BAGIAN
KEDUA
MUSIK
PELAN
RANGGONG
(Berseru)
Kumpul!!!
BOROK
Modar!
Modar!
RANGGONG
Kumpul!!!
BOROK
Modar!
Modar!
DEBLENG
Kumpul!!!
BUANG
Kumpul!!!
NABI
Ada
apa Semar!?
SEMAR
Dalam
adegan ini pengarang bermaksud ingin melukiskan rapat kerja para penjahat
NABI
Kok
kayak rapat raksasa?
SEMAR
Memang.
Rapat-rapat atau pertemuan-pertemuan serupa ini bisaanya hanya terjadi di
kalangan kaum agama atau pergerakan politik, tapi Waska berpendapat pada abad
ini sudah saatnya kaum penjahat harus berani tampil dalam berbagai bentuk
pertemuan dan berbagai mimbar, bahkan dalam diskusi-diskusi, seminar-seminar,
rapat-rapat tertutup dan terbuka. Bentuk-bentuk pertemuan yang sifatnya
tertutup dan penuh rahasia, seperti yang dikisahkan buku-buku sejarah atau pun
novel-novel criminal, menurut jalan pikiran Waska, harus dianggap bentuk yang
tidak lagi pantas, mengingat gerombolan penjahat sama sekali bukanlah kaum
minoritas di bumi ini. Bahkan lebih jauh Waska sampai pada kesimpulan bahwa
bumi ini justru milik mereka.
Dan
perlu dicatat, begitu kata Waska dalam salah satu wawancaranya dengan wartawan.
Bahwa pendapatnya ini serta pandangan-pandangan cukup ilmiah, setidak-tidaknya
didukung oleh data-data
NABI
Tapi
Waska, apakah kamu tidak menyadari sebenarnya kamu dan kawan-kawanmu sedang
diliputi oleh suatu sikap putus asa yang sangat gelap mengerikan?
WASKA
Nabi,
ketahuilah, kami sudah melewati tahap itu. Kami sudah jauh dari sikap serta
keadaan itu. Kami telah menyebrangi samudera luas keputus asaan dan sampai di
suatu pulau seberang harapan yang masih belantara, masih lebat dengan hutan
buah larangan, yang setiap abatangnya dari berjuta pohonan melilit seekor ular
purba.
Dan
di pulau itu adalah sebuah bukit terjal. Dan bukit terjal itu adalah gua-gua
yang di dindingnya adalah tembaga. Dan di tempat yang hanya berbau karat besi
itu, kami telah bertemu dengan Dajjal
NABI
Tuhanku!
DAJJAL
MERAUNG-RAUNG
WASKA
Berhenti
kamu meraung-raung, Dajjal! Cengeng kamu!
(kemudian
seseorang memberikan minuman kepada Dajjal)
seperti
kamu baca dalam kitab-kitab, ia terus meraung-raun, dan setiap ia meraung telah
menyebabkan gempa di salah satu belahan bumi. Dan sebaliknya, setiap kali tiba
saat adzan diperdengarkan, belenggunya semakin tebal dan tebal sehingga pada
suatu kali, pernah ia sama sekali terbalut belenggu, bahkan ia telah menjelma
jadi belenggu itu sendiri.
Kami
telah berusaha melepaskan belenggunya, tapi sia-sia, maka aku pinjam sana
sebelah matanya yang kiri
MUSIK
NABI
Tapi
Semar, apakah mereka sadar, bahwa pulau yang disebut Waska itu sangat jauh
terpencil dan sama sekali tidak akan memberikan apa yang mereka harapkan?
SEBENTAR,
SEMAR MENYALAKAN ROKOKNYA
SEMAR
Kalau
harapan mereka adalah harapan seperti yang saya bayangkan, barangkali ya. Tapi
persoalannya jauh dari sederhana, yaitu saya tidak tahu sama sekali, apa yang
mereka harapkan. Dan lagi apa kata Waska mengenai hal itu?
WASKA
Aku
pernah mengharap, tapi aku tidak pernah mendapat. Aku pernah memilih, tapi aku
ditolak, selalu ditolak. Kemiskinan telah menodongku, kelaparan telah
menodongku dan aku tak rela dicincang oleh kemiskinan dan kelaparan, maka
kutodonglah kekayaan dan makanan
MUSIK
PELAN.
SEBENTAR
WASKA MERENUNGI KEMBALI KALIMAT-KALIMATNYA SENDIRI
SEMAR
Waska
memang keras kepala
NABI
Betul-betul
putra Nuh. Saya ahrap saja pada akhir sandiwara ini, ia akan mendapat karunia
cahaya
SEMAR
Saya
sendiri juga mengharapkan itu, tapi sayangnya, seperti juga pengarang sendiri,
kita hampir tidak pernah bisa mneduga akhir kisah seseorang. Benih peristiwa
selalu luput dari tangan kita
NABI
Nah,
pendapatmu bagaimana, Seniman?
SENIMAN
Aku
hanya berurusan dalam lakon Waska, tapi tidak dalam diskusi kalian. Tapi kalau
boleh berkata, aku hanya mau mengatakan bahwa kau tidak punya urusan dengan semua itu. Urusanku
adalah nasib irama, melodi, harmoni dan warna bunyi. Terus terang belakangan
ini kemurnian elemen-elemen ini ditunggangi secara kurang ajar dan tidak
senonoh
DEBLENG
Kumpul!!!
BOROK
Modar!
Modar!
JAPAR
Gak
bisa prei modar-modarnya!?
BOROK
Gua
ledakin! Gua ledakin!
RANGGONG
Jangan
sekarang, Borok
BOROK
Modar!
Modar!
JAPAR
Apa
yang maudiledakan?
RANGGONG
Dunia
JAPAR
Memangnya
petasan?
DEBLENG
Kumpul!!!
BUANG
Saudara-saudaraku,
segeralah berkumpul di alun-alun, maksud saya di kompleks kuburan berbagai
bangsa dan agama. Di atas tanah yang di dalamnya berisi leluhur kita itu. Waska
pemimpin jempolan kita akan membagi-bagikan impian spektakuler dan kolosalnya
dari ketentraman jiwa kita. Kumpul saudara-saudara, kumpul. Hidangan supaya
bawa sendiri masing-masing. Bagi mereka yang tidak sempat mencuri makanan
karena kesiangan dianjurkan supaya merampas saja. Jangan sekalisekali mengemis.
Mengemis itu haram. Kumpul saudara, kumpul leluhur kita, baik yang dibawah
tanah mau pun di atas tanah yang telah menanti dengan setumpukan novelnya yang
terbaru
DEBLENG
Kumpul!
Kumpul! Penjelasan sudah cukup, saya tidak perlu lagi menjelaskan. Kumpul!
MAKA
ORANG-ORANG PUN BERDATANGAN DARI
BERBAGAI PENJURU
JUMLAH
MEREKA MELEBIHI JUMLAH PENONTON
SEMAR
Permisi
sebentar, tuanku. Kami akan memainkan adegan musyawarah itu
NABI
Sebagai
pemain, apalagi sutradara, sebenarnya kamu bisa mengarahkan lakon ini, Semar
SEMAR
Maaf,
apa Tuanku kira diri saya milik diri saya semata-mata?
NABI
Tentu
saja tidak
SEMAR
Kalau
begitu kita sependapat. Dan lebih dari itu saya hampir mutlak percaya, bahwa
tidak seorang pun di dunia ini, baik
yang dibawah mau pun di atas tanah, di balik langit, yang mutlak milik dirinya
semata-mata. Kalau ada orang merasa dirinya adalah mutlak milik dirinya semata,
pastilah orang itu sedang menyadari kedudukannya, yang ternyata tidak seperti
yang diucapkan mulutnya
ANAK
KECIL
Oom
Semar, cepat dong. Sandiwara diskusi melulu, ntar nggak habis-habis
SEMAR
Permisi,
Tuanku
NABI
Kau
semakin tua, badutku
SEMAR
Kita
semakin tua dan semakin muda sekaligus nabiku
KE
DALAM
NABI
Ya,
badutku. Kesabaran inilah yang menyenangkan
SEMAR
Yang
memelihara dan mengasuh ruh serta semangat kita
NABI
Dua
ribu tahun yang lalu, kamu mengucapkan kalimat itu untuk pertama kalinya,
ketika kita bertemu untuk kedua kalinya di – di saya kira di suatu fyord dengan
ombak-ombaknya yang gemulung
SEMAR
Fi
Finlandia, Tuanku. Finlandia
NABI
Ya,
ya. Finlandia. Dua ribu tahu yang lalu. Sayang sulingmu hilang
SEMAR
Tapi
saya masih menyimpan bunyinya, Tuanku
ANAK
KECIL
Oom
Semar, cepetan dong
SEMAR
Cerewet.
Permisi Tuanku – emangnya penonton saja yang boleh mengaso dan ngobrol?
ANAK
KECIL
Oom
sendiri yang bilang ‘penonton adalah raja’
SEMAR
Nggak
ada raja. Yang ada penonton dan pemain atau sebaliknya. Nah, ayo kamu mulai,
mulai!
MUSIK
KERAS. LALU MULAILAH PERTEMUAN BESAR ITU. PERSIS KAYAK RAPAT RAKSASA
TUKANG
PIJAT
Nggak
dipijat dulu, bapak?
WASKA
Kamu
kira aku kumpulin orang-orang ini hanya untuk nonton aku pijatan? Lagi siapa
yang mengatakan aku sakit? Siapa? (Batuk-batuk, hebat sekali) aku tidak
sakit! Aku tidak sakit! Aku sehat wal afiat! (Meludah) Batuk sialan!
(rang-orang
mau menolong)
jangan
pedulikan aku. Aku pasti sembuh. Bagaimana, tidak ada yang absent?
RANGGONG
Semuanya
lengkap hadir, Waska
DEBLENG
Priok,
daerah kota, Cengkareng, Grogol dan sekitanya semua lengkap dengan
perbekalannya
JAPAR
Halim,
Cawang, Jatinegara, Cakung, Pondok Bambu, Kelapa Gading dan sekitarnya semua
lengkap hadir
BUANG
Dari
Krawang, Tangerang, Jatinegara, Jatibarang dan beberapa daerah juga mengirimkan
utusan, bapak
WASKA
Bukitduri?
JAPAR
Datang
SENIMAN
Aku
juga hadir, Waska!
WASKA
Setan
lu Jonathan. Kemana saja kamu? Lama sekali kamu hilang
SENIMAN
Mengembara
seperti bisaanya, seperti sejak dahulu kala. New York, Paris, London, Moskow,
semua kota, semua perempuan, semua lorong, semua museum, semua auditorium,
semua, semua
WASKA
Anak-anakkuu,
perkenalkanlah sahabatku, Jonathan, seniman. Ia adalah seniman abad ini. Ia
adalah universalis. Semua kota telah dihirupnya dan sebaliknya kota-kota itu
juga telah menghirup ciptaan-ciptaan seninya yang memang lezat. Sebagai tanda
seorang universalis ia telah memasang hampir semua lambing berbagai Negara pada
jaketnya yang berlabel Levi’s, meski pun buatan pulogadung. Silakan duduk,
sahabatku
SENIMAN
Terima
kasih
WASKA
Berbeda
dengan seniman zaman dahulu kala, yan bisaanya hidup di kalangan para pengeran
dan bangsawan serta rja-raja, maka Jonathan telah memilik gerombolan kita
sebagai lingkungannya serta sumber-sumber ciptaannya. Tepuk tangan untuk
Jonathan, anak-anakku
MAKA
SEMUA ORANG PUN BERTEPUK
SENIMAN
Thank
you
WASKA
Daftar
hadir sudah selesai di paraf?
DEBLENG
Sudah,
Waska
BUANG
Sudah
JAPAR
Sudah
RANGGONG
Kita
boleh mulai, Waska
WASKA
Aku
akan memulai uraian panjang dalam pertemuan besar ini dengan suatu kebenaran.
Dan kebenaran itu berbunyi bahwa ‘Lihatlah, kami yang terdiri dari berbagai
agama, keyakinan, kepercayaan, suku, daerah telah dikumpulkan dan disatukan
oleh ikatan nasib yang kuat dan tekad semangat yang kuat!” ya, anak-anakku,
kita telah disatukan oleh kesamaan nasib dan entah oleh apa yang disebut
kebajikan atau agama, apalagi kebenaran. Atau dengan kata lain, kita telah
dipersatukan oleh kebutuhan-kebutuhan dasar kita sebagai insan
MUSIK. SESEORANG BERBISIK PADA BUANG, LALU BUANG PADA
DEBLENG, LALU DEBLENG PADA GUSTAV, LALU GUSTAV PADA BOROK, LALU BOROK PADA
RANGGONG. DAN SEMENTARA ITU JAPAR CURIGA SERTA KUATIR, TAPI KEMUDIAN IA
BERUSAHA MENUTUP SIKAPNYA ITU DENGAN SIKAP TENANG YANG BOLEH DIKATAKAN
BERLEBIHAN. LALU SEMUA ORANG MEMUSATKAN PANDANGANNYA ATAS DIRI JAPAR. UNTUK
BEBERAPA SAAT JAPAR MASIH MAMPU BERSIKAP TENANG, TAPI LAMA-LAMA PANDANGAN MATA
ITU SEDEMIKIAN RUPA DAN IA PUN TIDAK
TAHAN.
0 komentar
Posting Komentar