KI SUHUD
Bismillah. Saya persilakan
saudara-saudara yang lain juga bisa ikut berdoa. Penyakit ini bukan penyakit
biasa. Tapi mudah-mudahan gusti Allah akan bermurah dengan anugerah dan karunia
hidayah sehingga ibu ini menjadi sembuh. Suaminya ada?
IBU SANDEK
Di langgar, tapi sedang disusul
(Bapak oni yang buta itu muncul,
sandek membantunya)
Ini suaminya, Ki
BAPAK ONI
Assalamu’alaikum
KI SUHUD DAN LAIN-LAIN MENYAHUT
KI SUHUD
Silakan duduk di sini
IBU ONI
Bang… Bang….
BAPAK ONI MAU MENYAHUT TAPI
DITEGOR OLEH KI SUHUD
KI SUHUD
Jangan disahut. Mari kita berdoa,
saudara-saudara. Bismillah
LALU SEMUA DUDUK BERSILA. DAN
BERDOA, SEMENTARA DERAS DOA ITU SEMAKIN GELISAH IBU ONI. DIA MERASA SEOLAH-OLAH
SEDANG DIPECUT
ONI
Ibu!
IBU SANDEK
Yang kuat, Oni
IBU ONI KELIHATAN TERKUASAI OLEH
DUKUN ITU
KI SUHUD
Tahu siapa ini?
Ibu oni mengangguk
KI SUHUD
Berani? Sembilan wali dan ratusan
ki gede semuanya sedang berkumpul di sini. Ayo! Berani!?
(Ibu Oni menggelengkan kepalanya)
Sekarang, jawab ya!
(Ibu Oni mengangguk)
Siapa nama kamu?
(Tanpa suara, ibu oni menyebutkan
seribu nama)
Apa mau kamu?
(Kembali ibu oni meronta-ronta dan
meraung-raung, sementara orang-orang yang berdoa semakin keras)
Ayo nyebut! Nyebut!
IBU SANDEK
Nyebut, Fatimeh! Nyebut!
IBU ONI GELAGAPAN SEPERTI SEDANG
KELELEP
SEMUA
Allahu Akbar!
SEKETIKA IBU ONI DAN ONI TERKEJUT
IBU SANDEK
Ki!
KI SUHUD
Belum. Tidak apa-apa. Ibu ini Cuma
pingsan kecapekan. Lebih baik dibawa masuk ke dalam sekarang
LALU ONI DAN IBU SANDEK DENGAN
DIBANTU TETANGGA-TETANGGANYA MEMBAWA MASUK IBU ONI
KI SUHUD
Siapa wakilnya?
BAPAK ONI
Saya, suaminya
IBU SANDEK
Temani Sandek
SANDEK
Silakan diminum, Ki
KI SUHUD
Terima kasih
SANDEK
Bisa sembuh, Ki, kira-kira?
KI SUHUD DIAM SAJA
BAPAK ONI (Batuk-batuk)
Ki
SANDEK
Keluarganya memang, seperti yang
kyai maklum sangat tidak mampu. Tapi kalau Cuma motong dua, tiga ekor ayam barangkali
kami bisa Bantu-bantu
KEDENGARAN SUARA IBU ONI
BERTERIAK-TERIAK LAGI
SANDEK
Ki!
KI SUHUD
Sia-sia, anakku. Sia-sia. Yang
mampu kita lakukan kini hanyalah berdoa. Dan memang sebaiknya kita tidak
berhenti berdoa karena hidup juga pada dasarnya merupakan doa yang panjang
SANDEK
Jadi, tidak dapat ditolong lagi,
Ki?
KI SUHUD
Dapat, tapi mustahil
SANDEK
Tak ada yang mustahil, Ki!
KI SUHUD
Jangan terlalu bersemangat nanti
kehilangan control. Dengar saja baik-baik. Maaf, bapak buta sejak kecil?
BAPAK ONI
Barusan, Ki. Maksud saya baru
beberapa tahun belakangan ini saja. Tapi saya sama sekali tidak bisa paham akan
kejadiannya. Mula-mula – seperti umumnya orang sakit mata – mata saya selalu
berair, belekan dan rasanya sangat perih sekali. Secara tradisionil saya obati
dengan air mengadung sirih, tidak sembuh. Secara modern, saya pergi dengan
rajin ke klinik pabrik tapi tetap tidak sembuh. Dengan alasan mutu serta volume
kerja dan habisnya persediaan salep mata, terpaksa pabrik memberhentikan saya.
Sudah jatuh tertimpa tangga pula, kata pepatah. Pada suatu malam sepulang
sembahyang isya’, lampu di rumah mati karena kehabisan minyak sehingga terpaksa
saya makan dalam gelap dan ketika mata saya kemudian tidur dalam gelap, saya
mimpi mata saya buta dan paginya ketika saya dibangunkan, saya betul-betul
buta….
SEMENTARA ITU IBU ONI TERUS
MENJERIT-JERIT
KI SUHUD
Sabar, pak. Tawakal. Banyak
ibadah. Kalau memang badan tidak mau lagi disembuhkan, kita masih punya yang
lain yang namanya ruh. insyaAllah roh kita senantiasa sehat
BAPAK ONI
Amin
SANDEK
Maaf, Ki, sekali lagi saya ingin
menanyakan soal penyakiy ibu Oni. Kyai tadi bilang ibu Oni masih dapat
disembuhkan tapi mustahil
KI SUHUD
Dikatakan dapat disembuhkan karena
Allah SWT. Pasti dapat menyembuhkan ibu itu. Dikatakan mustahil karena kita
tidak akan mampu melaksanakannya. Ibu itu hanya sembuh apabila ia kembali
menjadi bayi umur satu tahun lagi. Itu pun beberapa sayart tambahan. Belum lagi
termasuk soal gizi dan lain sebagainya.
SANDEK
Berat sekali, Kyai
KI SUHUD
Pokoknya seperti juga bapak ini,
ibu itu adalah tumbal zaman. Beratus ribu bahkan berjuta-juta orang di dunia
ini pada posisi yang sama mengalami nasib yang sama. Secara kelakar, boleh kyai
bilang mereka semuanya adalah korban polusi
SANDEK
Polusi apa, Kyai?
KI SUHUD
Polusi segala macam dan segala
jenis. Dari udara, air, suara, bahasa, sistem…. Semuanya, semuanya (Bangkit)
Menurut dongengnya, zaman kita yang serba efisien ini dibangun oleh
manusia-manusia yang cacat. Manusia-manusia yang tidak lengkap dan zaman ini
adalah zamannya pemarah-pemarah. Rupanya badut-badut zaman pertengahan dahulu
telah menciptakan lakon banyolan yang penuh darah dengan perlengkapan panggung
yang tidak tanggung-tanggung.
Kalau badut-badut itu mampu
bangkit lagi dari kuburnya, pasti mereka akan meminta maaf kepada kita semua,
tapi mereka tidak akan pernah bangkit lagi dan karenanya mereka tidak perlu
minta maaf. Kita sekarang yang diperlukan oleh zaman ini, kita manusia.
Kedudukan kita sedang gawat karena mendapat saingan luar biasa dari bayangan
kita sendiri yang bernama komputer dan sejenisnya.
Bahkan peperangan antara kita pada
suatu hari tanpa kita sadari digerakkan oleh mereka! Dan dibalik mereka adalah
badut-badut dan anak cucu mereka yang bernama materialisme yang produknya
adalah kemiskinan dan kekafiran
MUNCUL ORANG-ORANG YANG MENGUSUNG
JENAZAH IBU ONI. SEMENTARA ONI DAN IBU SANDEK MENANGIS DI BELAKANGNYA. KEMUDIAN
MUNCUL LAGI USUNGAN JENAZAH BAPAK ONI DENGAN SANDEK DAN KYAI DI BELAKANGNYA.
LALU TAK ADA SUARA SAMA SEKALI
PAUSE
LALU SANDEK MENAIKI PUNCAK POHON
DAN MENYANYIKAN TARHIM! LALU ADALAH GELAP. DAN SUARA SANDEK MAKIN LAMA MAKIN
SAYUP DAN KEMUDIAN LENYAP SAMA SEKALI. MUNCUL SEMAR LANGSUNG DI TENGAH PANGGUNG
SEMAR
Tobe or not to be, to be ora not
to be
DAN LALU KEDENGARAN ORAN-ORANG
BERTEPUK TANGAN, SEMENTARA SEMAR DALAM KOSTUM DAN RIAS BADUTNYA
MEMBUNGKUK-BUNGKUKAN BADANNYA TAK HABIS-HABIS
Saudara-saudaraku
Sandek
Kita adalah daging
Kita adalah daging
Kita adalah roh
Kita adalah roh
Kita adalah daging dan roh
Kita adalah daging dan roh
Kita adalah daging yang menuntut
roh
Kita adalah daging yang menuntut
roh
Kita adalah roh yang menuntut
daging
Kita adalah roh yang menuntut
daging
Mulai hari ini akan kita cari
apa-apa yang hilang
Mulai hari ini akan kita lengkapi
apa-apa yang kurang
MUSIK
Saudara-saudaraku
Sandek
Bukan semata atas nama lapar
Bukan semata atas nama
perbandingan penghasilan yang kelewat tidak wajar
Melainkan atas nama kewajaran itu
sendiri
Atas namaku
Atas nama laut yang semakin keruh
Atas anam bukit yang semakin
gundul atas nama manusia
Pada hari ini saya serukan
pemogokan semesta
Kota-kota akan diam diam serentak
sejenak
Bagaikan kuburan-kuburan
Istirah sejenak dari hangar binger
gemuruh mesin-mesin-mesin
Istirah sejenak dari kebudayaan
Sempatkan sejenak mendengarkan
lirih suara hati nurani
Padamkan semua lampu di semua kota
dan biarkan kerlip bintang-bintang menggantikannya
Kita berdoa
Kita mengaum
Kita melolong
Bapa
Aku turuti nasihatmu
Aku tidak merampok
Aku menuntut pembukuan yang wajar
Aku akan terus menjadi hatimu!
DARKA
Sandek
SANDEK
Darka
DARKA
Kamu mulai dewasa
SANDEK
Terima kasih atas buku-bukumu
DARKA
Aku masih punya banyak, Sandek
SANDEK
Semuanya sudah kucuri dan kubaca
tapi semuanya tidak cukup lengkap
DARKA
Apa maksudmu?
SANDEK
Kamu akan mengerti sendiri suatu
hari
DARKA
Pandanganmu pandangan permusuhan,
Sandek
SANDEK
Sejak permulaan kita memang bukan
kawan
LALU DARKA TERSINGGUNG DAN
MENDEKATI TEMAN-TEMAN LAIN TAPI LALU KELUAR
DARKA
Tapi aku tidak akan meninggalkan
diriku
SANDEK
Selamat tinggal (Keluar)
DARKA
Sandek
SANDEK
Dengan semua ini, kita akan
kehilangan malam pengantin kita
ONI
Tidak, Sandek. Semua malam adalah
malam-malam pengantin kita
IBU SANDEK
Ankku
SANDEK
Ibu
IBU SANDEK
Lautku
LONCENG KERJA. ORANG-ORANG AKAN
KERJA TAPI
SANDEK
Stoop!
(Sepi)
Hari ini adalah hari Nya
(Sepi)
Kita berdoa
SEMUA BERLUTUT
LAMPU MENYOROTI SEBUAH MEJA
PANJANG YANG TERLETAK DI DEPAN PENONTON. MEJA RAPAT. ADA BEBERAPA KURSI YANG
MEGINTARINYA. TUAN SEDANG BERDIRI MEMPELAJARI SEBUAH PETA YANG TERKEMBANG DI
MEJA, SEMENTARA REKAN-REKANNYA DUDUK
TUAN
Perhatikan peta ini. Dari seluruh
permukaan bumi saat ini, boleh dikatakan hanya tinggal Negara inilah yang masih
menguntungkan, baik dipandang dari sudut lokasi untuk beberapa jenis industri,
maupun dari sudut tenaga kerja, bahkan….
YANG SATU
Itu sih tidak usah dipersoalkan
lagi. Dan lagi semua itu untuk jangka waktu berapa lama? Saya sekarang sedang
belajar meninggalkan cara berpikir lama yang nomadic itu. Terus terang dalam
keadaan dunia yang sangat labil lantaran banyaknya goncangan-goncangan, baik
politis amupun tektonis ini, saya lebih tertarik memikirkan secara fiktif
kemungkinan-kemungkinan baru pada jenis usaha-usaha baru yang selama ini belum
pernah kita kenal
Saya memang belum tahu apa, tapi
firasat saya mengatakan berdasarkan hitungan hari – pasaran – jaman akan
menelorkan jenis usaha baru yang tak terbayangkan itu sehingga saya tidak perlu
berpandangan pesimis bahwa bentuk ekonomi kita yang sekarang ini akan mencapai
titik jenuhnya bersamaan dengan
kejenuhan yang melanda hampir segala sector kehidupan kita sehingga kita akan
kehilangan hobi kita da kita kembali ke zaman batu atau bahkan sebelumnya
YANG DUA
Ngelantur dan picik cara berpikir
seperti itu. Sebagai nomad, saya belum melihat tanda-tanda bahwa kita akan
kehilangan daerah baru yang subur. Lihatlah langit yang terbentang luas, hai
kaum pengembara. Perdagangan antar planet tidak akan lama lagi. Tidak akan lama
lagi. Dan kita akan terus dengan hobbi kita sampai kita mati
0 komentar
Posting Komentar