Sabtu, 24 Desember 2016

Naskah Drama Sumur Tanpa Dasar Bagian 9

5

SUNYI

JUMENA
Nyai punya anak?

P. TUA
Punya gan. tapi sudah lebih dari sepuluh tahun barangkali ia menghilang

JUMENA
Famili lain?

P. TUA
Tidak ada kecuali famili dari mendiang suami saya

JUMENA
Lumayan. Saya tidak punya siapa-siapa. Ke belakang hitam, ke muka hitam

(Sunyi)

Nyai bahagia?

P. TUA
Senang

JUMENA
Kenapa?

P. TUA
Tak ada yang pantas nyai susahkan. Dari itu nyai heran kenapa agan selalu nampak susah . padahal nyai percaya setiap orang bisa merasa bahagia hanya karena melihat orang lain bahagia. juga kita bisa bahagia karena kita melakukan sesuatu untuk menyenangkan orang lain

JUMENA
Bagaimana anak nyai?

P. TUA
Nyai percaya pada suatu hari nanti kami akan bertemu lagi

JUMENA
Mungkin dan tidak mungkin

P. TUA
Nyai pilih mungkin. Juga nyai percaya kalau tidak sempat di dunia, gusti pangeran akan mempertemukan kami di akherat kelak. Nyai yakin demikian halnya juga agan….

JUMENA
Saya beriman. saya beriman…

P. TUA
Nyai selalu membayangkan betapa bahagia seseorang yang beriman kepada Tuhan

JUMENA
Saya percaya saya beriman

P. TUA
Mungkin tidak penuh

JUMENA
Saya beriman tapi sedikit sangsi

P. TUA
Agan harus yakin dengan hari nanti. Kalau agan yakin niscaya agan akan tenang. Agan akan bisa lebih banyak membagi-bagikan sumbangan, lebih banyak berbuat amal, dengan harapan….

JUMENA
Saya takut kena tipu. saya takut kalau ternyata semuanya hanya isapan jempol belaka dan tak lebih hanya impian semata, hanya omong kosong, sementara saya sudah membagi-bagikan harta saya

P. TUA
Kurang rendah hati

SUNYI

JUMENA (Mulai takut dan curiga aneh)
Kira-kira kemana Juki pergi?

P. TUA
Siapa bisa menduga? Ke Jakarta mungkin, ke Bandung mungkin, kemana saja mungkin. dan bukan tidak mungkin ia tidak pergi kemana-mana


P. TUA KELUAR

JUMENA
Pasti ada apa-apa. Rencana Juki makin masak saya kira. Kemana Juki? (Berseru) Nyai!

(Perempuan tua muncul )

Sebaiknya seluruh pintu dan jendela dikunci

P. TUA
Masih siang, gan

JUMENA
Turut apa saya bilang. Dan jangan buka sebelum saya perintahkan!

P. TUA DENGAN TERHERAN-HERAN KELUAR. LALU TERDENGAR BUNYI PINTU-PINTU DITUTUP. ADA GEMA DI TELINGA JUMENA

6

JUMENA MENGAMBIL PISTOL. BERJAGA-JAGA. TIDAK BERAPA LAMA TERDENGAR PINTU DIKETUK. MUNCUL PEREMPUAN TUA. LAGI TERDENGAR KETUKAN

P. TUA
Dibuka, gan?

JUMENA
Intai dulu dan laporkan

PEREMPUAN TUA KELUAR. LALU PINTU DIKETUK. PEREMPUAN TUA MUNCUL

P. TUA
pak Warya, gan

JUMENA
Apa keperluannya?

P. TUA
Belum nyai Tanya, gan

JUMENA
Tanya!

(Ketukan di pintu. Perempuan Tua keluar lagi, sebentar lalu muncul lagi)

Apa?

P. TUA
Mau menyampaikan pesan kawan-kawan, gan. kawan-kawannya mau kerja lagi

(Sebentar Jumena berpikir)

Mereka kembali mau kerja, katanya gan

JUMENA
Bawa apa dia? golok?

P. TUA
Kurang jelas, gan

JUMENA
Lihat dulu

(Perempuan tua keluar. ketukan pintu)

Pistol ini harus disimpan dimana? Ya di sini

(Perempuan tua muncul)

Sabit? Golok? Saya kira belati

P. TUA
Tidak bawa apa-apa gan

JUMENA
Pakai sarung apa celana komprang?

P. TUA
Celana panjang biasa

JUMENA (Setelah agak lama)
Suruh dia masuk

(Perempuan tua keluar)

Nyai!

(Perempuan tua muncul)

Jangan lupa pintu dikunci lagi

PEREMPUAN TUA KELUAR



7

JUMENA DI SUDUT. BERJAGA-JAGA

JUMENA
Mustahil tak ada hubungannya dengan Juki

(Muncul Warya Diikuti Perempuan Tua)

Nyai tidak usah ke belakang. Duduk saja di pintu. Jaga!

SUNYI

WARYA
Bapak kelihatan tambah segar

JUMENA
Lumayan

WARYA
Syukurlah

JUMENA
Tumben anda kesini

WARYA
Maklum repot, Baru sekarang saya bisa ke sini. Tapi bapak memang kelihatan mulai bercahaya

JUMENA
Tidak lama lagi saya akan sembuh sama sekali

WARYA
InsyaAllah pak, kami semua mendoakan supaya bapak lekas sembuh

JUMENA
Tidak mendoakan supaya saya lekas mati? Kalau saya sudah sembuh, lalu kenapa?

WARYA
Kawan-kawan semua sudah sepakat akan mulai kerja lagi

JUMENA
Kapan?

WARYA
Terserah bapak tentunya

JUMENA
Kalau begitu saya timbang-timbang dulu. (Diam) Jadi kalian sudah memilih?

WARYA
Sudah, pak. kami memilih yang kedua

JUMENA
O, gaji yang diturunkan kemudian diperincikan dengan tambahan tunjangan social dan lain-lain?

WARYA
Sependengaraan saya begitu pak. Nanti Emod sendiri dan kawan-kawan lain akan langsung menyampaikan keputusan itu kepada bapak.

JUMENA
Kalian memang betul-betul kambing. di beri gaji cukup besar, kalian tidak mampu mengendalikan diri. Buta administrasi alias tolol! Tapi yang paling tragis, kalian tidak tahu lapar karena selalu lapar

WARYA
jadi bagaimana, pak?

JUMENA
apa yang bagaimana?

WARYA
Kapan kawan-kawan boleh mulai kerja lagi? Kapan pabrik akan buka?

JUMENA
Kau bilang nanti Emod dan kawan-kawan akan langsung ngomong sendiri dengan saya?

WARYA (Tersenyum)
Tapi saya kira boleh saja saya tahu sebelumnya

JUMENA
Terlambat

WARYA
Maksud juragan?

JUMENA
Kalau seminggu yang lalu kau kemari, dan menyampaikan keinginan kawan-kawanmu itu, barangkali saya akan senang sekali. sekarang rasanya tidak begitu. Sekarang saya berada dalam pikiran bahwa keputusan apapun sama dan sia-sia untuk saya.

WARYA (Tidak paham. Lalu setelah agak lama)
Lalu bagaimana, pak?

JUMENA
Saya sendiri belum tahu, nanti saya pikirkan. Akan saya timbang apakah ada gunanya saya membantu kalian. yang pasti untuk saya semuanya sama saja. tak ada gunanya. Tinggal satu soal: Saya berpihak pada kalian atau kepada diri sendiri?

WARYA (Ragu-ragu)
Saya juga belum, eh, maksud saya, apa, eh maksud saya, apa belum ada sesuatu. eh belum ada sesuatu yang bapak perlukan yang saya bisa kerjakan?

JUMENA
Belum, Cuma satu yang saya inginkan dan perlukan: berdiam diri atau berbaring-baring setengah tidur. Tidur. tidur.

TAK HENTI-HENTI JUMENA MENGUCAPKAN KATA”TIDUR” SEHINGGA MEMBUAT WARYA MERASA GANJIL

WARYA
Saya permisi, pak….

JUMENA MEMATUNG BEKU, DIBEKUKANNYA PIKIRAN SENDIRI KETIKA WARYA PERGI. SEMENTARA ITU PEMBURU BERSAMA YANG LAIN-LAIN MEMBAYANG DENGAN SENAPAN MASING-MASING DI TANGAN


8

SETELAH MENDENGAR PERTENGAKARAN MULUT ANTARA PEREMPUAN TUA DENGAN SESEORANG LALU MUNCUL LELAKI KURUSKUSAM GONDRONG DALAM KEADAAN GERAM DIIKUTI PEREMPUAN TUA YANG MASIH TERUS MENCOBA MENGUSIRNYA

LELAKI (Tajam menatap Jumena)
Rupanya kau

(Jumena berdiri lalu mundur ketakutan)

Rupanya kau harta karun itu

JUMENA (Setelah agak lama)
Siapa kau?

LELAKI
Siapa kau?

JUMENA
Siapa kau? Saya tembak kau. Saya tembak kau

LELAKI
Siapa kau? Saya tembak kau. Saya tembak kau. A, rupanya kau

JUMENA
Nyai!

P. TUA (Ketakutan)
Iya, gan

JUMENA
Kenapa nyai biarkan lelaki ini masuk?

LELAKI
Saya yang memaksa masuk setelah saya sembur dia. Heh, Nyai, sebaiknya nyai masuk ke dalam. Ayo, masuk!

KETAKUTAN PEREMPUAN TUA MASUK KE DAPUR

JUMENA
Nyai!

KETAKUTAN, PEREMPUAN TUA KELUAR

LELAKI
Nyai!

KETAKUTAN PEREMPUAN TUA MASUK LAGI KE DAPUR

JUMENA
Nyai!

(Perempuan tua mengintip saja)

Siapa dia?

LELAKI
Kuslan nama saya. Pelukis, Nyai!

KETAKUTAN, PEREMPUAN TUA MASUK. TETAPI SEGERA LELAKI ITU MEMANGGILNYA KEMBALI. DAN PEREMPUAN TUA MUNCUL LAGI DI PINTU DAPUR

P. TUA
Saya masuk atau keluar?

JUMENA & LELAKI
Keluar!

PEREMPUAN TUA LEMAS PADA KAKINYA

LELAKI
Nyai, saya minta dengan hormat tapi sangat, suruh Euis segera keluar

JUMENA TERNGANGA

P. TUA
Sudah nyai bilang Euis tak ada di sini, den

LELAKI
Jangan bohong! Saya yakin Euis lari kesini. Katanya ia mau kembali kesini

P. TUA
Betul, den. Euis tak ada di sini

JUMENA
Diam, nyai! Kau sebenarnya mau apa masuk ke rumah orang dengan cara seperti garong?

LELAKI
Saya mencari Euis!

JUMENA
Mencari istri saya maksud Anda

LELAKI
Bekas istri Anda

JUMENA
Buat apa?

LELAKI
Ini urusan kami berdua

JUMENA
Anda ini sebenarnya siapa?

LELAKI
Saya Kuslan. Pelukis! Calon suami bekas istri Anda!

JUMENA
Kalau benar begitu, apa perlunya saudara kemari?

LELAKI
Euis minggat sejak kemarin . dan saya yakin Euis lari kesini

JUMENA
Kenapa saudara yakin betul Euis lari kesini

LELAKI
Saya tahu betul Euis sangat mencintai Anda

JUMENA TERNGANGA SEMENTARA PEREMPUAN TUA MENANGIS SAMBIL MASUK KE DALAM

JUMENA
Euis tidak ada di sini. Tidak ada lagi

LELAKI
Saya tidak percaya

JUMENA
Periksalah sendiri

(Setelah mengawasi dan memeriksa dengan seksama, lalu lelaki kurus itu masuk ke dalam)

Nyai!

(Sambil menghapus air matanya perempuan tua muncul. Jumena tidak segera bisa berkata karena sekteika emosinya meluap hampir menyumbat napasnya)

Katakan selengkapnya siapa lelaki itu!

(Perempuan tua hanya menunduk)

Lekas katakan!

P. TUA
Maafkan, gan. Maafkan. Lelaki itu tetangga nyai, tetangga Euis

JUMENA (Seperti  mengeja dan datar)
Tetangga Euis?

P. TUA
Orang-orang menganggap pelukis itu sinting. Orang tuanya dulu kaya, tapi belakang ini kelihatannya agak menderita. Seluruh harta orang tuanya habis untuk membiayai pelukis itu. Dia memang buah hati orang tuanya. Begitu sayang sampai orang tuanya selalu percaya pada kebohongan-kebohongannya. Misalnya bahwa lukisan-lukisannya sudah terkenal di Bandung, Jakarta dan luar negeri. Padahal semua orang tahu, semua itu bohong dan hanya impiannya saja


LELAKI KURUS MUNCUL DALAM KEADAAN MURAM SEKALI. IA DUDUK, MENANGIS

0 komentar

Posting Komentar