Sabtu, 24 Desember 2016

Naskah Drama Sumur Tanpa Dasar Bagian 8

BAGIAN KETIGA

1
SUASANA BEGITU KAKU SEHINGGA RUANG-RUANG RUMAH TUA ITU SEPERTI MEMBEKU. KELIHATAN JUMENA MENAHAN DIRI BEGITU RUPA SEHINGGA TAMPANGNYA YANG TUA SEMAKIN BERTAMBAH TUA. SEBALIKNYA JUKI MENCOBA TETAP BERSIKAP SETENANG MUNGKIN MESKI IRAMA NAPASNYA NAMPAK TIDAK TERATUR. ASAP ROKOK DARI MULUTNYA IKUT MENCIPTAKAN KESAN KETEGANGAN ITU

JUMENA
Sekarang kau sudah cukup punya uang, sudah cukup segala-galanya. Kau mulai bertingkah seakan-akan kau lebih pintar dan lebih tua dari saya. Apalagi yang mau kau katakan? Nasihat? Apa semua orang mengira pikiran saya sudah tidak waras?  Apa seluruh yang saya pikir dan saya perbuat tidak satu pun yang betul? Semuanya hanya kumpulan dari segala kesalahan?

Karena dulu keluargamu telah menerima saya sebagai kacung, karena dulu kebetulan ayah ibumu telah menolong saya, menyekolahkan saya, maka saya coba menolong kau.

Jangan mungkir, ketika pertama kali kau datang kemari kau telah mengaku  sebagai pedagang besar dari Jakarta, padahal kau tak lebih dari makelar kecil. Juki, tidak gampang saya mau menolong orang. Tapi apakah karena itu lalau saya mengharap  supaya kau berterima kasih pada saya? Tidak. Buat apa?  Saya hanya minta kau laksanakan tugasmu dengan baik sebagai kurir dan tidak usah kau ikut campur urusan saya yang lain. Apalagi yang bersifat pribadi. Begitulah Juki saya minta kau maklumi ini.

SUNYI

JUKI
Memang saya tidak bisa memungkiri akang telah banyak menolong saya. Juga saya akui saya akan tetap lontang-lantung kalau saya tidak datang ke rumah ini. Terus terang usia saya yang tinggal sedikit ini telah akang selamatkan sehingga saya menjadi hidup kembali, cinta bekerja, cinta berpikir.

JUMENA
Jangan sentimental. Itu tidak penting. Saya tidak bermaksud  mengungkit-ungkit. Lagi orang lain tidak mustahil bisa menolong kau atau memberi pekerjaan kau lebih dari saya. Saya hanya minta supaya kau bisa membatasi diri. Percayalah, semua soal akan dapat saya selesaikan dengan baik dan semuanya sudah saya hitung dengan cermat. Semuanya hanya soal-soal sepele. Sudah cukup pengalaman saya menghadapi persoalan tetek bengek semacam itu

JUKI
Kesalahan saya tadi, memang karena seolah-olah saya bersikap seperti saudara. Baiklah, sekarang sebagai kawan saya ingin mencoba memberi saran kepada akang

JUMENA
Empat kali sudah saya beristri! Karenanya tidak usah kau memberi saran apapun kepada saya. semua perempuan sama ukurannya, materialistis! Kau belum beristri, kan Juki? (Juki hanya menghisap napas) Nah, coba Juki apa yang akan kau perbuat menghadapi perempuan-perempuan macam istri saya? Saya yakin kau akan melakukan persis seperti apa yang saya lakukan berkali-kali. Saya coba mencintai mereka, saya kawini mereka, saya beri apa yang seharusnya mereka miliki, lalu tiba-tiba mereka mau merebut hak atas harta saya. Betul-betul tidak punya rasa terima kasih.

JUKI
Setelah ini akang akan kawin lagi?

JUMENA
Tergantung keadaan. Tapi bosan saya

JUKI
Dan Euis?

JUMENA
Biarkan dia berkubang dalam rumah orang tuanya yang sombong itu

JUKI
Akang seharusnya percaya betapa Euis mencintai akang. Sudah hampir lima tahun akang berumah tangga dengan dia

JUMENA
Dulu saya percaya bahwa mungkin saja ada seorang gadis yang separuh usia saya dapat mencintai lelaki tua macam saya, tapi sekarang tidak. Gadis dan bukan gadis sama saja perempuan, dan artinya sama perampoknya

JUKI
Akang jangan berdusta, sebenarnya akang sangat mencintai Euis

JUMENA
Tidak. (Diam) Buat apa?

SUNYI

JUKI
Saya yakin akang tidak begitukan Euis. Saya baca mata akang, akang sangat membutuhkan dia. Saya percaya suatu ketika akang akan menyusul dia

JUMENA (Pada penonton)
Apa Anda percaya omongannya? Kurang ajar, dia bisa mengucapkan kalimat setulus itu sementara hatinya meramu racun untuk saya

JUKI
Selama ini akang hanya dilimbur buruk sangka

JUMENA
Tuhanku, bendunglah amarah saya

JUKI
Saya tahu betul keadaan akang. Kalau akang percaya, saya pun sangat mencintai akang. Terus terang saya akui, akang  punya  cita-cita  yang sehat. Dengan rencana perluasan usaha-usaha akang secara tidak langsung akang mengajak penduduk daerah ini rajin dan lebih keras bekerja. Saya pun tahu bagaimana sebagian orang justru mencemooh akang sebagai pengusaha yang kikir. juga saya tahu betapa banyak orang menaruh dengki pada akang. Karena begitu saya…

JUMENA
Nah, kau ucapkan sendiri. Dengki. Itulah sifat semua orang

JUKI
Selalu akang begitu. Tidak semua orang jelek, akang. Percayalah, dengan prasangka-prasangka buruk akang selama ini, akang sedang menghancurkan diri akang sendiri. cobalah bercermin, nanti akang tahu betapa prasangka telah melipatkan usia akang

JUMENA
Kalau kau pernah memeras keringat selama empat puluh tahun, kau akan mengerti bahwa orang menjadi tua karena kering ludas energinya

JUKI
Betul, tapi akang akan tampak lebih muda sekiranya tanpa prasangka

JUMENA (Pada penonton)
Inilah saatnya. Saya tidak bisa lagi menahan diri (Lalu dengan tenang) Juki, kau akui saja bahwa diam-diam kau mencintai istri saya

(Juki tetap tenang)

Anda lihat sendiri dia tidak bisa berkutik. Bisakah Anda juga menyarankan agar saya mempercayai lelaki itu?

JUKI
Betul-betul akang dikuasai pikiran-pikiran jelek saja. Apakah saya gila, maka mencintai istri akang? Apakah saya orang yang tidak tahu terima kasih maka saya merebut istri akang?

JUMENA
semuanya kau ucapkan sendiri. Siapa yang menuduh bahwa kau berniat merebut istri saya? Saya hanya mengatakan bahwa kau mencintai istri saya. Dan ini mungkin saja. Apakah aneh kalau mencintai seorang perempuan yang sudah bersuami? Tidak, Juki. Kau tidak bisa terlalu lama menyembunyikan perasaanmu

JUKI
Untung saya sudah siap menghadapi segala prasangka. Sebentar lagi akang pun akan mengatakan yang lebih dari itu

JUMENA
Tentu saja kau siap, karena semuanya sudah ada dalam diri kamu sendiri. Prasangka! prasangka! Apakah kau bisa mengelak kalau semuanya saya utarakan blak-blakan di sini? Coba jawab, apa yang terjadi setiap kali saya pergi ke Tasikmalaya atau ke tempat-tempat lain?

JUKI (Mulai marah)
Apakah akang menuduh di rumah ini telah terjadi perbuatan mesum?

JUMENA
Selalu kau mendahului. Ya! Dan apa yang terjadi di gudang kacang setiap malam pada jam-jam dinihari? Bagaimana Euis bisa hamil tanpa mengadakan hubungan gelap?

JUKI
Darimana akang dapat cerita-cerita seram seperti itu? Saya kira seorang tidak waras telah meniupkan fitnah ke telinga akang

JUMENA
Lagi kau akui sendiri. Ya! Si sinting Kamil yang menceritakan itu semua. Sengaja, sejak lama saya suruh dia mengawasi semua orang termasuk istri saya dan kau

JUKI
Tuhanku, dan akang bisa percaya pada orang semacam itu?

JUMENA
Tidak saja saya, bahkan kau pun percaya. Kalau kau tidak percaya, tidak mungkin pabrik tenun terbakar bersama si Kamil. Kau mau menghilangkan jejak kejahatan dengan membakar lelaki sinting itu

JUKI
Akang sudah keterlaluan!

JUMENA
Kamu yang keterlaluan. Sudah saya beri pekerjaan dengan gaji besar dan tempat tinggal Cuma-Cuma di sini, kamu masih juga merencanakan niat busuk di belakang punggung saya.

Jangan mungkir. Kau dan Sabar berniat akan memperistrikan Euis kalau suatu ketika Euis sudah jadi janda. Sebab itu kau keras mendesak agar saya jangan menceraikan Euis. Saya juga tahu kau sedang mempercepat saat itu.
Jangan mungkir. Kau dan Sabar sedang menyiapkan kubur buat saya. betul-betul air tuba

JUKI (Setelah agak lama)
Sebelum saya meninggalkan rumah ini…

JUMENA
Karena kau tersinggung?

JUKI
Akang, sebelum terlambat, bersihkanlah akang dari segala prasangka itu. akang sudah tua

JUMENA
Jangan kau beri saya sugesti seperti itu. Saya tidak akan lembek oleh sugesti-sugesti kasar seperti itu, bahkan saya akan merasa bertambah muda setiap hari (Tersenyum) Saya tidak tahu persis berapa umur saya

JUKI
Selama tahun-tahun terakhir ini akang sendiri merasakan kesehatan akang semakin mundur. Sekali lagi saya sarankan, agar akang jangan terlalu keras dan pendek pikir. tidak semua orang sama seperti akang! Tidak semua orang suka berprasangka buruk seperti akang! Tidak semua orang pahit seperti akang! Tidak semua orang melakukan apa yang dulu akang lakukan; suka main-main perempuan. menghabiskan usia yang tinggal beberapa detik in lebih baik kita….

JUMENA
Sudahlah! jangan kau obral kata-kata palsu itu!

JUKI
Sekali pun begitu, saya tetap berterima kasih pada akang. Saya harap, kalau suatu ketika kita jumpa, saya sudah punya seorang anak dan istri yang mau memelihara saya

BEGITU JUKI KELUAR LONCENG BERDETAK KERAS

JUMENA
Bangsat! kenapa justru ia tidak menyangkal? (Tiba-tiba sesak napas kemudian batuk-batuk dan muntah-muntah) Bangsat! Bangsat!


2

TAK ADA SUARA. MUNCUL SEORANG LELAKI KEMBARAN JUMENA, TETAPI SANGAT TUA DI BALIK LONCENG. SEBENTAR BERTATAPAN DENGAN JUMENA. MEREKA SEPERTI SEDANG MERUNDINGKAN SESUATU LEWAT PANDANG MATA. SETELAH ORANG ITU MENGANGGUK DAN JUMENA MENGGELENG, DIA KELUAR

3

PEREMPUAN TUA MUNCUL MEMBAWA TEMPOLONG LUDAH DAN MENGGANTI TEMPOLONG DI KAKI KURSI GOYANG. SETELAH ITU IA MELANGKAH TETAPI BERHENTI DI PINTU

P. TUA
Tinggal kita berdua

JUMENA
Kata orang, dulu saya pernah digendong oleh seorang perempuan tua

P. TUA
Kapan?

JUMENA
Dulu, jaman normal, kata orang

P. TUA
Ketika agan kecil?

JUMENA
Perempuan tua itu menggendong saya, membawa saya kemana-mana, menjelajahi seluruh pojok kota

P. TUA
Kenapa?

JUMENA
Minta-minta, ngemis

(Perempuan Tua Itu Tersenyum)

Ini bukan lelucon, ini riwayat hidup saya. Kata orang. Tapi, kalau ternyata memang lelucon, maka jelas hidup juga suatu lelucon yang pahit. Saya betul-betul sendiri di dunia. Kadang-kadang timbul pikiran yang ganjil. Apakah saya tidak pernah dilahirkan? Apakah Tuhan melemparkan saya begitu saja ke pinggir kali atau tong sampah?.

Bahkan saya pun tidak tahu kenapa saya bernama Jumena. Saya selalu merasa geli kenapa dulu saya perlu menambah nama itu dengan Martawangsa. Apa maksud Tuhan dengan semua ini?

4

MUNCUL EMPAT ORANG MEMBAWA KERANDA. MUNCUL PEMBURU DI BALIK LONCENG

PEMBURU
Saya kira cukup agung, anakku….

(Jumena Cuma diam ketika keranda itu dibawa masuk ke dalam kamarnya

Semuanya saya yang bayar

(Yang membawa keranda tadi keluar)

Bunga-bunga jangan lupa

JUMENA (Berontak)
Saya tidak memerlukan semua itu. Kalau memang tidak pernah jelas dimana saya lahir, maka saya kira juga tidak perlu kuburan atau nisan buat saya! Lemparkan saja saya kembali ke pinggir kali. Dengan nisan rasanya saya malah seperti disindir

PEMBURU
Semuanya beres nanti, tanpa kau ikut campur


KLEUAR

0 komentar

Posting Komentar