Kamis, 08 Desember 2016

Naskah Drama Caligula Bagian 3

Berikut Ini lanjutan naskah drama CALIGULA BAGIAN 2
BABAK II
ADEGAN I

KAUM BANGSAWAN DAN BEBERAPA ORANG BERKUMPUL DALAM SEBUAH RUANGAN DI RUMAH CHEREA

BANGSAWAN I
Ia hinakan kehormatan kita

BANGSAWAN TUA
Ia memangilku “Cintaku sayang” depan orang banyak. Jangan lupa. Cukup menjadikan aku buah tertawaan orang. Hukuman mati rasanya masih terlalu baik buat dia

BANGSAWAN I
Ia memaksa kita berlari disampingnya jika ia berjalan menyusuri kota-kota

BANGSAWAN TUA
Perlakuan seperti itu tidak bisa dimaafkan

BANGSAWAN II
Katanya itu latihan yang baik buat kita

BANGSAWAN III
Tuan benar. itu melecehkan kita dan sulit untuk dimaafkan

BANGSAWAN I
Ia telah menyita hartamu Patricius. Ia telah membunuh ayahmu, Scipion. ia telah merebut dan merusak istrimu, Octavius. dan menyuruhnya kerja di rumah pelacurannya. Ia telah membunuh anakmu, Lepidus. Sekarang aku mau bertanya. Tuan-tuan, apakah tuan-tuan masih sanggup menahankan ini? Aku, bagaimana pun juga telah mengambil keputusan. Aku tahu resikonya, tapi aku juga tahu, hidup yang penuh ketakutan ini tidak bisa ditahankan lagi. lebih sakit dari mati. Ya, seperti kukatakan, putusanku tetap sudah

SCIPION
Waktu ia membunuh ayahku, ia pun telah menetapkan keputusanku

BANGSAWAN I
nah, apa tuan-tuan masih sangsi!?

OCTAVIUS
Tidak. kami bersama tuan. Ia telah merusak istri-istri kami dan mempekerjakan kami sebagai badut sirkus dan menghasut kami supaya berkelahi dengan rakyat jelata

BANGSAWAN TUA
Ia pengecut!

BANGSAWAN II
Ia kejam dan sewenang-wenang

BANGSAWAN III
Seorang pemain sandiwara

BANGSAWAN TUA
Ia seorang yang mati pucuk

ADEGAN 2

SEBAUH KEKACAUAN YANG LIAR, SENJATA DIHUNUS, SEBUAH MEJA DIBALIKKAN. SEMUANYA BERLARI KE PINTU. WAKTU ITU MASUK CHEREA, TENANG, LALU MENGHENTIKAN KERIBUTAN MEREKA

CHEREA
Mau kemana tuan-tuan?

SESEORANG
Ke istana

CHEREA
Aku mengerti. Tapi apakah tuan-tuan akan diberi izin masuk?

SESEORANG LAGI
Kami tidak perlu minta izin

CHEREA
Tuan Lepidus, tolong tutupkan pintu itu (Pintu ditutup, lalu Cherea berjalan kea rah meja yang terbalik itu dan duduk di sudut, yang lain menghadap kepadanya) Soal ini tidak semudah yang tuan-tuan kira. jangan terburu nafsu, nanti celaka akibatnya

SESEORANG
Kalau kau tidak mau ikut serta, suka hati kaulah! Tapi kau tak usah banyak omong

CHEREA
Rasanya aku ikut saudara-saudara, jangan salah terima, tapi tidak karena alas an yang sama

SEBUAH SUARA
Cukup sudah omong kosongmu!

CHEREA
Baik. Sekarang mari kita bicarakan kenyataan sebenarnya. izinkan terlebih dulu aku jelaskan tentang diriku. Biarpun aku ikut dengan saudara-saudara. Aku sependapat, saudara-saudara telah memilih jalan yang salah.
Saudara-saudara belum lagi membuat ukuran yang baik dan jitu dari musuh-musuh saudara. Ini jelas! KArena saudara-saudara hanya berdasar pada alas an yang tetek bengek saja. Padahal dalam diri Caligula tidak ada tetek bengek. jangan begitu saudara-saudara mempersiapkan untuk jatuh. Kalian harus lebih mempersiapkan diri, jika kalian memandangnya sebagaimana dia yang sebenarnya

SESEORANG LAIN
Kami memandang dia sebagai penindas yang gila

CHEREA
Tidak. Kita cukup kenal pada pemimpin-pemimpin yang gila. tapi yang ini belum cukup gila. Yang aku jijikan dalam dirinya adalah ia tahu apa yang dia mau

BANGSAWAN I
Kamipun tahu, ia mau membunuh kita semua

CHEREA
Tuan lupa, kematian kita baginya bukan soal yang pokok. Ia memakai kekuasaannya untuk kepentingan untuk suatu nafsu yang lebih tinggi dan lebih tajam. nafsu ini mengancam segala yang kita anggap suci. Ia adalah pemimpin yang punya kekuasaan yang tidak terbatas. Ini baru terjadi pada seseoranng yang tidak membatasi pemakaian kekuasaan dan menganggap manusia dan dunia yang kita kenal, tidak berharga sama sekali.
Ini yang mengerikan aku terhadap Caligula dan ini yang harus kita lawan. Kehilangan jiwa bukanlah suatu yang besar. Jika sampai waktunya, aku pun cukup tabah untuk mengorbankan jiwaku. tapi kalau soal tujuan hidup ia tidak bisa menyatakan bahwa hidup tidak ada artinya sama sekali. Seorang manusia tidak bisa hidup tanpa suatu tujuan

BANGSAWAN I
Pembalasan dendam adalah suatu tujuan

CHEREA
Ya dan aku akan ikut. tapi jangan lupa bahwa hal ini kulakukan bukan atas dasar tanggungan saudara-saudara, atau bukan pula untuk menolong saudara-saudara untuk membalaskan kemarahan yang tak berarti. Tidak, Jika aku menyatukan diri dengan kalian, maka ini adalah karena aku mau melawan sebuah cita-cita besar – sebuah cita-cita yang jika ia menang akan memusnahkan segalanya.
Ia merubah filsafatnya jadi mayat manusia, sedangkan filsafat ini – celakanya – mulai dari awal sampai akhirnya cukup logis, cukup masuk akal. Kita akan memukul jika pikiran kita tidak dapat lagi menjelaskan

SEBUAH SUARA
Kita harus bertindak

CHEREA
Kita harus bertindak, aku setuju. Tapi serangan dari depan tidak ada artinya jika kita menghadapi seorang pemimpin gila yang sedang berada di puncak kebesarannya. Kita boleh mengangkat senjata melawan seorang penindas, tapi muslihat diperlukan untuk menghancurkan niat jahat. Kita hanya dapat mengusulkan supaya mengikuti liku-liku pikirannya, dan menunggu kesempatan sampai logikanya karam dalam suatu kegilaan yang betul. Yang mendorong aku bukan ambisi, tapi ketakutan, ketakutanku yang wajar terhadap pandangan yang mengerikan dimana kehidupan tidak lebih artinya daripada sebutir debu

BANGSAWAN I
Aku paham apa yang kau maksud. Bagaimana pun juga yang penting ialah bahwa kau juga merasa seluruh masyarakat terancam. Alasan kita yang terpenting bersifat moril. Kehidupan kekeluargaan kini hancur, rasa hormat terhadap pekerjaan yang jujur tidak ada lagi, suatu gelombang kebobrokan moril memukul keras di dalam masyarakat. Siapa diantara kita yang dapat bersikap tidak peduli terhadap panggilan-panggilan kesalehan dan kejujuran nenek moyang kita yang sedang terancam bahaya!?

BANGSAWAN TUA
Apakah  kalian mau membiarkan diri dipanggil “Cintaku sayang”?

SESEORANG
Dan istri kita direbut dan dirusak?

SUARA LAIN
Dan harta kita?

SEMUA
Tidak!?

BANGSAWAN I
Cherea, nasehatmu baik sekali, dan usahamu menenangkan kami sangat terpuji. Memang belum matang untuk bertindak. Sudikah kau bersama kami menentukan kapan saat sebaiknya untuk memberikan pukulan dengan akurat?

CHEREA
Ya, aku bersedia. Sementara ini biarkan Caligula mengikuti angan-angannya. Malah sebaiknya mari kita usulkan dia untuk melakukan rencana-rencananya yang paling gila. Mari kita masukan suatu system ke dalam kegilaannya. Nanti suatu hari akan tiba, dimana ia tinggal sendiri bersama angannya

TERDENGAR SUARA HIRUK PIKUK, BUNYI TEROMPET KEDENGARAN DI LUAR. LALU DIAM, TAPI SUARA KECIL MEMBISIKAN NAMA CALIGULA


ADEGAN 3


CALIGULA DAN CAESONIA MASUK DIIRINGKAN OLEH HELICON DAN BEBERAPA ORANG PENGAWAL. SEMUA DIAM. CALIGULA BERHENTI DAN MEMANDANGI PEMBERONTAK-PEMBERONTAK ITU. DENGAN TIDAK BERKATA SEPATAH KATA PUN, IA PERGI DARI KELOMPOK BANGSAWAN DAN YANG LAIN SATU PERSATU DIPERHATIKAN, DIBETULKAN SIKAP BADANNYA, DIPERHATIKAN LALU PERGI TANPA SEKECAP KATAPUN


ADEGAN 4

CAESONIA (Dengan ironis sambil menunjukan kekacauan yang terdapat dalam ruang itu)
Apa tuan-tuan habis bertengkar?

CHEREA
Ya, kami habis bertengkar

CAESONIA
O ya!? Boleh aku tahu apa yang kalian pertengkarkan?

CHEREA
Tidak apa-apa

CAESONIA
Jadi, kalau begitu tidak betul?

CHEREA
Apa yang tidak betul?

CAESONIA
Kalian tidak bertengkar

CHEREA
Kalau begitu katamu, apa boleh buat… kami tidak bertengkar

CAESONIA (Tersenyum)
Barangkali lebih baik kau bereskan tempat ini, Caligula tidak suka pada tempat yang kotor

HELICON (Pada Bangsawan tua)
Jangan sampai mati, atau paling tidak sengsara, karena tuan memaksa dia melakukan sesuatu diluar wataknya

BANGSAWAN TUA
Maaf. Apa yang telah kami lakukan?

HELICON
Tidak apa-apa. Justru tidak apa-apa. Mengagumkan sekali perasaan sia-sia dalam hal ini. Bisa menjadikan kita sakit syaraf. Coba, misalkan tuan jadi Caligula? (Diam sebentar) Aku mengerti, rupanya kalian sedang asyik membuat komplotan

BANGSAWAN TUA
Ini kelewatan. Aku berharap Caligula tidak akan mengira…..

HELICON
Ia tidak mengira. Ia tahu, tapi kukira pada dasarnya, hal ini menyenangkan hatinya juga. Tapi mari kita bereskan tempat ini

SEMUANYA MEMBERESKAN. CALIGULA MASUK. IA MEMPERHATIKAN YANG SIBUK MEMBERESKAN


ADEGAN 5


CALIGULA (Pada bangsawan tua)
Selamat, cintaku sayang (Pada yang lain) Saudara-saudara, aku sedang menuju pelaksanaan hukuman mati. Tapi alangkah baiknya aku mampir ke tempatmu Cherea, untuk bersantap sedikit. Aku sudah memerintahkan supaya dibawa makanan kemari untuk kita semua. Tapi panggilah istri-istri kalian dulu (Diam sesaat) Rafius harusnya bersyukur aku merasa lapar (Diam penuh rahasia) Aku mau mengatakan sesuatu pada kalian. Rafiuslah, Ksatria yang mau dihukum mati hari ini (Diam lagi) Ada apa ini? Tidak seorang pun diantara kalian yang bertanya mengapa ia kusuruh dibunuh? (Tak seorang pun yang bicara. Sementara itu pelayan-pelayan menghidangkan makanan) Bagus, bagus! Rupa-rupanya saudara-saudara sudah mulai mengerti dan agak cerdas sekali (Ia menyantap buah anggur) Bahwa seseorang untuk beroleh hukuman mati, tidak perlu melakukan perbuatan salah. Aku bangga atas diri kalian (Tiga perempuan masuk) Bagus, mari kita duduk, hari ini tidak ada protokoler, acara santai (Semua duduk) Sahabat kita Rafius untung besar tapi aku tidak tahu apa ia senang dengan pengunduran ini? Kematiannya ditangguhkan beberapa jam. Itu sama nilainya dengan emas!

(Ia mulai makan, yang lain juga ikut makan. Caligula memperlihatkan cara makan yang buruk sekali. Batuk, melemparkan biji ke piring orang lain, meludah, minum dengan berkumur, mencungkil sisa makanan di gigi dll. Dia rileks aja tak ada tanda merasa salah apalagi minta maaf. Tiba-tiba ia berhenti makan. Memandang kea rah Lepidus dan bicara dengan kasar)

Kau marah kelihatannya, Lepidus. Apa karena anakmu kubunuh?

LEPIDUS (Gugup)
Tidak, tuan. Bahkan sebaliknya.

CALIGULA (Meniru Lepidus)
“Bahkan sebaliknya”. Aku selalu senang melihat wajah yang menyembunyikan rahasia hati. Wajahmu suram, bagaimana hatimu? Bahkan sebaliknya, bukan begitu Lepidus?

LEPIDUS (Sedikit marah tapi grogi)
Bahkan sebaliknya, tuan

CALIGULA (Makin senang dengan keadaan seperti itu)
Percayalah, Lepidus. Tidak ada orang yang lebih kusenangi selain engkau. Kini mari kita bergembira bersama. Coba ceritakan sebuah cerita lucu….

LEPIDUS (Tak dapat menahan lebih lama)
Tu, tuan….

CALIGULA
Baik, baik! Kalau begitu, aku saja yang cerita. Tapi kau Lepidus, kau akan tertawa, bukan? (Dengan pandangan jahat) Biarpun untuk keselamatan anakmu yang kedua (Sinis) Pendekanya, sebagaimana kau katakan kau tidak berada dalam gundah. Bahkan….Bahkan…. Ayolah lepidus….Bahkan…..

LEPIDUS(Dengan susah)
Bahkan sebaliknya, tuan

CALIGULA (Ketawa)
Bagus-bagus….(Minum) Sekarang dengarkan. Pada suatu ketika hiduplah seorang pemimpin muda yang tidak dicintai oleh siapapun juga. ia cinta pada Lepidus. untuk memusnahkan cinta ini dari hatinya, amak dibunuhlah anak Lepidus yang bungsu (Lebih bersemangat) Tidak usah disebutkan, bahwa hal ini tidak betul sama sekali.

Tapi bagaimana pun juga cerita ini masih cukup lucu bukan?
Tapi kau tidak tertawa, tak seorang pun tertawa, kalian dengar! (Marah) Aku perintahkan semuanya untuk tertawa! Kau Lepidus, pimpin paduan suara ini! Ayolah, semua berdiri dan ketawa (Memukul meja) Apa kalian dengar apa yang kukatakan! Aku mau kalian semua tertawa!

(semua hadirin yang hadir berdiri. Dalam adegan ini, semua pemain berlaku seperti boneka dalam pertunjukan wayang, kecuali Caligula dan Caesonia. Caligula senang dan tertawa di tempatnya, kayak orang gila)

Oh, Caesonia, lihatlah! Permainan selesai sudah. Kehormatan, kecerdasan dan martabat seluruh negeri, hilang ditiup angina. Angin ketakutan telah meniupnya sampai habis. katkutan Caesonia. – moga-moga kau setuju – adalah suatu keharusan yang mulia, murni bersahaja dan berdiri sendiri (Ketawa dan minum) Ya, ya. Mari kita bicarakan apa saja. Apa pikiranmu, Cherea? Kenapa kau ajdi pendiam?

CHEREA
Aku sedia untuk bicara, dengan izinmu

CALIGULA
Bagus. Kalau begitu jangan hanya bicara, tapi aku ingin mendengar kawan kita Mucius bicara lebih dulu

MUCIUS (Dengan enggan)
Dengan segala senang hati, tuan

CALIGULA
Ceritakan sedikit pada kami perihal istrimu. Sebelum itu, suruh dia duduk di sini, di sebelah kananku (IStri Mucius duduk di sebelah Caligula) Nah, Mucius. Kami menunggu

MUCIUS (Hampir tak tahu apa yang mesti dikatakan)
Istriku. Aku cinta padanya (Yang lain ketawa)

CALIGULA
Tentu, sahabatku, tentu. Alangkah tololnya kau. Apa tidak ada lagi kata-kata yang lebih cemerlang dari itu. (Caligula bersandar di bahu istri mucius sambil menggelitik wajah dan abdannya dengan hidung, tangan menggerayang ke tubuhnya) Sambil lalu, waktu tadi aku masuk, rupanya kalian sedang merencanakan sebuah komplotan, mau mengkudetaku ya? Suatu pemberontakan yang manis

BANGSAWAN TUA
Oh, tuan

CALIGULA
Tidak apa, dik sayang. Usia yang lanjut harus dihormati. Aku tak akan gusar. Tidak seorang pun diantara kalian yang punya kesanggupan untuk menajdi pahlawan…. Ah, aku ingat ada beberapa hal yang masih harus kubereskan. tapi sebelum itu aku mau melepaskan hasrat lelakiku dulu.

CALIGULA MENGAJAK ISTRI MUCIUS MASUK KE KAMAR SEBELAH. MUCIUS BERDIRI, TAPI TAK BISA BERBUAT APA-APA


ADEGAN 6


CAESONIA (Dengan manis)
Mucius, tolong tuangkan anggur itu untukku (Mucius kaku tapi tetap melakukan dengan kaku dan terpaku lagi) Cherea, coba ceritakan mengapa tadi kalian bertengkar

CHEREA (Dingin)
Dengan segala senang hati, Caesonia. Perceksokan kami timbul dari perdebatan apakah puisi mesti haus darah atau tidak

SELAMA ADEGAN INI ADA SUARA-SUARA DI BALIK KAMAR SEBELAH YANG MENANDAKAN ORANG BERCUMBU, SUARA RINTIHAN, SUARA DERIT RANJANG, LENGUHAN , DESAH NAPAS DAN LAIN-LAIN

CAESONIA
Masalah itu menarik sekali, agak terlalu sulit untuk otakku, tentu. Tapi masih juga aku tercengang melihat ekcintaan tuan-tuan terhadap seni. Tapi kenapa sampai menimbulkan pertengakaran ke arah perkelahian!?

CHEREA
Itu aku dapat mengerti. Aku ingat ucapan Caligula baru-baru ini. Matanya, setiap kekhususan selalu berguncang keganasan

CAESONIA (Sambil makan)
Ada benarnya juga. Bagaimana tuan-tuan?

BANGSAWAN TUA
Tentu. Caligula memiliki pandangan tajam terhadap segi-segi rahasia dri hati manusia

BANGSAWAN I
Alangkah fasihnya ia waktu membicarakan semangat

BANGSAWAN II
Ia harus menuliskan pikiran-pikirannya, tentu banyak sekali gunanya

CHEREA
Dan apa yang lebih penting lagi dari itu. ia dapat mengisi waktunya

CAESONIA (Sambil makan)
Tuan-tuan akan gembira mendengar bahwa Caligula sepikiran dengan tuan-tuan. Ia sedang mengerjakan sebuah buku kini


0 komentar

Posting Komentar