BAGIAN KETIGA
1
SUASANA BEGITU KAKU SEHINGGA RUANG-RUANG RUMAH TUA ITU SEPERTI
MEMBEKU. KELIHATAN JUMENA MENAHAN DIRI BEGITU RUPA SEHINGGA TAMPANGNYA YANG TUA
SEMAKIN BERTAMBAH TUA. SEBALIKNYA JUKI MENCOBA TETAP BERSIKAP SETENANG MUNGKIN MESKI
IRAMA NAPASNYA NAMPAK TIDAK TERATUR. ASAP ROKOK DARI MULUTNYA IKUT MENCIPTAKAN
KESAN KETEGANGAN ITU
JUMENA
Sekarang kau sudah cukup punya uang, sudah cukup segala-galanya.
Kau mulai bertingkah seakan-akan kau lebih pintar dan lebih tua dari saya. Apalagi
yang mau kau katakan? Nasihat? Apa semua orang mengira pikiran saya sudah tidak
waras? Apa seluruh yang saya pikir dan
saya perbuat tidak satu pun yang betul? Semuanya hanya kumpulan dari segala
kesalahan?
Karena dulu keluargamu telah menerima saya sebagai kacung, karena
dulu kebetulan ayah ibumu telah menolong saya, menyekolahkan saya, maka saya
coba menolong kau.
Jangan mungkir, ketika pertama kali kau datang kemari kau telah
mengaku sebagai pedagang besar dari
Jakarta, padahal kau tak lebih dari makelar kecil. Juki, tidak gampang saya mau
menolong orang. Tapi apakah karena itu lalau saya mengharap supaya kau berterima kasih pada saya? Tidak.
Buat apa? Saya hanya minta kau
laksanakan tugasmu dengan baik sebagai kurir dan tidak usah kau ikut campur
urusan saya yang lain. Apalagi yang bersifat pribadi. Begitulah Juki saya minta
kau maklumi ini.
SUNYI
JUKI
Memang saya tidak bisa memungkiri akang telah banyak menolong
saya. Juga saya akui saya akan tetap lontang-lantung kalau saya tidak datang ke
rumah ini. Terus terang usia saya yang tinggal sedikit ini telah akang
selamatkan sehingga saya menjadi hidup kembali, cinta bekerja, cinta berpikir.
JUMENA
Jangan sentimental. Itu tidak penting. Saya tidak bermaksud mengungkit-ungkit. Lagi orang lain tidak
mustahil bisa menolong kau atau memberi pekerjaan kau lebih dari saya. Saya
hanya minta supaya kau bisa membatasi diri. Percayalah, semua soal akan dapat
saya selesaikan dengan baik dan semuanya sudah saya hitung dengan cermat.
Semuanya hanya soal-soal sepele. Sudah cukup pengalaman saya menghadapi
persoalan tetek bengek semacam itu
JUKI
Kesalahan saya tadi, memang karena seolah-olah saya bersikap
seperti saudara. Baiklah, sekarang sebagai kawan saya ingin mencoba memberi
saran kepada akang
JUMENA
Empat kali sudah saya beristri! Karenanya tidak usah kau memberi
saran apapun kepada saya. semua perempuan sama ukurannya, materialistis! Kau
belum beristri, kan Juki? (Juki hanya menghisap napas) Nah, coba Juki apa yang
akan kau perbuat menghadapi perempuan-perempuan macam istri saya? Saya yakin
kau akan melakukan persis seperti apa yang saya lakukan berkali-kali. Saya coba
mencintai mereka, saya kawini mereka, saya beri apa yang seharusnya mereka
miliki, lalu tiba-tiba mereka mau merebut hak atas harta saya. Betul-betul
tidak punya rasa terima kasih.
JUKI
Setelah ini akang akan kawin lagi?
JUMENA
Tergantung keadaan. Tapi bosan saya
JUKI
Dan Euis?
JUMENA
Biarkan dia berkubang dalam rumah orang tuanya yang sombong itu
JUKI
Akang seharusnya percaya betapa Euis mencintai akang. Sudah hampir
lima tahun akang berumah tangga dengan dia
JUMENA
Dulu saya percaya bahwa mungkin saja ada seorang gadis yang
separuh usia saya dapat mencintai lelaki tua macam saya, tapi sekarang tidak.
Gadis dan bukan gadis sama saja perempuan, dan artinya sama perampoknya
JUKI
Akang jangan berdusta, sebenarnya akang sangat mencintai Euis
JUMENA
Tidak. (Diam) Buat apa?
SUNYI
JUKI
Saya yakin akang tidak begitukan Euis. Saya baca mata akang, akang
sangat membutuhkan dia. Saya percaya suatu ketika akang akan menyusul dia
JUMENA (Pada penonton)
Apa Anda percaya omongannya? Kurang ajar, dia bisa mengucapkan
kalimat setulus itu sementara hatinya meramu racun untuk saya
JUKI
Selama ini akang hanya dilimbur buruk sangka
JUMENA
Tuhanku, bendunglah amarah saya
JUKI
Saya tahu betul keadaan akang. Kalau akang percaya, saya pun
sangat mencintai akang. Terus terang saya akui, akang punya
cita-cita yang sehat. Dengan
rencana perluasan usaha-usaha akang secara tidak langsung akang mengajak penduduk
daerah ini rajin dan lebih keras bekerja. Saya pun tahu bagaimana sebagian
orang justru mencemooh akang sebagai pengusaha yang kikir. juga saya tahu
betapa banyak orang menaruh dengki pada akang. Karena begitu saya…
JUMENA
Nah, kau ucapkan sendiri. Dengki. Itulah sifat semua orang
JUKI
Selalu akang begitu. Tidak semua orang jelek, akang. Percayalah,
dengan prasangka-prasangka buruk akang selama ini, akang sedang menghancurkan
diri akang sendiri. cobalah bercermin, nanti akang tahu betapa prasangka telah
melipatkan usia akang
JUMENA
Kalau kau pernah memeras keringat selama empat puluh tahun, kau
akan mengerti bahwa orang menjadi tua karena kering ludas energinya
JUKI
Betul, tapi akang akan tampak lebih muda sekiranya tanpa prasangka
JUMENA (Pada penonton)
Inilah saatnya. Saya tidak bisa lagi menahan diri (Lalu dengan
tenang) Juki, kau akui saja bahwa diam-diam kau mencintai istri saya
(Juki tetap tenang)
Anda lihat sendiri dia tidak bisa berkutik. Bisakah Anda juga
menyarankan agar saya mempercayai lelaki itu?
JUKI
Betul-betul akang dikuasai pikiran-pikiran jelek saja. Apakah saya
gila, maka mencintai istri akang? Apakah saya orang yang tidak tahu terima
kasih maka saya merebut istri akang?
JUMENA
semuanya kau ucapkan sendiri. Siapa yang menuduh bahwa kau berniat
merebut istri saya? Saya hanya mengatakan bahwa kau mencintai istri saya. Dan
ini mungkin saja. Apakah aneh kalau mencintai seorang perempuan yang sudah
bersuami? Tidak, Juki. Kau tidak bisa terlalu lama menyembunyikan perasaanmu
JUKI
Untung saya sudah siap menghadapi segala prasangka. Sebentar lagi
akang pun akan mengatakan yang lebih dari itu
JUMENA
Tentu saja kau siap, karena semuanya sudah ada dalam diri kamu
sendiri. Prasangka! prasangka! Apakah kau bisa mengelak kalau semuanya saya
utarakan blak-blakan di sini? Coba jawab, apa yang terjadi setiap kali saya
pergi ke Tasikmalaya atau ke tempat-tempat lain?
JUKI (Mulai marah)
Apakah akang menuduh di rumah ini telah terjadi perbuatan mesum?
JUMENA
Selalu kau mendahului. Ya! Dan apa yang terjadi di gudang kacang
setiap malam pada jam-jam dinihari? Bagaimana Euis bisa hamil tanpa mengadakan
hubungan gelap?
JUKI
Darimana akang dapat cerita-cerita seram seperti itu? Saya kira
seorang tidak waras telah meniupkan fitnah ke telinga akang
JUMENA
Lagi kau akui sendiri. Ya! Si sinting Kamil yang menceritakan itu
semua. Sengaja, sejak lama saya suruh dia mengawasi semua orang termasuk istri
saya dan kau
JUKI
Tuhanku, dan akang bisa percaya pada orang semacam itu?
JUMENA
Tidak saja saya, bahkan kau pun percaya. Kalau kau tidak percaya,
tidak mungkin pabrik tenun terbakar bersama si Kamil. Kau mau menghilangkan
jejak kejahatan dengan membakar lelaki sinting itu
JUKI
Akang sudah keterlaluan!
JUMENA
Kamu yang keterlaluan. Sudah saya beri pekerjaan dengan gaji besar
dan tempat tinggal Cuma-Cuma di sini, kamu masih juga merencanakan niat busuk
di belakang punggung saya.
Jangan mungkir. Kau dan Sabar berniat akan memperistrikan Euis
kalau suatu ketika Euis sudah jadi janda. Sebab itu kau keras mendesak agar
saya jangan menceraikan Euis. Saya juga tahu kau sedang mempercepat saat itu.
Jangan mungkir. Kau dan Sabar sedang menyiapkan kubur buat saya.
betul-betul air tuba
JUKI (Setelah agak lama)
Sebelum saya meninggalkan rumah ini…
JUMENA
Karena kau tersinggung?
JUKI
Akang, sebelum terlambat, bersihkanlah akang dari segala prasangka
itu. akang sudah tua
JUMENA
Jangan kau beri saya sugesti seperti itu. Saya tidak akan lembek
oleh sugesti-sugesti kasar seperti itu, bahkan saya akan merasa bertambah muda
setiap hari (Tersenyum) Saya tidak tahu persis berapa umur saya
JUKI
Selama tahun-tahun terakhir ini akang sendiri merasakan kesehatan
akang semakin mundur. Sekali lagi saya sarankan, agar akang jangan terlalu
keras dan pendek pikir. tidak semua orang sama seperti akang! Tidak semua orang
suka berprasangka buruk seperti akang! Tidak semua orang pahit seperti akang!
Tidak semua orang melakukan apa yang dulu akang lakukan; suka main-main
perempuan. menghabiskan usia yang tinggal beberapa detik in lebih baik kita….
JUMENA
Sudahlah! jangan kau obral kata-kata palsu itu!
JUKI
Sekali pun begitu, saya tetap berterima kasih pada akang. Saya
harap, kalau suatu ketika kita jumpa, saya sudah punya seorang anak dan istri
yang mau memelihara saya
BEGITU JUKI KELUAR LONCENG BERDETAK KERAS
JUMENA
Bangsat! kenapa justru ia tidak menyangkal? (Tiba-tiba sesak napas
kemudian batuk-batuk dan muntah-muntah) Bangsat! Bangsat!
2
TAK ADA SUARA. MUNCUL SEORANG LELAKI KEMBARAN JUMENA, TETAPI
SANGAT TUA DI BALIK LONCENG. SEBENTAR BERTATAPAN DENGAN JUMENA. MEREKA SEPERTI
SEDANG MERUNDINGKAN SESUATU LEWAT PANDANG MATA. SETELAH ORANG ITU MENGANGGUK
DAN JUMENA MENGGELENG, DIA KELUAR
3
PEREMPUAN TUA MUNCUL MEMBAWA TEMPOLONG LUDAH DAN MENGGANTI
TEMPOLONG DI KAKI KURSI GOYANG. SETELAH ITU IA MELANGKAH TETAPI BERHENTI DI
PINTU
P. TUA
Tinggal kita berdua
JUMENA
Kata orang, dulu saya pernah digendong oleh seorang perempuan tua
P. TUA
Kapan?
JUMENA
Dulu, jaman normal, kata orang
P. TUA
Ketika agan kecil?
JUMENA
Perempuan tua itu menggendong saya, membawa saya kemana-mana,
menjelajahi seluruh pojok kota
P. TUA
Kenapa?
JUMENA
Minta-minta, ngemis
(Perempuan Tua Itu Tersenyum)
Ini bukan lelucon, ini riwayat hidup saya. Kata orang. Tapi, kalau
ternyata memang lelucon, maka jelas hidup juga suatu lelucon yang pahit. Saya
betul-betul sendiri di dunia. Kadang-kadang timbul pikiran yang ganjil. Apakah
saya tidak pernah dilahirkan? Apakah Tuhan melemparkan saya begitu saja ke
pinggir kali atau tong sampah?.
Bahkan saya pun tidak tahu kenapa saya bernama Jumena. Saya selalu
merasa geli kenapa dulu saya perlu menambah nama itu dengan Martawangsa. Apa
maksud Tuhan dengan semua ini?
4
MUNCUL EMPAT ORANG MEMBAWA KERANDA. MUNCUL PEMBURU DI BALIK
LONCENG
PEMBURU
Saya kira cukup agung, anakku….
(Jumena Cuma diam ketika keranda itu dibawa masuk ke dalam
kamarnya
Semuanya saya yang bayar
(Yang membawa keranda tadi keluar)
Bunga-bunga jangan lupa
JUMENA (Berontak)
Saya tidak memerlukan semua itu. Kalau memang tidak pernah jelas
dimana saya lahir, maka saya kira juga tidak perlu kuburan atau nisan buat
saya! Lemparkan saja saya kembali ke pinggir kali. Dengan nisan rasanya saya
malah seperti disindir
PEMBURU
Semuanya beres nanti, tanpa kau ikut campur
KLEUAR
0 komentar
Posting Komentar