Sabtu, 24 Desember 2016

Naskah Drama Sumur Tanpa Dasar Bagian 10

JUMENA
Teruskan

P. TUA (Setengah berbisik)
Sejak lama sekali lelaki itu mencintai Euis tapi Euis tidak pernah suka padanya. Sudah sering orang tuanya menjodoh-jodohkannya dengan perempuan lain, tapi ia tetap hanya minta Euis

LELAKI (Menegrang memelas)
Euis

JUMENA
Lalu kenapa dia tiba-tiba kemari?

P. TUA
Nyai tidak tahu

LELAKI
Bodoh! (Sambil menangis) Saya yakin Euis di sini!

JUMENA
Kau boleh yakin, tapi tetap dia tidak di sini

LELAKI
Ada! Semuanya sudah beres, undangan sudah beres, Euis sendiri bilang akan mendampingi saya melukis setiap malam. Dia juga mengatakan anak saya akan lahir kira-kira tiga bulan lagi

(Perempuan tua menangis lari ke dapur lagi. jumena kembali ternganga dan semakin tua seketika. setelah agak lama kemudian lelaki kurus menghapus airmatanya dan bersikap agak tenang, tetapi tetap ganjil gayanya)

Rupanya Euis hanya mencintai kau! Dia jahat!

(Jumena semakin bertambah tua lagi)

Dia juga bodoh, padahal dia sendiri tahu kau sama sekali tidak mencintainya dan dia tahu juga saya sangat mencintainya

JUMENA
Boleh saya Tanya?

LELAKI
Dia kejam

JUMENA TIDAK SEGERA MENGAJUKAN PERTANYAAN

JUMENA
Kau, eh anda bilang tentang anak, tadi?

LELAKI
Anak itu anak saya!

(Senyum merekah di bibir kering. Lelaki itu menghapal)

Ketika itu dia seperti pengantin dan saya sangat bahagia sekali. Malam itu malam pengantin yang paling indah. Seperti dalam film-film kartun. Paginya dengan kesetanan saya menyelesaikan lukisan besar yang saya beri judul “Kereta Api Dalam Kabut”


JUMENA
Kenapa tidak kau cari di rumah orang tuanya!?

LELAKI
Dia justru minggat dari rumah orang tuanya

(Jumena kembali ternganga lagi dan selanjutnya tertunduk seolah lehernya tertekuk. Dia tidak menyadari ketika lelaki kurus itu mendekati dan mengamatinya. Sementara sayup kedengaran suara Kamil membacakan kuliahnya tentang teori Darwin , dan pemburu kemudian seperti berbaris menuju suatu upacara duka)

Kau juga kejam. Lelaki tua yang kejam!


(Kemudian pentas hanya menyanyikan kelengangan bagi Jumena. Dan lonceng raksasa itu berdentang tak habis-habisnya sampai adegan ini selesai)

JUMENA
Seharusnya dulu saya punya binatang peliharaan . kalau saja saya tahu sejak dulu bahwa yang diperlukan hidup hanyalah seekor anjing piaraan, atau piaraan yang lain, kalau saja saya tahu dulu, barangkali saya tidak sakit seperti ini

(Jumena semakin redup sementara cahaya kuat dari jendela menyorot tajam tepat di mana Jumena duduk)

Kata orang saya bahagia, tapi saya tidak tahu. Saya kira tidak seorang pun yang tahu persis bahwa dirinya bahagia. Dan saya kira juga mereka umumnya tidak mau tahu. Tapi, saya ingin tahu. Ini celakanya!

JUMENA MENCOBA MENULIS SURAT. BARU SATU BARIS, KERTASNYA DIA SOBEK. DIA REMAS-REMAS. BEGITU DIA LAKUKAN BERULANG KALI. SEHINGGA NANTI PENTAS AKAN PENUH DENGAN REMASAN-REMASAN KERTAS


9

SETELAH MULAI LELAH BENAR JUMENA BERHENTI MENULIS. DAN KETIKA MUNCUL LEWAT EUIS, JUKI, SABARUDDIN SEGERA JUMENA MENULIS LAGI DAN SETERUSNYA. LEWAT JUGA EMOD, WARYA DAN BEBERAPA ORANG LAIN. KETIKA MARKABA DAN LODOD SEDANG LEWAT.

JUMENA
Siapa mereka?

PEMBURU
Jangan hiraukan. Lebih baik kau istirahat banyak-banyak. Tinggal satu hal yang dapat kau nikmati. Tidur. Itu pun kalau bisa

JUMENA
Nyai!

10

MUNCUL PEREMPUAN TUA GIRANG SEKALI

P. TUA
Agan, nyai ada pikiran baik. Bagaimana kalau agan nyai anggap saja sebagai anak nyai supaya agan bisa tenang

JUMENA
Jangan. Uang saya banyak. Lebih baik segera nyai bawa ke sini satu botol minyak tanah

P. TUA
Buat apa, gan?

JUMENA
Belum jadi ibu saya, kamu sudah banyak Tanya. Bawa saja kesini. Satu kaleng kalau bisa

KETAKUTAN PEREMPUAN SEGERA PERGI

11

JUMENA MENGITARI RUANGAN SEPERTI SEEKOR HARIMAU YANG LAPAR DALAM KERANGKENG

JUMENA
Tuhan, mudah-mudahan kau semakin puas dengan ciptaanMu yang satu ini

PEREMPUAN TUA MUNCUL MEMBAWA BOTOL YANG SEGERA DIREBUT OLEH JUMENA

P. TUA
Anakku….

(Jumena menyiram-nyiramkan minyak itu ke seluruh penjuru dan terutama pada remasan-remasan kertas di lantai)

Anakku, jangan. Anakku. Kau jangan putus asa seperti itu

(Sekuat tenaga perempuan tua mencoba menghalangi tetapi badan jumena lebih kuat sehingga ia malah terjatuh di lantai. segera jumena menyalakan korek api dan mulai membakar kertas-kertas di lantai)

Kebakaran! Kebakaran!


SETELAH SEBENTAR DENGAN KEPANIKAN MONDAR-MANDIR DI SANA, LALU PEREMPUAN TUA KELUAR SEMENTARA

JUMENA
Ini yang mereka kehendaki!

LALU JUMENA DUDUK DENGAN TENANG SEMENTARA API SEMAKIN BESAR DAN KEDENGARAN SUARA PEREMPUAN TUA YANG MENJERIT-JERIT HISTERIS DAN KEMUDIAN KENTONGAN DI BUNYIKAN DAN PASUKAN PEMBURU SEMAKIN BERDERAP DENGAN BUNYI SEPATUNYA YANG MENYERAMKAN.



LAYAR

0 komentar

Posting Komentar