17
JUMENA DAN EUIS. BEBERAPA SAAT KEDUANYA MEMBISU
EUIS
Akang
(Jumena Cuma memandang)
Akang susah
JUMENA
Puncak dari susah kalau orang sedang memikirkan kematian padahal
orang itu belum bersedia mati
EUIS
Selalu pikiran tentang itu. Pikiran yang sangat ngeri (Menggigit
bibirnya)
JUMENA
Tapi memang begitu. Lebih lima-enam puluh umur akang barangkali.
Hampir lima tahun lalu kita bersanding jadi pengantin. Ngeri sekali di rumah
ini, pada malam-malam seperti ini, tiba-tiba berpikir tentang mati. Padahal
baru saja akang kembali meyakini bahwa yang penting dalam mengisi hidup adalah
kerja, berpikir dan kerja. Tiba-tiba akang berpikir tentang mati….
Akang sedang berpikir seandainya akang mati ketika sedang duduk di
kursi itu, padahal seorang anakpun belum punya. Enam tahun berumah tangga
EUIS
Hampir lima tahun akang
JUMENA
Semakin tua, terasa roda waktu seperti roda raksasa, berputar dan
bergemuruh dalam senyap dan gaib, tanpa kita bisa melihat sebab begitu cepat
bagaikan kilat. Kalau saja ada satu atau dua anak kita, tak akan lembab rumah
ini
EUIS (Ragu-ragu)
Akang
(Jumena Cuma memandang)
Mungkin…..
JUMENA
Mungkin dan tidak mungkin
EUIS
Mungkin….
JUMENA
Sudah lebih dari cukup kau mengatakan ini. Kau akan mengatakan kau
sudah berisi dan minggu depan kau diam-diam haid
EUIS
Sejak gadis dulu, Euis memang bisaa telat, akang. Tapi kali ini
Euis merasa yakin. Sudah hampir dua bulan Euis tidak haid. Nyai juga berani
memastikan. Dan kalau akang mau besok kita sama-sama pergi ke dokter
JUMENA
Lebih baik kau diam. Kalau benar kau hamil, lahirkan saja.
(Hening)
Tiba-tiba badan saya berkeringat seperti ada yang meremas-remas di
dalam. Aneh sekali perasaan saya belakangan ini
EUIS
Kenapa, akang?
JUMENA
Saya tidak punya anak (Memejamkan matanya) tidak satupun suara
anak-anak dalam rumah ini. Badanku akan terkantuk-kantuk di situ dengan
pernafasan yang sesak, tua dan tanpa seorang anak.
EUIS
Akang selalu menyesali rumah ini, Euis jadi sedih
JUMENA
Saya hanya bertanya kenapa semua ini terjadi?
(Tiba-tiba jumena memegang kedua pelipisnya dengan kedua ujung
telunjuknya)
Sebentar, sebentar. Saya ingat sesuatu sekarang
18
MUNCUL SABARUDDIN NATAPRAWIRA
JUMENA
Sabar….
SABARUDDIN
insyaAllah saya akan menimbang penuh dengan pikiran saya, meskipun
saya yakin sukar sekali hidup hanya dengan pikiran dalam hidup yang begini
banyak dengan hal-hal yang tak terpikirkan!
JUMENA
Tidak begitu. Sabar. Kau kira saya tidak mengerti kenapa saya
tidak atau belum punya anak?
SABARUDDIN
Berapa kali kau beristri?
JUMENA
Tiga kali
EUIS
Empat kali, akang
JUMENA
Ya, empat kali
SABARUDDIN
Semua subur?
JUMENA
Semua perawan. Subur seperti hutan
SABARUDDIN
Nah….
JUMENA (Marah tiba-tiba)
Kamu kira saya orang bodoh!? Persoalan ini gampang sekali
dicernakan. Ini masalah hormone saja atau masalah medis lainnya dan jelas bukan
masalah pelik di luar akal
SABARUDDIN
Kalau kau mau terus mengusut persoalan itu dan mau jujur, kau akan
mendengar firman itu. Setiap detik Tuhan berfirman pada mahluknya
JUMENA
Jangan bawa-bawa firman. Ini bukan apa-apa. Ini hanya masalah
nasib sial
SABARUDDIN
Tapi toh mang Jumena selalu mengeluh….
JUMENA
“Terkantuk-kantuk, tua dan sepi”
SABARUDDIN
Kalau saja kau mau berdoa
JUMENA
“Hampir tanpa siapa-siapa”
SABARUDDIN
Selalu kau hanya bertanya dan bertanya dan bertanya…..
JUMENA
“Untuk apa, untuk siapa semua ini?”
SABARUDDIN
Akan terus bertanya dan bertanya sementara berjuta-juta pertanyaan
berbaris di belakangnya
JUMENA
Cukup. Saya tidak memerlukan kamu lagi
SABARUDDIN
Saya akan pergi tapi saya akan selalu datang lagi karena
sebenarnya kau memerlukan saya
KALI INI PANJANG SEKALI. LOLONGAN ANJING DI KEJAUHAN
JUMENA
Kadang saya geram mendengar lolongan anjing seperti itu
EUIS
Akang
(Jumena Cuma memandang)
Akang, bukankah akang sayang pada Euis?
JUMENA
Kenapa?
EUIS
Kalau memang akang sayang pada Euis. Tak usahlah akang memikirkan
yang tidak-tidak. Bukankah akang tidak sendirian di rumah ini?
JUMENA (Tersenyum)
Ya, memang. Kaulah satu-satunya orang yang mengisi ruangan ini
EUIS
Euis sangat sayang pada akang. Sangat amat sayang
JUMENA
Tentu saja kau sangat sayasng sama akang. Kalau tidak, masa kau
mau tinggal di sini selama hampir lima tahun
EUIS
Betul, akang. Kalau tidak ada akang di dunia ini entah bagaimana rasanya
hidup ini
JUMENA
Betul?
EUIS
Tentu saja betul. Kalau tidak, masa Euis mau tinggal sama akang
selama hampir lima tahun
JUMENA TIBA-TIBA MERASA LEGA SEKALI SEPERTI BARU SAJA MEMECAHKAN
PERSOALANNYA YANG AMAT BESAR
JUMENA
Keliru saya. Sebenarnya saya ini bahagia tapi saya tidak tahu
EUIS
Akang
JUMENA
Hm?
EUIS
Tidak usah merisaukan kematian lagi
JUMENA (Tiba-tiba lunglai)
Terkantuk-kantuk, tua dan sepi dan tanpa anak
EUIS
Apa akang menganggap Euis tidak ada?
JUMENA (Tersadar)
Maksudmu?
EUIS
Bukankah apa saja yang akang perbuat untuk Euis?
JUMENA
Kenapa kau bertanya begitu?
EUIS (Heran)
Kenapa?
JUMENA (melotot, nanar, marah, kacau. Ngambang)
Ya Allah, untuk apa, untuk siapa?
EUIS (Takut)
Akang
(Jumena diam saja)
Kenapa akang?
JUMENA (tajam)
Sudah lama kau pikirkan itu?
EUIS (Menggeleng-gelengkan kepala tak mengerti)
Akang
JUMENA
Aku melihat mata ketiga istriku yang dulu dalam pandangamu. Jelas.
Tidak! Jangan kau berpikir semacam itu. Kenapa kau bertanya begitu? Kenapa?
Jawab singkat!
EUIS
Euis tidak mengerti akang
JUMENA
Ingatlah, geulis! Kau kukawini bukan untuk memindah hak hartaku.
Sekarang kau bertanya persis seperti yang telah ditanyakan oleh ketiga istriku
yang dulu. Tidak! Tidak! Kau kira dengan kedudukanmu sebagai istriku kau bisa
merebut hartaku? Hartaku yang telah kukumpulkan dengan seluruh keringatku yang
sekarang sudah hampir kering ini? Semua perempuan mata duitan!
EUIS (Puncak tangis bercampur amarah yang kuat tertahan)
Akang, apa kesalahan Euis? Apa? Euis pernah minta apa? Selama
hampir lima tahun Euis jadi istri akang, pernahkah Euis minta apa-apa? Apa
akang lihat orang tua Euis tiba-tiba menjadi kayak karena Euis menjadi istri
akang? Selama Euis di rumah ini, Euis hanya dilimbur ketakutan padahal Euis
Cuma mengharap cinta akang
JUMENA (Semakin gila)
Tidak! Tidak seorang pun kubiarkan mengangkat lemari itu. Bahkan
tidak seorang bidadaripun kubiarkan merayuku agar aku menyerahkan hartaku.
Hartaku adalah keringatku, milikku satu-satunya yang kuharap menjadi pelipurku
yang terakhir. Sekarang kau mau merebutnya
EUIS
Siapa mau merebutnya, akang? Euis tidak mengharapkan semua itu
sama sekali. Euis hanya mengharapkan cinta akang. Tidak percayakah ada orang
yang hanya membutuhkan cinta?
JUMENA
Aku pun membutuhkan cinta selama hidup, tapi yang kudapat hanya
orang-orang semacam kau yang berniat merebut hartaku
EUIS
Percayalah, akang tidak akan pernah bisa dicintai selama akang
tidak pernah mau dicintai. Jangan lanjutkan pertengkaran ini, akang. Euis tidak
ingin akang tinggalkan. Dan biar akang lega, tulislah sekarang surat wasiat
akang dan jangan sebut-sebut nama Euis, juga jangan anak dalam kandungan ini
(Menangis keras)
(Beberapa saat tidak ada percakapan. Di ujung tangisnya yang
mereda)
Selalu saja salah. Selalu saja berburuk sangka
(Euis menghapus bersih air matanya. Mencoba menghapus seluruh
kesedihannya)
Akang, lebih baik kita berbicara yang lain. Euis minta maaf kalau
memang Euis salah tadi.
JUMENA (Setelah lama)
Saya pikir juga begitu. Memang buat apa sepasang suami istri
membicarakan hal-hal seperti itu
EUIS
Iya akang. Pijit akang? (Euis memijit Jumena)
JUMENA
Seorang istri memang seharusnya bersikap begini. Saya lebih senang
mendengar pertanyaan soal-soal dapur daripada soal-soal harta (Tersenyum
tiba-tiba) pikir-pikir, kita ini sebenarnya sangat bahagia
EUIS
Bahagia, akang. Seumpama merpati terbang berduaan diangkasa luas
dan mampir ke pohon-pohon berbunga
JUMENA
Nanti dulu! Aku selalu curiga setiap nasib baik yang jatuh
tiba-tiba. Aku merasakan sesuatu kebahagiaan yang ganjil malam ini. Rasanya
dilebih-lebihkan seperti dalam lakon-lakon film
EUIS
Ada apa lagi akang?
JUMENA
Tidak!
EUIS
Akang?
JUMENA
Untuk apa, untuk siapa?
EUIS
Apakah kita akan bertengkar lagi, akang?
JUMENA
Malam ini mungkin, tapi besok dan seterusnya kita tidak akan
pernah lagi. Coba jawab; bagaimana seandainya aku tiba-tiba mati malam ini?
EUIS
Gustiku, bagaimana aku mesti berkata. Tentu saja Euis akan sangat
berduka dan bukan tidak mungkin Euis akan pingsan
JUMENA
Dan kemudian kau akan siuman lagi dan segera kau akan
menghitung-hitung harta peninggalanku
EUIS (Kaget bukan kepalang)
Akang!
JUMENA
Tidak. Aku mengerti sekarang mengapa kau tiba-tiba merubah sikap
dengan sikap gembira yang dibuat-buat. Jelas. Aku sebatang kara di dunia ini.
Kalau aku mati, maka warisan seluruhnya jatuh ke tangan mu yang lentik itu.
EUIS
Akang, bunuhlah saya, kalau saya berpikiran seburuk itu
JUMENA
Tidak. Tidak. Siapapun tidak berhak atas hartaku kecuali Jumena
Martawangsa yang telah memeras keringat selama lebih empat puluh tahun. Aku
harus merasa aman, hartaku mesti aman. Kalau begitu kita harus cerai!
EUIS
Akang!
19
TIBA-TIBA WARYA DAN BEBERAPA LELAKI MASUK
WARYA
Gan, pabrik terbakar, gan!
JUMENA
Ha?
WARYA
Terbakar!
LELAKI
Pabrik tenun, gan!
EUIS
Gusti
JUMENA
Ini pasti setan bajingan
JUMENA MASUK MENGAMBIL PISTOL DAN KEMUDIAN BERSAMA-SAMA KE PABRIK
TENUN YANG TERBAKAR
20
PEREMPUAN TUA MUNCUL MEMBAWA TEMPOLONG LUDAH MENGGANTI TEMPOLONG
DI BAWAH KURSI GOYANG
P. TUA
Hanya dengan tidur….
LAYAR
0 komentar
Posting Komentar