Rabu, 14 Desember 2016

Naskah Drama Orkes Madun 2 Bagian 4

DEBLENG
Sampai sebegitu jauh jugakah tekad percintaan pasangan tua kayak kalian?

BIGAYAH
Cinta tak pernah kenal akan usia

RANGGONG
Tapi Bigayah, mendengar rencana-rencanamu yangs eram begitu, apakah tidak akan membuat jiwa Waska semakin tersiksa sehingga bisa mengakibatkan semakin rawan tali nyawanya dan gampang putus!?

BIGAYAH
Saya betul-betul tidak habis mengerti, kenapa Waska selalu menolak setiap kali saya ajak kawin. Apakah karena saya seorang germo dan pelacur tua? Kalau memang kedudukan saya yang menghalangi semua ini, saya rela menghentikan karir saya dan rela juga melakukan apa saja yang ia kehendaki

RANGGONG
Banyak alas an dan banyak sebab seseorang melakukan sesuatu atau mengambil sikap tertentu, sekali pun ada juga tindakan-tindakan dan sikap-sikap seorang yang kadangkala sama sekali tidak beralasan. Pernah kamu minta penjelasan Waska atas sikapnya itu?

BIGAYAH
Bukan saja pernah tapi sering

RANGGONG
Bagaimana?

BIGAYAH
Pernah saya Tanya padanya, apakah barangkali ada alas an kesehatan atau alas an biologis yang menyebabkan ia tidak mau kawin

RANGGONG
Apa jawabnya?

BIGAYAH
Diam seribu bahasa

RANGGONG
Diam seribu bahasa?

BIGAYAH
Ya, tapi saya tidak bisa berhenti di sini. Saya lanjutkan pertanyaan saya. Alas an psikologis barangkali? Diam seribu bahasa. Alasan sosiologis barangkali? Diam seribu bahasa. Alas an agama atau kepercayaan atau filosofis barangkali? Ia tetap membisu. Atau alasan politis barangkali? Juga ia tetap membisu

RANGGONG
Sama sekali Waska tidak mengucapkan apa-apa?

DEBLENG
Kadang-kadang, Waska memang keterlaluan

BIGAYAH
Pada suatu kesempatan yang lain, pada suatu malam yang lain, sehabis kami bersetubuh di atas kasur yang baru saja dijemur siangnya, Waska berkata bahwa sekali pun ia menolak perkawinan yang juga tak jelas dasar alasannya, namun ia sangay menyukai saya dan malahan ia berjanji akan selalu siap menemabni di tempat tidur kapan saja saya ingin melepas rindu

DEBLENG
Seniman besar memang tak terjelaskan

RANGGONG
Debleng, kalau kamu tidak mampu menahan diri untuk tidak berkomentar, saya bisa membuat kamu pingsan untuk beberapa jam

DEBLENG
Mampu, Ranggong. mampu

RANGGONG
Sekarang pertanyaan saya begini, Bigayah. Kamu  punya rencana bunuh diri atas dasar alas an apa? Karena lamaranmu ditolak atau karena Waska akan menemui ajalnya!?

BIGAYAH DIAM SAJA

RANGGONG
Kenapa kamu diam, Bigayah?

BIGAYAH NYELONONG PERGI

RANGGONG
Kenapa dia?

DEBLENG
Diam seribu bahasa

WASKA
Ranggong! Matahari itu telah menggelincir lagi tanpa tanggung jawab dan aku dibiarkannya mengejarnya megap-megap

RANGGONG
Segera akan kususul Borok, Waska. Segera.

RANGGONG  PUN LARI

RANGGONG
Borok!

DEBLENG
Orang sakit itu bisaa, kenapa ada orang yang menganggapnya luar bisaa?

LEWAT BUANG

DEBLENG
Kemana, Buang?

BUANG
Beli minyak angina buat Waska

DEBLENG
Bagaimana keadaan Waska?

BUANG
Dalam satu jam hanya tiga kali Waska sanggup menarik napas

DEBLENG
Gawat!

DAN DEBLENG  PUN LARI

BUANG
Para penonton, buat saya minyak angina atau obat atau jamu macam apa  pun hanyalah sekedar memperingan rasa sakit atau yang paling banter berfungi seperti seteguk air bagi musafir di padang pasir. Tapi apa kata Waska? “Aku yakin” katanya “Aku yakin minyak angina mampu melawan ajalku!” betul-betul sinting dia. Tapi memang dia sudah pikun. Dan kalau awalnya terlalu pintar, pada akhirnya pikunnya berbahaya.
Nah, saya permisi sebentar, para penonton. Mau beli minyak angina.


LONCENG DUA KALI

0 komentar

Posting Komentar