Setiap detik Tuhan berfirman pada mahluknya

JUMENA
Jangan bawa-bawa firman. Ini bukan apa-apa. Ini hanya masalah nasib sial

SABARUDDIN
Tapi toh mang Jumena selalu mengeluh….

JUMENA
“Terkantuk-kantuk, tua dan sepi”

SABARUDDIN
Kalau saja kau mau berdoa

JUMENA
“Hampir tanpa siapa-siapa”

SABARUDDIN
Selalu kau hanya bertanya dan bertanya dan bertanya…..

JUMENA
“Untuk apa, untuk siapa semua ini?”

SABARUDDIN
Akan terus bertanya dan bertanya sementara berjuta-juta pertanyaan berbaris di belakangnya

JUMENA
Cukup. Saya tidak memerlukan kamu lagi

SABARUDDIN
Saya akan pergi tapi saya akan selalu datang lagi karena sebenarnya kau memerlukan saya

KALI INI PANJANG SEKALI. LOLONGAN ANJING DI KEJAUHAN

JUMENA
Kadang saya geram mendengar lolongan anjing seperti itu

EUIS
Akang

(Jumena Cuma memandang)

Akang, bukankah akang sayang pada Euis?

JUMENA
Kenapa?

EUIS
Kalau memang akang sayang pada Euis. Tak usahlah akang memikirkan yang tidak-tidak. Bukankah akang tidak sendirian di rumah ini?

JUMENA (Tersenyum)
Ya, memang. Kaulah satu-satunya orang yang mengisi ruangan ini

EUIS
Euis sangat sayang pada akang. Sangat amat sayang

JUMENA
Tentu saja kau sangat sayasng sama akang. Kalau tidak, masa kau mau tinggal di sini selama hampir lima tahun

EUIS
Betul, akang. Kalau tidak ada akang di dunia ini entah bagaimana rasanya hidup ini

JUMENA
Betul?

EUIS
Tentu saja betul. Kalau tidak, masa Euis mau tinggal sama akang selama hampir lima tahun

JUMENA TIBA-TIBA MERASA LEGA SEKALI SEPERTI BARU SAJA MEMECAHKAN PERSOALANNYA YANG AMAT BESAR

JUMENA
Keliru saya. Sebenarnya saya ini bahagia tapi saya tidak tahu

EUIS
Akang

JUMENA
Hm?

EUIS
Tidak usah merisaukan kematian lagi

JUMENA (Tiba-tiba lunglai)
Terkantuk-kantuk, tua dan sepi dan tanpa anak

EUIS
Apa akang menganggap Euis tidak ada?

JUMENA (Tersadar)
Maksudmu?

EUIS
Bukankah apa saja yang akang perbuat untuk Euis?

JUMENA
Kenapa kau bertanya begitu?

EUIS (Heran)
Kenapa?

JUMENA (melotot, nanar, marah, kacau. Ngambang)
Ya Allah, untuk apa, untuk siapa?

EUIS (Takut)
Akang

(Jumena diam saja)

Kenapa akang?

JUMENA (tajam)
Sudah lama kau pikirkan itu?

EUIS (Menggeleng-gelengkan kepala tak mengerti)
Akang

JUMENA
Aku melihat mata ketiga istriku yang dulu dalam pandangamu. Jelas. Tidak! Jangan kau berpikir semacam itu. Kenapa kau bertanya begitu? Kenapa? Jawab singkat!

EUIS
Euis tidak mengerti akang

JUMENA
Ingatlah, geulis! Kau kukawini bukan untuk memindah hak hartaku. Sekarang kau bertanya persis seperti yang telah ditanyakan oleh ketiga istriku yang dulu. Tidak! Tidak! Kau kira dengan kedudukanmu sebagai istriku kau bisa merebut hartaku? Hartaku yang telah kukumpulkan dengan seluruh keringatku yang sekarang sudah hampir kering ini? Semua perempuan mata duitan!

EUIS (Puncak tangis bercampur amarah yang kuat tertahan)
Akang, apa kesalahan Euis? Apa? Euis pernah minta apa? Selama hampir lima tahun Euis jadi istri akang, pernahkah Euis minta apa-apa? Apa akang lihat orang tua Euis tiba-tiba menjadi kayak karena Euis menjadi istri akang? Selama Euis di rumah ini, Euis hanya dilimbur ketakutan padahal Euis Cuma mengharap cinta akang

JUMENA (Semakin gila)
Tidak! Tidak seorang pun kubiarkan mengangkat lemari itu. Bahkan tidak seorang bidadaripun kubiarkan merayuku agar aku menyerahkan hartaku. Hartaku adalah keringatku, milikku satu-satunya yang kuharap menjadi pelipurku yang terakhir. Sekarang kau mau merebutnya

EUIS
Siapa mau merebutnya, akang? Euis tidak mengharapkan semua itu sama sekali. Euis hanya mengharapkan cinta akang. Tidak percayakah ada orang yang hanya membutuhkan cinta?

JUMENA
Aku pun membutuhkan cinta selama hidup, tapi yang kudapat hanya orang-orang semacam kau yang berniat merebut hartaku

EUIS
Percayalah, akang tidak akan pernah bisa dicintai selama akang tidak pernah mau dicintai. Jangan lanjutkan pertengkaran ini, akang. Euis tidak ingin akang tinggalkan. Dan biar akang lega, tulislah sekarang surat wasiat akang dan jangan sebut-sebut nama Euis, juga jangan anak dalam kandungan ini (Menangis keras)

(Beberapa saat tidak ada percakapan. Di ujung tangisnya yang mereda)

Selalu saja salah. Selalu saja berburuk sangka

(Euis menghapus bersih air matanya. Mencoba menghapus seluruh kesedihannya)

Akang, lebih baik kita berbicara yang lain. Euis minta maaf kalau memang Euis salah tadi.

JUMENA (Setelah lama)
Saya pikir juga begitu. Memang buat apa sepasang suami istri membicarakan hal-hal seperti itu

EUIS
Iya akang. Pijit akang? (Euis memijit Jumena)

JUMENA
Seorang istri memang seharusnya bersikap begini. Saya lebih senang mendengar pertanyaan soal-soal dapur daripada soal-soal harta (Tersenyum tiba-tiba) pikir-pikir, kita ini sebenarnya sangat bahagia

EUIS
Bahagia, akang. Seumpama merpati terbang berduaan diangkasa luas dan mampir ke pohon-pohon berbunga

JUMENA
Nanti dulu! Aku selalu curiga setiap nasib baik yang jatuh tiba-tiba. Aku merasakan sesuatu kebahagiaan yang ganjil malam ini. Rasanya dilebih-lebihkan seperti dalam lakon-lakon film

EUIS
Ada apa lagi akang?

JUMENA
Tidak!

EUIS
Akang?

JUMENA
Untuk apa, untuk siapa?

EUIS
Apakah kita akan bertengkar lagi, akang?

JUMENA
Malam ini mungkin, tapi besok dan seterusnya kita tidak akan pernah lagi. Coba jawab; bagaimana seandainya aku tiba-tiba mati malam ini?

EUIS
Gustiku, bagaimana aku mesti berkata. Tentu saja Euis akan sangat berduka dan bukan tidak mungkin Euis akan pingsan

JUMENA
Dan kemudian kau akan siuman lagi dan segera kau akan menghitung-hitung harta peninggalanku

EUIS (Kaget bukan kepalang)
Akang!

JUMENA
Tidak. Aku mengerti sekarang mengapa kau tiba-tiba merubah sikap dengan sikap gembira yang dibuat-buat. Jelas. Aku sebatang kara di dunia ini. Kalau aku mati, maka warisan seluruhnya jatuh ke tangan mu yang lentik itu.

EUIS
Akang, bunuhlah saya, kalau saya berpikiran seburuk itu

JUMENA
Tidak. Tidak. Siapapun tidak berhak atas hartaku kecuali Jumena Martawangsa yang telah memeras keringat selama lebih empat puluh tahun. Aku harus merasa aman, hartaku mesti aman. Kalau begitu kita harus cerai!

EUIS
Akang!

19

TIBA-TIBA WARYA DAN BEBERAPA LELAKI MASUK

WARYA
Gan, pabrik terbakar, gan!

JUMENA
Ha?

WARYA
Terbakar!

LELAKI
Pabrik tenun, gan!

EUIS
Gusti

JUMENA
Ini pasti setan bajingan

JUMENA MASUK MENGAMBIL PISTOL DAN KEMUDIAN BERSAMA-SAMA KE PABRIK TENUN YANG TERBAKAR


20

PEREMPUAN TUA MUNCUL MEMBAWA TEMPOLONG LUDAH MENGGANTI TEMPOLONG DI BAWAH KURSI GOYANG

P. TUA
Hanya dengan tidur….


LAYAR

0 komentar

Posting Komentar