Rabu, 14 Desember 2016

Naskah Drama Orkes Madun 2 Bagian 7

EMBAH PUTRI
Mbah tahu. Jangan cerewet. Kamu menginginkan jamu dadar bayi

BOROK
Ya Mbah

RANGGONG
Pokoknya jamu

EMBAH PUTRI MENANGIS SANGAT MEMILUKAN SEKALI

EMBAH PUTRI
Duh, biyung, sudah sampai begini….

SUARA WASKA
Borok! Ranggong!

EMBAH PUTRI
Setiap jamu itu ada khasiatnya dan ada aturannya. Setiap penyakit itu ada jamunya tapi jamu yang paling mujarab ada dalam diri si sakit. Karena itu setiap kali orang datang meminta jamu selalu embah berikan nasehat lebih dulu

MUNCUL SEORANG LELAKI TUA YANG TAMPAK MASIH GAGAH

GAGAH
Saya permisi pulang sekarang saja Mbah

EMBAH PUTRI
Bagaimana keputusanmu, nak?

GAGAH
Tetap pada pikiran pertama, Mbah

EMBAH PUTRI
Kamu terlalu banyak membaca buku-buku tragedy. Tapi Mbah sudah membuka segala macam kemungkinan dan kerangka berpikir yang lain kepadamu, jadi Mbah serahkan saja semuanya kepada kamu sendiri

GAGAH
Mbah memang kaya. Tapi aku mantap sudah

EMBAH PUTRI
Baiklah kalau begitu. Hati-hati di jalan

GAGAH
Permisi, Mbah

EMBAH PUTRI
Ya, nak. Jangan lupa kirim kabar kalau kamu sudah mati

GAGAH
Baik, Mbah
LALU EMBAH PUTRI MENANGIS LAGI

NABI
Siapa lagi lelaki tua yang gagah itu?

SEMAR
Pemimpin salah sebuah Negara di Eropa yang keadaan ekonominya morat-marit. Ia putus asa, ia bermaksud bunuh diri, supaya riwayatnya lebih istimewa. Ia datang ke orang-orang tua itu meminta pertimbangan dan orang-orang tua itu telah menjelaskan bahwa keagungan yang dibayangkan orang sebenarnya hanya bumbu dongeng saja

EMBAH PUTRI
Kita harus hidup artinya kita juga harus mati. Hidup membutuhkan mati, anak-anakku. Setiap mahluk mem punyai batas waktu hidup yang pada dasarnya telah disesuaikan dengan kemampuan mahluk itu dalam rangka kesemestaan. Di luar atau keluar dari kerangka ini akan menyebabkan kegoncangan-kegoncangan, baik pada semesta mau pun pada yang bersangkutan sendiri. Yakinlah bahwa stiap penyelewengan hanya akan menghasilkan penyelewengan juga. Mbah menyimpan hampir semua rahasia semesta. Mbah bisa mengatakan dan membukakan semuanya. Kalian mau apa? Jamu penangkal mati? Baik, tapi ingat-ingat, namanya jamu dadar bayi karena bahan-bahannya dibuat dari jantung bayi yang dikeringkan

BOROK
Kami butuh yang ready to use, Mbah

RANGGONG
Soalnya karena waktu sudah sangat mendesak. Waska sudah dalam keadaan sakaratul maut

EMBAH PUTRI
Jangan sok tahu. Tapi pergilah sekarang. Semuanya sudah Mbah katakan

RANGGONG
Jadi kami harus mendapatkan jantung bayi dan mengeringkannya, Mbah?

EMBAH PUTRI
Ya, kamu tega? Mengeringkan lalu kamu tumbuk sampai halus dan selanjutnya dapat kamu minum bersama minuman apa saja asal panas. Nah, kamu tega?
(Borok dan ranggong cuma saling berpandangan)
Berapa generasi yang kamu ingin saksikan? Bunuh saja bayi sebanyak-banyak kamu perlukan, kalau kamu sampai hati

BOROK
Tiga orang bayi saja. Buat kita bertiga

RANGGONG
Tidak. Lima belas bayi

EMBAH PUTRI
Kalian rakus sekali. Kami orang-orang sederhana dari bukit Himalaya ini tidak pernah memasalahkan mati mau pun menjadikan ajal sebagai masalah. Lebih-lebih sebagai musuh. Tapi, kalau kalian belum menjawab pertanyaan Mbah. Kalian memang tega!?

BOROK
Modar!

RANGGONG
Tega, Mbah!

EMBAH PUTRI
Kalian memang terlalu gagah. Dan Mbah tak  punya daya apa-apa kecuali hanya mengemukakan segala sesuatunya. Sayang sekali, tetapi beginilah lakonnya

RANGGONG
Terima kasih Mbah, terima kasih

BOROK
Permisi Mbah, terima kasih

MUSIK
LALU KEDUANYA LARI SAMBIL MENERIAKKAN NAMA WASKA. DAN EMBAH PUTRI MENANGIS DI SISI EMBAH LAKI YANG PULAS TIDUR. SETELAH BEBERAPA SAAT EMBAH LELAKI TERJAGA

EMBAH
Sayang, kita tidak boleh menangis seperti itu

EMBAH PUTRI
Saya hampir tidak bisa tahan lagi tugas ini

EMBAH
Kita harus tahan sayang, harus tahan. Tugas semesta lebih berat daripada kita. Kita harus membantunya. Nah, berhentilah menangis agar kicau burung pagi hari tidak terganggu kemerduannya

LALU EMBAH PUTRI BERHENTI MENANGIS

EMBAH
Senyum, sayang, karena dengan senyum, kuntum-kuntum bunga akan lebih semarak mekarnya

(Mbah putri tersenyum)
Kecantikanmu telah menggetarkan keindahan pagi hari

EMBAH PUTRI
Kamu betul-betul penghibur sejati

NABI
Mesra sekali mereka

SEMAR
Mereka sebenarnya jelmaan dari sepasang burung yang jenisnya telah lama musnah

EMBAH
Sudah waktunya kita mandi di sungai, sayang

EMBAH PUTRI
Aku ingin mandi di pancuran

EMBAH
Kalau begitu, kita mandi di pancuran

LALU KEDUANYA BERJALAN

EMBAH PUTRI
Berjingkat, sayang. Jangan kejuti rumput-rumput

LALU KEDUANYA BERJINGKAT DAN KELUAR

PELUIT KERETA API
LONCENG DUA KALI
SETELAH BEBERAPA SAAT!

WASKA DAN SEBUAH RADIO TRANSISTOR YANG MEMPERDENGARKAN SEBUAH LAGU DANGDUT DI SUATU TEMPAT

RANGGONG DAN SEBUAH RADIO TRANSISTOR YANG MEMPERDENGARKAN SEBUAH LAGU DANGDUT DI SUATU TEMPAT

BOROK DAN SEBUAH RADIO TRANSISTOR YANG MEMPERDENGARKAN SEBUAH LAGU DANGDUT DI SUATU TEMPAT

KETIGANYA SAMA MASYUK SEKALI DALAM MENIKMATI LAGU-LAGU ITU. DAN KEMUDIAN KETIGANYA MENARI. LALU MUNCUL BIGAYAH MENARI BERSAMA WASKA

BIGAYAH (setelah dan dalam menari)
Kamu gembira sekali Waska

WASKA
Aku selalu gembira, selalu. Yahuy. Ini betul-betul kesenian

RANGGONG
Borok, kamu paham semua yang dikatakan Mbah Putri?

BOROK
Tak

RANGGONG
Tapi kamu tahu, kita harus membunuh bayi sebanyak kita eprlukan?

BOROK
Ya

RANGGONG
Artinya untuk menyambung umur, kita harus tega mengerjakan hal-hal sebagai berikut:
Satu, membunuh bayi
Dua membedah bayi,
Tiga merenggut jantung bayi
Empat, menegringkan, menjemur atau memanggang jantung bayi
Lima, menumbuk jantung bayi kering sampai halus
Enam, meminum wedang yang mengandung bubuk jantung bayi

BOROK
Modar! Modar!

RANGGONG
Kamu tega?

BOROK
Lebih dari itu aku tega. Aku mampu menyembelih semua penduduk dunia atau meledakkan dunia sekaligus

RANGGONG
Di mana kita bisa dapatkan bayi sebanyak kita perlukan?

BOROK
Gampang. Kenapa itu kamu tanyaka? Di kuburan juga bisa kita dapat

RANGGONG
Di kuburan? Ide bagus

BOROK
Kalau setuju ayo kita turun

MUSIK
LALU TURUNLAH MEREKA DARI  PUNCAK GUNUNG YANG SANGAT TINGGI ITU, SEMENTARA MALAM BERTAMBAH LARUT DAN ANGIN SEMAKIN KENCANG DAN UDARA SEMAKIN DINGIN

DALAM CAHAYA SAMAR-SAMAR DI KOMPLEKS KUBURAN YANG SANGAT LUAS ITU MUNCUL DUA BAYANGAN MANUSIA YANG MASING-MASING MEMBAWA KAIN KAFAN. DAN DALAM BAYANGAN TAK JELAS ITU TAMPAK SERTA KEDUANYA TERLIBAT PERCAKAPAN SEBAGAI BERIKUT

JURU KUNCI
Kain kafan dari mayat baru saj dikubur, malamnya jadi sasaran latihan calon-calon pencuri. Selain itu mereka juga menganggap kain kafan kwalitas itu memberikan suatu kesaktian tertentu (Ketawa) macam-macam

ANAKNYA
Pada jam-jam berapa bisaanya calon-calon pencuri itu muncul beh?

JURU KUNCI
Satu dua jam setelah babeh sikat habis semua kuburan baru (Ketawa) Babeh selalu lebih cepat. Soalnya babeh jurukunci kuburan di sini (Ketawa) Ayo, kita lipat dulu, baik-baik. Ini rejeki (Ketawa)

(Lalu keduanya duduk dan melipat lembaran-lembaran kain kafan itu)

Jangan kuatir, mayat-mayat itu tidak akan kedinginan. Lagi pula mereka toh harus membisaakan diri telanjang di bawah tanah, lantaran roh mereka  pun telanjang bulat di langit sono (Ketawa). Anakku, kain kafan ini, sialan ada yang lacu, merupakan penghasilan ekstra buat juru kunci yang gak sempat korupsi (Ketawa) kamu bisa tamat SMA juga karena penghasilan tambahan ini. Kamu harus bersyukur bawha mayat  pun bisa menolong orang yang masih hidup (Ketawa) Sekarang sudah waktunya kamu menggantikan pekerjaan babeh karena pekerjaan lain sukar di dapat. Memang sebenarnya tidak perlu kamu capek-capek belajar sampai SMA untuk pekerjaan ini, soalnya dulu Babeh kira dengan ijazah SMA kamu bisa jadi walikota (Ketawa)

0 komentar

Posting Komentar