Rabu, 14 Desember 2016

Naskah Drama Orkes Madun 2 Bagian 6

JAPAR
Kenapa, Waska? Kenapa? Salah saya apa?
(Waska dan orang-orang tetap diam. cuma matanya saja, matanya)
Kalau… kalau…. Kalau….
(Waska dan orang-orang tetap diam, cuma matanya saja, matanya)
Itu tidak benar, Waska. Tidak benar! Fitnah!
(Waska dan orang-orang mulai bergerak dan Japar mundur. matanya, matanya)
Am puni saya, am puni saya, Waska! Am puni saya

LALU SECARA BERAMAI-RAMAI JAPAR DI BANDEM DIRAJAM PERSIS SEPERTI ERITIWA ENGKOS, BAHKAN KEADAANNYA LEBIH MENGERIKAN LAGI. DAN DARAH DAN DARAH
BEBERAPA SAAT KECAPEKAN, BADAN DAN HATI, MEMBUAT WASKA DAN ORANG-ORANG DIAM SAJA. SEBAGIAN LAGI MELEMPARKAN MAYAT ITU KE DALAM BAK SAMPAH DAN MEMBAKARNYA

WASKA
Aku tidak bisa melanjutkan pertemuan ini. Amarahku belum mau turun
(Waska bangkit)
Minggu depan saja

RANGGONG
Baik, Waska

LALU WASKA MELANGKAH MAJU DAN MASUK KE GERBONG TUA. DAN KEMUDIAN SEORANG DEMI SEORANG MENINGGALKAN TEMPAT ITU. KECUALI SATU ORANG SAJA YANG TETAP TINGGAL, YAITU SENIMAN. IA SEDANG MENGGESEK BIOLANYA. BUKAN MAIN, KALI INI MUSIKNYA SANGAT BAGUS SEKALI BAGAIKAN GESEKAN MUSIK TIMUR YANG PENUH MAGI

WASKA (Suaranya)
Jonathan! Kemari Jonathan, kita minum
(Seniman masih asyik dengan permainannya)
Jonathan! Kemari Jonathan, kita baca kitab-kitab lama
(Seniman masih tetap begitu)
Jonathan! Kemari Jonathan, kita main halma

SENIMAN MASIH TETAP BEGITU. IA GESEK LAGI. IA GESEK. IA GESEK. BUKAN MAIN. BUKAN MAIN

ANAK KECIL
Oom seniman, dipanggil babe

LALU SENIMAN MENUJU TEMPAT WASKA. DAN SEKARANG ADEGAN ANAK KECIL MEROKOK. LALU MUNCUL IBUNYA

IBUNYA
Pulang sayang
(Anak kecil bangkit melangkah diikuti ibunya)
Nak…

ANAK KECIL
Aku tidak  punya ibu (Musik pelan) Aku Cuma  punya anjing

LALU ANAK ITU LARI. DAN IBUNYA MELOHOK SAJA SENDIRI, LALU IBUNYA MELANGKAH MASUK KE DALAM KEGELAPAN. LALU EMBAH ALBERT, RANGGONG DAN BOROK

MALAM SUDAH LARUT.
BUNYI PELUIT KERETA API
BUNYI KENTONGAN DUA KALI
BUNYI RODA PEDATI KERBAU

EMBAH PUTRI
Albert, tidur. Sudah malam Albert

EMBAH
Malam sudah larut, angina sangat lembut dan saya sudah siap akan hanyut, tidur, istirahat dari siang gerah dan kemelut. Kalau besok matahari menggeliat, segar penuh rasa terima kasih kepada udara, kepada burung yang berkicau, kepada semua saja, yang kuhirupm, yang kurasa, yan kuraba, yang kulihat, yang kudengar, yang kupikirkan, yang kubayangkan, semua saja, yang kadang menyedihkan, yang kadang menyakitkan

Atau barangkali besok aku diam, kaku, membeku, tidak lagi ikut menggeliat bersama kuntum-kuntum bunga, namun pasti jiwaku tetap segar, tetap penuh rasa terima kasih kepada semua saja, juga kepada ketabahanku.

EMBAH PUTRI (Suaranya)
Albert, cuci kaki dulu sebelum tidur

EMBAH
Selamat tidur, penonton, selamat tidur kepada semuanya. Kita butuh tidur. Kita butuh jaga. Kita butuh hidup. Tapi juga kita butuh mati. Kita harus hidup. Kita juga harus mati

EMBAH PUTRI
Setua ini tapi tetap seperti bayi

LALU EMBAH ITU TIDUR. DAN MUNCUL EMBAH PUTRI MENYELIMUTINYA
LALU MUNCUL BOROK DIIKUTI OLEH RANGGONG. DUA-DUANYA SAMA MEROKOK. KELIHATANNYA KAYAK KEDINGINAN MEREKA, DAN RUPANYA ROKOK TELAH DIGUNAKANNYA SEBAGAI PENGHANGAT BADAN MEREKA. DAN BEBERAPA SAAT, MEREKA CUMA KLINTERAN SAJA DI DEPAN LELAKI TUA YANG SEDANG TIDUR PULAS ITU

RANGGONG
Pulas sekali tidurnya. Kasihan dia kalau kita bangunkan

BOROK
Kalau tunggu sampai besok barangkali Wasa keburu mati dulu

RANGGONG
Itu dia

BOROK
Itu dia. Kita bangunkan saja monyet tua itu

RANGGONG
Ya, kalau dia bangun. Kalau malah dia yang mati karena kaget?

BOROK
Modar! Mana ada orang berilmu dan sakti pake kaget segala. Ayolah jangan berdebat

RANGGONG
Jangan terlalu kasar, tapi…

LALU KEDUANYA MENDEKATI EMBAH

BOROK
Albert. Mbh. Albert. Mbah. Tambayong. Tambayong

RANGGONG
Bangun dia. Biarkan dia melek dulu

EMBAH
Bukan main, bukan main. Nikmat sekali tidur di tepi danau

RANGGONG
Di tepi danau?

EMBAH
Aku baru saja mimpi tidur di tepi danau. Teduh. Sejuk. Segar. Ketika kalian menggoyangkan badanku, dalam mimpi tidur itu aku juga mimpi yang sama. Tidur mimpi tidur, mimpi tidur. Berlipat-lipat kenikmatannya. Dan untuk semua itu aku hanya membayarnya dengan rasa terima kasih

SEBENTAR, IA BERKUMUR DULU DAN IA MINUM DULU

BOROK
Mimpi tidur?

EMBAH
Bukan main anugerah

BOROK
Mbah tidur…. Mimpi tidur?

EMBAH
Ya. Dan ditepi danau itu banyak tanaman buah-buahan

BOROK
Bukan main. Bukan main

RANGGONG
Mbah bisa ulangi itu?

EMBAH
Kamu rakus sekali Ranggong. Apa abrangkali kamu juga menghendaki hidup berulang kali? Tapi sudahlah. Apa keperluan kalian. Kenapa kalian mengusik tidur kedamaianku? Pada saat aku tidur bisaanya segala sesuatu bekerjasama dengan angina agar tidurku semakin sempurna. Bagaimana?

BOROK
Waska sakit

EMBAH
Sakit?

RANGGONG
Sakit sekali Albert

EMBAH
Sakit apa?

BOROK
Sakit tua

EMBAH
Lalu apa ada yang istimewa?

BOROK
Ia meraung-raung saja

EMBAH
Tidak usah dikhawatirkan. Tidak lama lagi ia akan tenang. Sembuh atau mati

RANGGONG
Ia tidak boleh mati

BOROK
Ia juga tak mau mati

LALU EMBAH DENGAN TAK ACUH KEMBALI BERBARING DAN TIDUR

RANGGONG
Betul-betul eksentrik

BOROK
Kenapa dia?

RANGGONG
Kenapa. Tidur

BOROK
Ya, kenapa dia tidur?

RANGGONG
Kenapa tidur. Mana aku tahu

EMBAH
Aku tidak tidur. Aku kesal. Aku kesal karena kalian berdua sama-sama sinting. Bahkan bertiga dengan pemimpin kalian. Sinting. Sekarang aku mau tidur

BOROK (Meraung)
Mbah!!!!

EMBAH
Kenapa?

BOROK
Jangan tidur

RANGGONG
Ya, Mbah, tolonglah kami. Berikanlah jamu itu. Nyawa Waska sudah getas sekali. Beberapa detik saja Mbah terlambat menolong, putuslah semuanya

EMBAH
Kenapa? Kenapa kalau putus? Dan lagi apa benar putus? Apa kamu tahu? Putus? Begitu? Orang-orang macam kalianlah yang membuat hidup ini jadi bising. Sekarang aku minta kalian jangan lagi mengusik tidurku. Malam sudah larut. Aku harus tidur

EMBAH PUTRI
Albert! Belum tidur juga kamu? Bayi macam apa kamu ya!? Kalau kamu belum mau tidur juga, besok matahari pasti marah

EMBAH
Kalian dengar? Sekarang minggirlah kalian atau tidur di bawah

LALU EMBAH TIDUR DAN RANGGONG DAN BOROK CUMA MELOHOK

NABI
Semar, siapa orang tua itu?

SEMAR
Wiku

NABI
Wiku? Tapi dia dipanggil Albert

SEMAR
Nama orang itu lebih banyak dari nama penduduk Negara ini, tapi dia mem punyai beberapa nama yang paling disukai orang. Albert, Wiku, Tigor, Slamet, Amin dan beberapa lagi. Sebenarnya dia sendiri orang Eskima meski pun beberapa orang menyangkanya dari Nepal

NABI
Tapi tampangnya seperti orang sunda

SEMAR
Sebelumnya, beberapa tahun yang lalu, tampangnya seperti orang Negrito. Harus diakui dia sakti sekali. Bedah plastic adalah salah satu keahliannya dan keistimewaannya. Ia bisa membedah dirinya sendiri tanpa pertolongan orang lain kecuali istrinya sendiri

BOROK (Tidak begitu lantang)
Modar! Modar!

SEMAR
Maaf, tuanku, adegannya akan dilanjutkan

BOROK
Bisa celaka. Aku bangunkan saja

RANGGONG
Jangan dulu. Kita berpikir sebentar

EMBAH
Ya, jangan dulu, soalnya aku belum tidur. Lebih baik kita berpikir sebentar

BOROK
Mbah bijaksana ya?

RANGGONG
Jangan komentar dulu

BEBERAPA SAAT KETIGANYA SAMA DIAM. BOROK LAHAK-LOHOK

EMBAH
Sudah?

BOROK (Tolol)
Sudah

EMBAH
Kamu juga sudah berpikir?

RANGGONG (Nggak yakin)
Sudah

EMBAH
Bagus, itu artinya kalian sudah membiarkan aku tidur dan kalian bisa segera minggat atau tidur juga

LALU EMBAH TIDUR LAGI. DAN BOROK DAN RANGGONG MELOHOK LAGI

RANGGONG
Dia betul-betul berserikat dengan ajal

BOROK
Modar! Modar!

EMBAH PUTRI
Kok ada suara orang lain? Kalau begitu dia belum tidur (Sambil melangkah) betul-betul badung

PADA SAAT EMBAH PUTRI MENDEKAT, RANGGONG DAN BOROK SEDANG MEMBANGUNKAN EMBAH

EMBAH PUTRI
He! Jangan janggi orang tidur ya!

BOROK
Modar! Modar!

RANGGONG
Maaf, Mbah putrid, kami terpaksa membangunkan Mbah Kakung karena pemimpin kami sedang dalam keadaan inkoma

EMBAH PUTRI
Orang sakit itu bisaa. Orang mau mati itu bisaa, jangan suka ribut, apalagi sampai mengganggu orang sedang tidur

RANGGONG
Tapi pemimpin kami tidak boleh mati

EMBAH PUTRI
Emangnya kenapa?

RANGGONG
Setidak-tidaknya, kematiannya ditunda barang beberapa tahun sampai ia sempat mewujudkan impian spektakulernya

EMBAH PUTRI
Sebentar. Lebih baik kalian minum dulu

BOROK
Kami tidak perlu minum, Mbah. Kami perlu minta jamu itu

EMBAH PUTRI
Duduk saja dulu. Soal jamu itu soal sepele
(lalu ketiganya duduk)
Kami  punya banyak jamu. Jamu Klinger, galian singset, jamu nafsu kuda, jamu kanker, jamu saraf…..

BOROK
Bukan jamu itu, Mbah…

RANGGONG

Ya, Mbah. Maksud kami….

0 komentar

Posting Komentar