Naskah Drama karya Arifin C Noer
SEMAR
Sebagian
orang menganggap tokoh Waska itu sebagai lelaki atau jawara tua setengah
sinting, eksentrik kayak seniman besar. Sebagian lagi menganggap penyakitnya
itu sebagai guna-guna atau tenung yang dilontarkan orang atau musuhnya. Tapi
sebagian lagi menganggapnya pada saat seperti itu ia sedang bercakap-cakap
dengan ‘Yang Maha Kuasa’ mengingat kedudukannya nyaris sebagai nabi. Saya
sendiri sebagai Semar yang memerankan tokoh itu Cuma menganggapnya sebagai
tokoh yang sangat kocak yang sadar akan kekocakannya serta kekocakan
lingkungannya. Nah, saya teruskan lagi. Sebentar.
SEBENTAR
WASKA TENGOK KANAN KIRI LALU BARING LALU TIDUR LAGI MENDENGKUR. SESEORANG
MUNCUL, TENGOK KANAN KIRI LALU BARING LALU TIDUR LALU MENDENGKUR. LAINNYA.
LAINNYA. BEGITULAH AKHIRNYA TEMPAT YANG TIDAK BEGITU LUAS. TABUHLAH. BAWA
BATU-BATU DAN PUKUL-PUKULKANLAH.
SEMAR
Lihatlah,
betapa memedihkan keadaan gerombolan penjahat-penjahat itu ketika pemimpinnya
hilang tak tentu rimbanya. Nampak jelas sekali mereka pun memerlukan
seseorang yang bisa mereka mitoskan demi keseimbangan jiwa-jiwa mereka.
TIGA (Berseru)
Waska ada
dalam gerbong
EMPAT (Berseru)
Waska
sedang tidur dalam gerbang
LALU
SEMUA ORANG SAMA-SAMA MASUK KE GERBONG TUA ITU. DAN SEMENTARA PENTAS KOSONG
LEWATLAH SENIMAN YANG BERBARET BERSYAL ITU SAMBIL MENGGESEK BIOLANYA.
LALU
SEORANG IBU MUNCUL.
IBU SATU
Toto! Toto! Di mana kau, Toto? Pulanglah Toto
LALU IBU YANG LAIN MUNCUL
IBU DUA
Titi! Titi! Di mana kau, Titi? Pulanglah Titi
LALU IBU YANG LAIN MUNCUL
IBU TIGA
Somad, sudah malam, Somad. Pulang, Somad
LALU MUNCUL ANAK KECIL
ANAK KECIL (Sambil lari)
Bapak anjing! Ibu anjing! Gua gak mau pulang!
LALU SENIMAN LEWAT LAGI DENGAN GESEKAN BIOLANYA. LALU
SATU-SATU KELUAR DARI GERBONG TUA ITU UNTUK SELANJUTNYA DUDUK ATAU BERDIRI ATAU
BERBARING ATAU JONGKOK ATAU NAGKRING ATAU APALAH YANG PENTING SEMUA ORANG
MEWARTAKAN KESEDIHAN. YA, KESEDIHAN DAN KECEMASAN SEDANG MELANDA MEREKA. PADA
SEMUA WAJAH TERCACAR ‘HARI DEPAN YANG KABUR’ BAHKAN ‘HARI DEPAN YANG MENAWARKAN
BENCANA’ BEGITULAH UNTUK BEBERAPA SAAT KEADAAN HENING BENING.
TIBA-TIBA JAPAR YANG KURUS-TINGGI-GEPENG MUNCUL SAMBIL
MELANTANGKAN TANGISNYA YANG NGGAK KEPALANG TANGGUNG. SEMUA MUNCUL LAGI. DEBLENG
YANG MERANGKULNYA SAMBIL MENANGIS SEHINGGA TERCIPTALAH DUET TANGIS.
JAPAR
Kalau dia mati, siapa yang akan memimpin kita?
DUET LAGI
DEBLENG
Dia pemimpin lebih dari pemimpin. Sedemikian besar
kharismanya, sehingga wajah serta kulitnya yang hitam berkilat memancarkan
cahaya terang benderang bagaikan wajah orang suci, wali-wali, wajah-wajah
santun, bahkan laksana matahari.
DUET LAGI. YANG LAIN-LAIN CUMA MENGANGGUK-ANGGUK KETIKA
PERCAKAPAN TADI SAMBIL MENAHAN TANGIS MENYIMPANNYA DALAM DADA
JAPAR
Kalau dia mati, siapa yang akan memarahi kita? Kalau
dia mati siapa yang akan mencaci kita? Kalau dia mati, siapa yang akan, siapa
yang akan, siapa yang akan, siapa yang akan…
DUET LAGI
DEBLENG
Waska
JAPAR
Waska
Waska
SEMUA
Waska
RANGGONG
Tawakal, tawakal, seperti kata Waska sendiri
BOROK
Sabar, sabar, seperti kata Waska sendiri
GUSTAV
Tuhan Maha Kuasa. Dari tanah kembali tanah
EMPAT (Marah)
Jangan omong sembarangan, Gustav. Dia belum mati
GUSTAV
Maaf, Buang. Saya khilaf. Soalnya, kalian bersedih
sedemikian rupa hingga kayaknya Waska sudah menjadi mayat
RANGGONG
Berhentilah menangis, berhentilah menangis
BUANG
Menangislah dalam batin kalau bisa. Lebih sopan dan
lebih intelek dan lebih tinggi derajatnya.
TERISAK-ISAK. DUET TANGIS LAGI. KINI ORANG-ORANG SEMUA
MENANGIS DAN SENIMAN MENGGESEK BIOLANYA.
LALU MUNCUL ROMBONGAN PARA NABI. MEREKA TURUN DARI
LANGIT DENGAN SEBUAH KENDARAAN ANGKASA YANG TERBUAT DARI BATANG POHON KELAPA.
MENYAKSIKAN PADUAN TANGIS YANG SIMFONIK HAIBAT ITU. PARA NABI PUN TERHERAN-HERAN.
NABI
Ada apa, saudara?
TAK SEORANG PUN
MENGHIRAUKAN
NABI
Ada apa, saudara?
GUSTAV(Berseru)
Hentikan sebentar tangismu, teman-teman, ada yang mau
bicara!
ORANG-ORANG PUN
BERHENTI MENANGIS
GUSTAV
Barangkali ada yang perlu dijelaskan, nabiku?
NABI
Kenapa kalian menangis dan tangis kalian sedemikian
rupa sehingga kedengaran sampai di lapisan langit ketujuh
NABI
Malahan semesta raya hanya berisi tangis dan nestapa
dengan tangis kalian
JAPAR
Kami menangis lantaran sedih
NABI
Kenapa sedih?
JAPAR
Kami sedih karena, karena…
DEBLENG
Karena Waska! (Lalu menangis)
JAPAR
Karena Waska! (Lalu menangis)
NABI
Kenapa Waska?
GUSTAV
Waska, pemimpin besar kami, pemimpin umat manusia,
sedang menderita sakit. Bahkan pada detik-detik ini ia sedang dalam keadaan
inkoma, sakaratulmaut
NABI
Kalian kelewatan, betul-betul kelewatan. Tuhan, am
punilah mereka karena mereka menangisi Waska
DEBLENG/JAPAR
Ya, kami menangisi Waska
NABI
Waska, kalian tangisi?
NABI
Nggak masuk akal. Nggak masuk akal
NABI
Waska? Orang macam itu?
GUSTAV
Orang katamu? Dia lebih dari orang
RANGGONG
Orang katamu? Dia raja. Dia pembesar. Dia pembela. Dia
penghibur. Dia juga adalah sebuah kendi air di suatu jalanan lengang di suatu
desa yang tandus. Dan Tuhan pun tahu
tangis kami adalah ucapan spontan terima kasih kami
NABI
Saudaraku,
RANGGONG
Pandanganmu ingin mengatakan bahwa Waska adalah tokoh
jahat dan karenanya tidak patut ditangisi. Tuhan, apakah benar saya nggak boleh
menangisi orang yang telah membantu banyak orang itu?
NABI
Tetapi…
BOROK
Nggak pakai tetapi! Kalau kalian merasa ganjil atau
merasa tidak terlibat dalam peristiwa ini, lebih baik duduk saja menonton.
Gustav!
GUSTAV
Saya, Borok
BOROK
Jamu mereka dan layani
GUSTAV
Akan saya layani, Borok
NABI
Kami tidak minum-minum minuman keras
BOROK
Saya tahu. Duduk saja. Kalian akan disuguhi wedang jahe
dan bandrek
NABI-NABI DUDUK MENONTON DAN KALAU MAU BOLEH SAJA DUDUK
DI KURSI-KURSI PENONTON
GUSTAV
Teman-teman, marilah kita teruskan tangis kita
SEMUA
Mari!
KEMBALI SEMUA MENANGIS DAN SENIMAN MENGGESEK BIOLA.
LALU SEORANG TUKANG SEKOTENG LEWAT
SEKOTENG
Ada apa, Buang?
BUANG
Waska sakit
SEKOTENG
Pak Waska, maksudmu?
BUANG
Ya, pak Waska
LALU MENANGISLAH PAK SEKOTENG SETELAH MENELANTARKAN
SEKOTENGNYA
SATU
Nggak nengok dulu di gerbong?
SEKOTENG
Nggak usah. Cukup. Cukup. Saya bisa membayangkan
ANAK KECIL MUNCUL
BUANG
Mau kemana?
ANAK KECIL
Ya, ada apa? Ada apa? Kok orang-orang tua nangis?
BUANG
Waska sakit
ANAK KECIL
Babe maksud lu!?
BUANG
Ho-oh
ANAK KECIL
Ah, masak! Tadi gua masih beliin dia rokok
SATU
Masak! Naiklah ke gerbong dan tengok lagi ngapain dia
LALU ANAK KECIL ITU NAIK MASUK KE DALAM GERBONG.
SEBENTAR KEMUDIAN IA MUNCUL LAGI SEPERTI YANG KENA SIMA
SATU
Diberi tahu mendebat. Anak sialan
BUANG
Kenapa kamu?
ANAK KECIL
Kok wajahnya jadi kecil!?
BUANG
Karena dia sakit
DAN MENANGISLAH ANAK KECIL ITU. DAN MUNCUL TUKANG JAMU
DIIKUTI GADIS PENJAJA KUE
SI JAMU
Ada apa? Kok nangis semua?
BUANG
Waska sakit
SI JAMU
Pakde?
SI KUE
Aki?
BUANG MENGANGGUK
SI JAMU (Menangis bersama-sama)
Aduh….
DAN TANGIS PUN
SEMAKIN RAMAI BAGAIKAN KONKURS
DEBLENG (Berseru)
Sebentar, teman-teman, sebentar. Marilah kita berhenti
menangis sebentar
(Semua berhenti menangis, seniman memetik-metik
senar biolanya)
Ada beberapa hal yang perlu kita diskusikan dulu
sebelum kita menangis atau apa
SEMUA TERSEGUK
0 komentar
Posting Komentar