Rabu, 14 Desember 2016

Naskah Drama Orkes Madun 2 Bagian 1

Naskah Drama ini karya Arifin C Noer
Pemain Drama
WASKA
BOROK
RANGGONG
BIGAYAH
DEBLENG
GUSTAV
JAPAR
BUANG
NABI-NABI
EMBAH
EMBAH PUTRI
SENIMAN/JONATHAN
TUKANG JAMU
TUKANG SEKOTENG
TUKANG KUE
TUKANG PIJAT
ANAK KECIL
JURU KUNCI
ANAKNYA
ENGKOS
DAJJAL
DAN LAIN-LAIN

BAGIAN PERTAMA

LONCENG DUA KALI
ROMBONGAN WASKA LEWAT
KOSONG

LONCENG DUA KALI
ROMBONGAN WASKA (MAKIN BANYAK) LEWAT
KOSONG

LONCENG DUA KALI
ROMBONGAN WASKA (MAKIN BANYAK LAGI) LEWAT
KOSONG

ROMBONGAN WASKA MAKIN BANYAK MUNCUL TAK EBRATURAN UNTUK KEMUDIAN MENYEBAR MENYELINAP MENJAUHI PENTAS. SIKAP MEREKA MENGESANKAN SEDANG MENGINTIP. KOSONG DENGAN BUNYI DETIK LONCENG.

LONCENG DUA BELAS KALI.
BERSAMAAN DENGAN ITU MUNCUL WASKA
SENAR MENANGGALKAN PERAN WASKA

SEMAR
Apakah yang sedang terjadi atau telah terjadi, para penonton? Atau sedang apakah aktor-aktor atau aktris-aktris tahadi? Mungkinkah mereka titik titik titik? Atau barangkali mereka titik titik titik? Jawabnya; mungkindan barangkali. Atau? Atau? Dan seterusnya masih banyak lagi deretan pertanyaan untuk adegan yang barusan tadi.

Nah, saya, Semar. Pemimpin rombongan sandiwara ini tanpa tedeng aling-aling ingin menjelaskan dan membuka segala sesuatunya apa adanya. Para penonton, percayahlah dan yakinlah bahwa mereka tadi sedang dalam perjalanan di pimpin oleh seorang penjahat besar, bernama Waska, yang kebetulah saya mainkan sendiri sekaligus menyutradari. Lantas, perjalanan kemanakah, para penonton? Jawabannya: tontonlah sandiwara ini.

ENGKOS (yang sedang mengintip)
Waska, kita sudah tujuh jam mengintip nonstop. Bagaimana seterusnya?

WASKA
Betul-betul anjing kurapan budak setan. Nggak sabaran. Mana bisa dia menjadi penjahat besar tanpa memiliki ketahanan menghadapi waktu.

SAMBIL MELUDAH, WASKA MENDEKATI ENGKOS YANG SEDANG MENGINTIP

WASKA
Tanya apa kamu?

ENGKOS
Tanya….

WASKA
Cuah!

SETELAH MELUDAHI, WASKA  PUN BERANJAK DARI ANAK BUAHNYA ITU.

SEMAR
Yang maki-maki dan meludahi tadi, Waska. Bukan saya. Terus terang saya pribadi nggak suka pada Waska

ANAK KECIL
Oom Semar! Oom Semar! Nih, rokoknya, dan ini uang kembaliannya.

SAMBIL LALU SEMAR MENERIMA ROKOK DAN UANG ITU

SEMARnah, penonton. Dalam menonton ini sandiwara janganlah sekali-sekali ketawa, apalagi berlebihan, tapi saksikanlah dengan serius. Ikutilah lakon ini secara teliti. Tapi juga jangan sekali-sekali menduga-duga yang aneh-aneh atau ngaeng-ngaeng, karena sandiwara ini sama sekali bukanlah teka-teki, juga bukan batu akik. Nah, permisi sebentar, saya akan memainkan peran Waska lagi.

WASKA
Ranggong!

RANGGONG
Ranggong di sini, Waska, di becak nomor tiga belas

WASKA
Debleng!

DEBLENG
Di sini, Waska. Di balik tong sampah

WASKA
Gustav!

GUSTAV
Di bawah jembatan, Waska

WASKA
Borok!

BOROK
Gua di kuburan cina, Waska

WASKA
Japar!

JAPAR
Aku dalam bus kota, orang tua!

WASKA
Engkos!

ENGKOS
Engkos tadi sudah di ludahi, Waska

WASKA
Keluar sebentar, bajingan. Ke sini!

ENGKOS MENDEKATI WASKA DENGAN LANGKAHNYA JONGKOK ALA KRATON JAWA ATAWA SUNDA. DAN MELIHAT INI BUKAN MAIN MENYALA AMARAH WASKA

WASKA
Apa-apaan kamu!? 
(Engkos terus ngesod)
Berdiri! Kamu bukan anjing, anjing! 
(Engkos terus ngesod)
Betul-betul menjijikan! Berdiri, anjing! 
(Engkos terus ngesod dan waska terus menghindar) 
Berdiri, babi! Berdiri!

ENGKOS
Hormatku, Waska. Hormatku. Kagumku, Waska, kagumku. Setiaku, Waska, setiaku.

WASKA
Jadi betul-betul kamu anjing! Kamu robek-robek dirimu sendiri!?

ENGKOS
Waska, Waska, Waska….

WASKA
Kamu sendiri yang minta diludahi, Engkos.
Kamu sendiri yang minta dicambuk, Engkos
Kamu sendiri yang minta dirajam, Engkos
Kamu sendiri yang minta dibandem, Engkos

ENGKOS (Kasmaran)
Waska, Waska, Waska…..

SAMBIL MELUDAHKAN SEDERET KATA-KATA UMPATAN, WASKA MELEMPARI ENGKOS DENGAN BATU DAN APA SAJA YANG DIDAPAT. DAN ENGKOS MERASAKANNYA DENGAN NIKMAT SEKALI. EKSTASE! (BAJINGAN!)

ORANG-ORANG YANG TADI SEDANG MENGINTIP KINI JADI TERTARIK AKAN ADEGAN ITU DAN MUNCULLAH SEORANG DEMI SEORANG DAN MENDEKATLAH MEREKA SEORANG DEMI SEORANG, SELALU: YANG SATU MENIRU YANG LAIN. DAN SELANJUTNYA, ASYIKLAH MEREKA MENONTON, LALU SALAH SEORANG MENGAMBIL KENDANG DAN MENABUHNYA. LALU YANG LAINNYA MENGAMBIL KENDANG YANG LAIN DAN MENABUHNYA, YANG LAINNYA. YANG LAINNYA. BEGITULAH, SEHINGGA TERCIPTALAH SUATU ORKES PERKUSI DENGAN TONTONAN YANG SAMA SEKALI MENGINGATKAN SEEKOR ANJING YANG DIBANDEM TUANNYA LANTARAN ANJING ITU TELAH MEMAKAN BINATANG-BINATANG KESANYANGANNYA YANG LAIN.

TIDAK CUKUP SAMPAI DI SITU, ORANG-ORANG YANG TIDAK  PUNYA KENDANG KINI IKUT MELEMPARI ANJING ITU DAN ANJING ITU SEMAKIN MERASA NIKMAT DENGAN PENDERITAANNYA DAN KESAKITANNYA.

MEREKA BARU BERHENTI KETIKA ENGKOS SUDAH ENGGAN BERKUTIK SAMA SEKALI, SEMUA SAMA KECAPEKAN. WASKA LUNGLAI MENYINGKIR JAUH DARI MEREKA DAN REBAH TERLENTANG. SELANJUTNYA ISTIRAHAT DAN ATUR NAPAS.

SETELAH BEBERAPA SAAT ISTIRAHAT, BEBERAPA ORANG MENGUBURKAN MAYAT ITU, DAN SALAH SEORANG WANITA MENANGISINYA….

DEBLENG
Betapa  pun hina dinanya orang yang ada dalam kubur ini, Tuhan, namun terimalah dia. Barangkali ia hanyalah serbuk kayu, barangkali ia hanyalah arang, barangkali ia hanyalah daki, barangkali ia hanyalah karat pada besi tua, namun tak bisa di pungkiri ia adalah milikMu, mahlukMu, maka terimalah ia kembali dalam rahasiaMu.

Kejahatan yang telah dilakukan orang dalam kubur ini betul-betul kelewatan, Tuhan. Ia telah menghina dirinya habis-habisan. Sekali lagi, Tuhan, terimalah ia karena Engkau  pun tahu kami tak bisa menyimpannya. Amien.

ANAK KECIL MENYODORKAN SEGELAS AIR PUTIH DAN DEBLENG MENERIMANYA DAN MENEGUKNYA TIGA KALI TEGUKAN

WASKA
Ranggong!

RANGGONG
Saya, Waska!?

WASKA
Sebentar lagi kumpulkan semua orang

RANGGONG
Di sini,Waska?

WASKA
Kalau mungkin dan kalau sempat, hubungi juga para sesepuh kita dan bawa ke sini. Para pelacur yang masih melayani tamu-tamunya biar menyusul belakangan, asal kamu beritahu juga. Lalu kalau kebetulan ketemu Borok, bilang padanya saya tidak sabar menunggu jamu yang dijanjikannya.

RANGGONG
Baik, Waska.

WASKA
Rasanya saya ahrus menceritakan rencana besar saya sekarang juga. Saya kira inilah malamnya. Hampir setengah abad saya nantikan malam serupa ini, angina serupa ini, ketetapan hati serupa ini. Tuhan, impian besar dan spektakuler itu telah mengganggu selera makanku, telah mengganggu tidurku, telah mengganggu selera syahwatku selama hampir setengah abad. Ranggong….

RANGGONG
Ya, Waska

WASKA
Kamu gagah laksana golok. Tapi kamu juga indah laksana fajar. Kamu memang golokku danb fajarku. Sudah berapa lama kamu menjadi perampok?

RANGGONG
Tepatnya lupa, Waska. Seingat saya selepas sekolah dasar saya sudah mulai mencuri kecil-kecilan dan sekarang umur saya lebih empat puluh tahun

WASKA
Pengalaman penjara?

RANGGONG
Tiga kali tiga tempat

WASKAsenior kamu, Ranggong. Dan itu artinya kamu bisa mengambil alih peran lebih besar dalam impian saya itu. Kawin?

RANGGONG
Tidak, Waska, seperti kamu juga.

WASKA
Sempurna. Kamu roang kedua setelah Borok. Persis seprti impian saya. Ya, ya. Kamu dan Borok seperti tangan kanan dan tangan kiri seperti busur dan anak panahnya, lengkap.

RANGGONG
Kalau boleh tahu, Waska.

WASKA
Yang pokok boleh. Detil nanti kalau semuanya sudah datang
(Sebentar ia menikmati rokoknya dulu)
Ranggong, sejak muda saya memimpikan memimpin suatu operasi besar secara simultan. Seluruh penjuru kota kita serang, kita rampok habis-habisan. Paling sedikit 130 bank yang ada, 400 pabrik, 2000 perusahaan menengah dan kecil dan ribuan toko-toko dan warung-warung yang ada di kota ini, akan kita gedor secara serempak. Mendadak. Pasti. Pasti menetas impian tua saya ini. Jumlah kita, anak-anak lapar dan dahagaa sudah menjadi rongga mulut raksasa yang juga akan mengancam keheningan langit. Kehadiran kita yang bersama ini akan menggetarkan para nabi dan malaikat.

SENYUM DAN PANDANGAN YANG MEMANCANGKAN IMPIAN PADA WAJAH RANGGONG SEOLAH MENYEBABKAN TUBUHNYA MEMBEKU UNTUK BEBERAPA SAAT.

WASKA
Kamu suka rencana itu?

RANGGONG
Suka sekali, Waska. Suka sekali. Sekarang bahkan saya sudah membayangkan bagaimana saya melaksanakan tugas-tugas saya.
(Sekarang justru waska yang membeku. sidekap. Tersenyum)
Kenapa, Waska?
(Ranggong merasa cemas sekali akan keadaan pemimpinnya)
kamu sakit, sakit lagi, Waska!?

SENYUM ITU SEMAKIN LEBAR, TAPI WASKA SEMAKIN MEMBEKU. BEBERAPA ORANG YANG LAIN MUNCUL MENDEKATI

DEBLENG
Waska 

JAPAR
Waska 

GUSTAV
Waska

JAPAR
Dulu ia pernah penyakitan begini, tapi nggak pake senyum kayaknya

DEBLENG LALU MENGGUNCANG-GUNCANGKAN TUBUH WASKA, TAPI WASKA TETAP TIDAK BEREAKSI SAMA SEKALI. MELIHAT KEADAAN TUANNYA YANG LUAR BISAA INI, SEGERA SAJA ORANG-ORANG SAMA MENGGUNCANG-GUNCANGKAN TUBUH WASKA. SEMUANYA DILIPUTI KECEMASAN

ORANG-ORANG
Waska, waska….

BETUL-BETUL WASKA KAYAK MAYAT-SENYUM SAJA. SAMA SEKALI NGGAK BEREAKSI, DIGUNCANG-GUNCANG, DITARIK SANA, DITARIK SINI, DIBARINGKAN, DIBERI MINUM DAN SETERUSNYA. SEMUA USAHA ALHASIL SIA-SIA

JAPAR
Lebih baik dia tidur dulu. Biar tenang. Barangkali jantungnya. Barangkali dia sedang menderita suatu jenis penyakit kekejangan yang baru

MAKA DIBARINGKANNYA ITU WASKA, DAN ORANG-ORANG CUMA MENGAMATINYA SAJA. TIBA-TIBA WASKA DUDUK TAPI TETAP MEMBEKU. DAN ORANG-ORANG  PUN BERTAMBAH HERAN DAN GANJIL

DEBLENG
Saya kira dia siuman

GUSTAV
Napasnya lebih besar dari penyakitnya

JAPAR
Saya bilang biarkan ia tidur

RANGGONG
Saya takut dia mati

JAPAR
Kalau mati, kenapa?

RANGGONG
Siapa yang akan memimpin kita?

GUSTAV
Gampang itu. Kita berantem dulu, pilih yang paling jagoan

RANGGONG
Gampang. Kamu kira kamu mampu memimpin saya dan teman-teman semua?

GUSTAV
Biar saja, apa susahnya?

RANGGONG
Lalu yang melaksanakan rencana besarnya siapa? Kamu?

GUSTAV
Kamu kira siapa?

RANGGONG
Kamu tahu rencana besarnya?

GUSTAV
Nggak

RANGGONG
Tahu saja nggak, mana bisa mengerjakan rencana besar itu

JAPAR
Dia belum tidur juga

RANGGONG
Kalau sampai satu hari saja dia membeku seperti ini bisa gawat dunia

JAPAR
Kita paksa saja supaya matanya merem

KARENA ORANG-ORANG MENYETUJUI USULNYA, LALU JAPAR MENCOBA MENGATUPKAN KELOPAK MATA WASKA SUPAYA MEREM. TIBA-TIBA WASKA BANGKIT TERJAGA DAN WASKA MENYEMBURKAN LUDAHNYA PADA JAPAR SAMBIL MENGUMPAT. BEGITULAH SAMBIL MENYEMBUR, TAK LUPA WASKA MELUNCURKAN KATA-KATA MAKIAN DAN SEMUA ORANG  PUN TANPA KECUALI KEBLINGSATAN MENINGGALKAN PENTAS.

0 komentar

Posting Komentar