Jumat, 16 Desember 2016

Naskah Drama Orkes Madun 3 Bagian 7

KI SUHUD
Bismillah. Saya persilakan saudara-saudara yang lain juga bisa ikut berdoa. Penyakit ini bukan penyakit biasa. Tapi mudah-mudahan gusti Allah akan bermurah dengan anugerah dan karunia hidayah sehingga ibu ini menjadi sembuh. Suaminya ada?

IBU SANDEK
Di langgar, tapi sedang disusul

(Bapak oni yang buta itu muncul, sandek membantunya)

Ini suaminya, Ki

BAPAK ONI
Assalamu’alaikum

KI SUHUD DAN LAIN-LAIN MENYAHUT

KI SUHUD
Silakan duduk di sini

IBU ONI
Bang… Bang….

BAPAK ONI MAU MENYAHUT TAPI DITEGOR OLEH KI SUHUD

KI SUHUD
Jangan disahut. Mari kita berdoa, saudara-saudara. Bismillah

LALU SEMUA DUDUK BERSILA. DAN BERDOA, SEMENTARA DERAS DOA ITU SEMAKIN GELISAH IBU ONI. DIA MERASA SEOLAH-OLAH SEDANG DIPECUT

ONI
Ibu!

IBU SANDEK
Yang kuat, Oni

IBU ONI KELIHATAN TERKUASAI OLEH DUKUN ITU

KI SUHUD
Tahu siapa ini?

Ibu oni mengangguk

KI SUHUD
Berani? Sembilan wali dan ratusan ki gede semuanya sedang berkumpul di sini. Ayo! Berani!?

(Ibu Oni menggelengkan kepalanya)

Sekarang, jawab ya!

(Ibu Oni mengangguk)

Siapa nama kamu?

(Tanpa suara, ibu oni menyebutkan seribu nama)

Apa mau kamu?

(Kembali ibu oni meronta-ronta dan meraung-raung, sementara orang-orang yang berdoa semakin keras)

Ayo nyebut! Nyebut!

IBU SANDEK
Nyebut, Fatimeh! Nyebut!

IBU ONI GELAGAPAN SEPERTI SEDANG KELELEP

SEMUA
Allahu Akbar!

SEKETIKA IBU ONI DAN ONI TERKEJUT

IBU SANDEK
Ki!

KI SUHUD
Belum. Tidak apa-apa. Ibu ini Cuma pingsan kecapekan. Lebih baik dibawa masuk ke dalam sekarang

LALU ONI DAN IBU SANDEK DENGAN DIBANTU TETANGGA-TETANGGANYA MEMBAWA MASUK IBU ONI

KI SUHUD
Siapa wakilnya?

BAPAK ONI
Saya, suaminya

IBU SANDEK
Temani Sandek

SANDEK
Silakan diminum, Ki

KI SUHUD
Terima kasih

SANDEK
Bisa sembuh, Ki, kira-kira?

KI SUHUD DIAM SAJA

BAPAK ONI (Batuk-batuk)
Ki

SANDEK
Keluarganya memang, seperti yang kyai maklum sangat tidak mampu. Tapi kalau Cuma motong dua, tiga ekor ayam barangkali kami bisa Bantu-bantu

KEDENGARAN SUARA IBU ONI BERTERIAK-TERIAK LAGI

SANDEK
Ki!

KI SUHUD
Sia-sia, anakku. Sia-sia. Yang mampu kita lakukan kini hanyalah berdoa. Dan memang sebaiknya kita tidak berhenti berdoa karena hidup juga pada dasarnya merupakan doa yang panjang

SANDEK
Jadi, tidak dapat ditolong lagi, Ki?

KI SUHUD
Dapat, tapi mustahil

SANDEK
Tak ada yang mustahil, Ki!

KI SUHUD
Jangan terlalu bersemangat nanti kehilangan control. Dengar saja baik-baik. Maaf, bapak buta sejak kecil?

BAPAK ONI
Barusan, Ki. Maksud saya baru beberapa tahun belakangan ini saja. Tapi saya sama sekali tidak bisa paham akan kejadiannya. Mula-mula – seperti umumnya orang sakit mata – mata saya selalu berair, belekan dan rasanya sangat perih sekali. Secara tradisionil saya obati dengan air mengadung sirih, tidak sembuh. Secara modern, saya pergi dengan rajin ke klinik pabrik tapi tetap tidak sembuh. Dengan alasan mutu serta volume kerja dan habisnya persediaan salep mata, terpaksa pabrik memberhentikan saya. Sudah jatuh tertimpa tangga pula, kata pepatah. Pada suatu malam sepulang sembahyang isya’, lampu di rumah mati karena kehabisan minyak sehingga terpaksa saya makan dalam gelap dan ketika mata saya kemudian tidur dalam gelap, saya mimpi mata saya buta dan paginya ketika saya dibangunkan, saya betul-betul buta….

SEMENTARA ITU IBU ONI TERUS MENJERIT-JERIT

KI SUHUD
Sabar, pak. Tawakal. Banyak ibadah. Kalau memang badan tidak mau lagi disembuhkan, kita masih punya yang lain yang namanya ruh. insyaAllah roh kita senantiasa sehat

BAPAK ONI
Amin

SANDEK
Maaf, Ki, sekali lagi saya ingin menanyakan soal penyakiy ibu Oni. Kyai tadi bilang ibu Oni masih dapat disembuhkan tapi mustahil

KI SUHUD
Dikatakan dapat disembuhkan karena Allah SWT. Pasti dapat menyembuhkan ibu itu. Dikatakan mustahil karena kita tidak akan mampu melaksanakannya. Ibu itu hanya sembuh apabila ia kembali menjadi bayi umur satu tahun lagi. Itu pun beberapa sayart tambahan. Belum lagi termasuk soal gizi dan lain sebagainya.

SANDEK
Berat sekali, Kyai

KI SUHUD
Pokoknya seperti juga bapak ini, ibu itu adalah tumbal zaman. Beratus ribu bahkan berjuta-juta orang di dunia ini pada posisi yang sama mengalami nasib yang sama. Secara kelakar, boleh kyai bilang mereka semuanya adalah korban polusi

SANDEK
Polusi apa, Kyai?

KI SUHUD
Polusi segala macam dan segala jenis. Dari udara, air, suara, bahasa, sistem…. Semuanya, semuanya (Bangkit) Menurut dongengnya, zaman kita yang serba efisien ini dibangun oleh manusia-manusia yang cacat. Manusia-manusia yang tidak lengkap dan zaman ini adalah zamannya pemarah-pemarah. Rupanya badut-badut zaman pertengahan dahulu telah menciptakan lakon banyolan yang penuh darah dengan perlengkapan panggung yang tidak tanggung-tanggung.
Kalau badut-badut itu mampu bangkit lagi dari kuburnya, pasti mereka akan meminta maaf kepada kita semua, tapi mereka tidak akan pernah bangkit lagi dan karenanya mereka tidak perlu minta maaf. Kita sekarang yang diperlukan oleh zaman ini, kita manusia. Kedudukan kita sedang gawat karena mendapat saingan luar biasa dari bayangan kita sendiri yang bernama komputer dan sejenisnya.
Bahkan peperangan antara kita pada suatu hari tanpa kita sadari digerakkan oleh mereka! Dan dibalik mereka adalah badut-badut dan anak cucu mereka yang bernama materialisme yang produknya adalah kemiskinan dan kekafiran

MUNCUL ORANG-ORANG YANG MENGUSUNG JENAZAH IBU ONI. SEMENTARA ONI DAN IBU SANDEK MENANGIS DI BELAKANGNYA. KEMUDIAN MUNCUL LAGI USUNGAN JENAZAH BAPAK ONI DENGAN SANDEK DAN KYAI DI BELAKANGNYA. LALU TAK ADA SUARA SAMA SEKALI

PAUSE

LALU SANDEK MENAIKI PUNCAK POHON DAN MENYANYIKAN TARHIM! LALU ADALAH GELAP. DAN SUARA SANDEK MAKIN LAMA MAKIN SAYUP DAN KEMUDIAN LENYAP SAMA SEKALI. MUNCUL SEMAR LANGSUNG DI TENGAH PANGGUNG

SEMAR
Tobe or not to be, to be ora not to be

DAN LALU KEDENGARAN ORAN-ORANG BERTEPUK TANGAN, SEMENTARA SEMAR DALAM KOSTUM DAN RIAS BADUTNYA MEMBUNGKUK-BUNGKUKAN BADANNYA TAK HABIS-HABIS

Saudara-saudaraku
Sandek
Kita adalah daging
Kita adalah daging
Kita adalah roh
Kita adalah roh
Kita adalah daging dan roh
Kita adalah daging dan roh
Kita adalah daging yang menuntut roh
Kita adalah daging yang menuntut roh
Kita adalah roh yang menuntut daging
Kita adalah roh yang menuntut daging
Mulai hari ini akan kita cari apa-apa yang hilang
Mulai hari ini akan kita lengkapi apa-apa yang kurang

MUSIK

Saudara-saudaraku
Sandek
Bukan semata atas nama lapar
Bukan semata atas nama perbandingan penghasilan yang kelewat tidak wajar
Melainkan atas nama kewajaran itu sendiri
Atas namaku
Atas nama laut yang semakin keruh
Atas anam bukit yang semakin gundul atas nama manusia
Pada hari ini saya serukan pemogokan semesta
Kota-kota akan diam diam serentak sejenak
Bagaikan kuburan-kuburan
Istirah sejenak dari hangar binger gemuruh mesin-mesin-mesin
Istirah sejenak dari kebudayaan
Sempatkan sejenak mendengarkan lirih suara hati nurani
Padamkan semua lampu di semua kota dan biarkan kerlip bintang-bintang menggantikannya
Kita berdoa
Kita mengaum
Kita melolong
Bapa
Aku turuti nasihatmu
Aku tidak merampok
Aku menuntut pembukuan yang wajar
Aku akan terus menjadi hatimu!

DARKA
Sandek

SANDEK
Darka

DARKA
Kamu mulai dewasa

SANDEK
Terima kasih atas buku-bukumu

DARKA
Aku masih punya banyak, Sandek

SANDEK
Semuanya sudah kucuri dan kubaca tapi semuanya tidak cukup lengkap

DARKA
Apa maksudmu?

SANDEK
Kamu akan mengerti sendiri suatu hari

DARKA
Pandanganmu pandangan permusuhan, Sandek

SANDEK
Sejak permulaan kita memang bukan kawan

LALU DARKA TERSINGGUNG DAN MENDEKATI TEMAN-TEMAN LAIN TAPI LALU KELUAR

DARKA
Tapi aku tidak akan meninggalkan diriku

SANDEK
Selamat tinggal (Keluar)

DARKA
Sandek

SANDEK
Dengan semua ini, kita akan kehilangan malam pengantin kita

ONI
Tidak, Sandek. Semua malam adalah malam-malam pengantin kita

IBU SANDEK
Ankku

SANDEK
Ibu

IBU SANDEK
Lautku

LONCENG KERJA. ORANG-ORANG AKAN KERJA TAPI

SANDEK
Stoop!

(Sepi)

Hari ini adalah hari Nya

(Sepi)

Kita berdoa

SEMUA BERLUTUT
LAMPU MENYOROTI SEBUAH MEJA PANJANG YANG TERLETAK DI DEPAN PENONTON. MEJA RAPAT. ADA BEBERAPA KURSI YANG MEGINTARINYA. TUAN SEDANG BERDIRI MEMPELAJARI SEBUAH PETA YANG TERKEMBANG DI MEJA, SEMENTARA REKAN-REKANNYA DUDUK

TUAN
Perhatikan peta ini. Dari seluruh permukaan bumi saat ini, boleh dikatakan hanya tinggal Negara inilah yang masih menguntungkan, baik dipandang dari sudut lokasi untuk beberapa jenis industri, maupun dari sudut tenaga kerja, bahkan….

YANG SATU
Itu sih tidak usah dipersoalkan lagi. Dan lagi semua itu untuk jangka waktu berapa lama? Saya sekarang sedang belajar meninggalkan cara berpikir lama yang nomadic itu. Terus terang dalam keadaan dunia yang sangat labil lantaran banyaknya goncangan-goncangan, baik politis amupun tektonis ini, saya lebih tertarik memikirkan secara fiktif kemungkinan-kemungkinan baru pada jenis usaha-usaha baru yang selama ini belum pernah kita kenal
Saya memang belum tahu apa, tapi firasat saya mengatakan berdasarkan hitungan hari – pasaran – jaman akan menelorkan jenis usaha baru yang tak terbayangkan itu sehingga saya tidak perlu berpandangan pesimis bahwa bentuk ekonomi kita yang sekarang ini akan mencapai titik jenuhnya bersamaan  dengan kejenuhan yang melanda hampir segala sector kehidupan kita sehingga kita akan kehilangan hobi kita da kita kembali ke zaman batu atau bahkan sebelumnya

YANG DUA

Ngelantur dan picik cara berpikir seperti itu. Sebagai nomad, saya belum melihat tanda-tanda bahwa kita akan kehilangan daerah baru yang subur. Lihatlah langit yang terbentang luas, hai kaum pengembara. Perdagangan antar planet tidak akan lama lagi. Tidak akan lama lagi. Dan kita akan terus dengan hobbi kita sampai kita mati

0 komentar

Posting Komentar