Sabtu, 24 Desember 2016

Naskah Drama Sumur Tanpa Dasar Bagian 12

 10

JUKI SEGERA MENGHAMPIRI KETIKA MUNCUL MARKABA DAN LODOD YANG TERTAWA

JUKI
Bagaimana?

MARKABA
Bagaimana, Lodod?

LODOD (Tolol)
Bagaimana?

MARKABA (Tertawa)
Semuanya seperti angin laut yang menyegarkan

LODOD
Segar seperti hujan-hujanan

JUKI
Bagaimana, Mar?

MARKABA (Tertawa)
Juki, Juki. Rupanya kau telah menghidangkan mayat untuk saya

JUKI
Maksudmu?

JUMENA (Tertawa)
Tertipu mereka. Saya kelabui mereka

MARKABA
Ketika saya masuk, orang itu sudah tergantung diudara dengan seutas tali di lehernya

LODOD
Berkibar-kibar seperti bendera

JUKI
Mar, kau tidak bergurau?

MARKABA
Kau timbanglah sendiri. Kira-kira betul tidak yang saya katakan (Tertawa) Dan agaknya sebelum orang itu mengibarkan badannya yang malang supaya bergoyang-goyang ditiup angin, ia telah menulis surat wasiat yang berbunyi

JUMENA
“Semua harta kekayaan diwariskan kepada dua orang yang tak dikenal yang bernama Markaba dan Lodod”

JUKI
Mar, Kau jangan  berkata begitu. Kau mulai tidak jujur

MARKABA
Kau pengecut banci yang lekas marah. Tapi sekali lagi saya bilang, untung kamu punya pipa, jadi seram kelihatannya. Saya berani bertaruh ayahmu dulu seorang lelaki lemah yang sering dipukuli istrinya. Dengarkan baik-baik, toh kamu belum membaca surat wasiat itu. Selanjutnya dalam akte itu dicantumkan juga :”Berhubung Juki punya pipa, Maka patut dikasihani oleh Markaba dan Lodod, dengan bagian sepertiga dari jumlah seluruhnya” (Pada Lodod) Lodod!

LODOD
“Wassalam: Orang yang malang

JUKI TERSENYUM SENANG

MARKABA
Sampai mati kau boleh tersenyum sebab kamu akan memiliki rumah ini dengan segala pabrik dan kebun-kebunnya dan andil-andilnya dengan syarat….

JUMENA
Demi Tuhan, tidak! Ini hanya pikiran saya! (Menangis) Anakku, di mana kau?

JUKI
Kau betul-betul lihai, Mar. Semua orang nanti akan mengira dia mati bunuh diri, bukan?

MARKABA (Membentak)
Memang dia bunuh diri! Lodod!

LODOD TERTAWA

MARKABA
Angin adalah sesuatu yang terbaik di dunia. Sekarang orang itu telah menjadi angin

LODOD
Angin, dingin. Dingin, bereselimut. Selimut. Tidur (Tertawa)

KETIKA MARJUKI IKUT KETAWA, YANG LAIN BERHENTI KETAWA SEHINGGA LAMA-LAMA TAWA JUKI CEMPLANG DAN BERHENTI

MARKABA
Kamu jangan ketawa dulu seperti Bandar Kim Ok yang lehernya berlipat itu. Kamu toh belum mendengar syarat yang akan saya ajukan. Inilah syarat itu. Sebelum saya dan Lodod keluar dari sini. Saya perlu sedikit hiburan. Mana perempuan tadi? Dia hartanya juga, kan?

JUKI (Menyembunyikan gentarnya)
Tentu saja dia lain, Mar

MARKABA
Lodod

LODOD MENGGELENG-GELENGKAN KEPALANYA

MARKABA
Apa kamu tidak kenal saya?

JUKI
Tapi tentu kau bisa mengerti perasaan saya, Mar

MARKABA
Lodod

LODOD MENGGELENG-GELENGKAN KEPALANYA

MARKABA
Apa kamu sedang main asmara sama dia? – Lodod!

LODOD
Kelas satu! (Mengacungkan kedua ibu jarinya)

MARKABA
Bagaimana? Apa kamu mau berurusan sedikit dengan Lodod? Saya berani bertaruh kamu tidak ingin menggantung diri, bukan?

JUMENA (Tertawa)
Tidak satupun yang bisa mengalahkan saya, tidak satu pun!

JUKI
Bukan itu maksud saya, Mar. (Diam) Baiklah, Mar. kau boleh mengambil dia

MARKABA
Saya tidak akan mengambil dia. Saya hanya butuh malam ini

JUKI
Tapi kalau bisa, Mar

MARKABA (Tidak sabar)
Sudah terlalu malam, Juki!

JUKI
Sebentar, Mar

JUMENA (Tertawa)
Saya harus berhibur sedikit…. Lalu bagaimana?

11

EUIS (Muncul dan jijik marah)
Kau tega memperlakukan saya seperti binatang

JUKI
Tidak usah banyak turut campur, manis. Turut saja apa kata saya. Akan lancar semuanya

EUIS
Kamu kira saya tuli? Anak kecil?

JUKI
Kau belum paham, manis. Percayalah. Semuanya akan beres persis seperti rencana kita

JUMENA (Tertawa)
Tidak segampang yang mereka sangka!

EUIS
Saya betul-betul paham sekarang. Kalau kau serahkan tubuh saya pada kawan-kawanmu itu, kelak orang akan menyangka saya telah diperkosa dia

JUKI (Segera)
Euis!

EUIS
Tidak! akan saya buka semuanya. Akan saya katakan bahwa kau licik. Keberanianmu Cuma di mulut. Saya tidak peduli pada apa yang akan terjadi pada diri saya. Daripada saya kawin dengan kamu, lebih baik saya tenggelam dalam sumur. Dan lebih baik lagi kalau saya ikut kawan-kawanmu yang betul-betul jantan. Tapi sebelum itu, saya akan bongkar semua rancanganmu yang busuk itu supaya kamu rasakan sendiri hasil tipuanmu

JUKI
Euis, kau jangan ambil resiko yang bukan-bukan


EUIS
Tidak. Lebih baik saya katakan semuanya kepada kawan-kawanmu

JUKI
Euis!

MARKABA
Juki! (Matanya merah. Lantas pada Euis) Apa yang mau kau katakan? Apa rancangannya?

KETEGANGAN MENEKAN MEREKA, EUIS MEMANDANG JUKI DENGAN RASA JIJIK BERCAMPUR CINTA YANG TAK BERSEMANGAT

MARKABA
Katakan semuanya. Rancangan  apa yang telah disusunnya?

JUKI
Euis (Merasa pisau itu telah menempel di pipinya)

EUIS
Tapi sebelum saya bilang. Berjanjilah kalian mau membawa saya kemana kalian pergi

MARKABA
Gampang itu. Lekas katakan semua seterang-terangnya (Kepada Lodod) Lodod!

LODOD MEMBAYANGI JUKI DENGAN PANDANGAN-PANDANGANNYA

EUIS (Dengan air matanya)
Dia akan menjebak kalian dalam rencana pembunuhan ini. Dia akan memberi jejak-jejak kepada polisi agar polisi gampang menangkap kalian. Dia akan…

MARKABA
Babi!

JUKI
Bohong! Bohong! (Pada MArkaba) Mar, apa kau percaya? Percaya kepada mulutnya, kau….

MARKABA
Tidak. Tapi saya lebih tidak percaya kepadamu. kau licik, itu sudah jelas dalam cara kau berjudi. Juki, lihat mata saya. Sering kamu melihat saya marah, tapi lihatlah. belum pernah saya marah sedemikian hebatnya. Selama hidup bertualang belum pernah saya dikhianati kawan sendiri sedemikian rendahnya. Jangan pula kau mengira saya takut mati.

Saya tidak pernah takut sama siapapun. Kalaupun polisi akan membelah dada saya menjadi dua puluh kerat, saya juga tidak akan takut. Mati bagi saya tidak berarti apa-apa. Tidak ada Tuhan!

JUMENA
Tidak ada surga

MARKABA
Tidak ada neraka

JUMENA
Tidak ada malaikat

MARKABA
Tak ada apa-apa di sini dan di mana saja

JUMENA
Nonsens!

MARKABA
kau pengecut! tak usah kau pungkiri. Dan kau memang kerbau berpipa! Saya ingin menampar mulutmu yang berewok itu. Sedemikian marah saya dan sedemikian terkejut saya karena tidak sedikit pun saya mengira ini semua bisa terjadi, padahal saya percaya kepadamu!

JUKI
Tapi semua itu dusta, Mar

MARKABA
Kamu tidak punya apa-apa lagi untuk membela dirimu, Juki

JUKI
Terserah. terserah kalau kamu bisa terpengaruh oleh mulut perempuan itu, tapi tentu kamu bisa memaafkan saya, Mar, Ambilah harta itu semua, tapi maafkanlah saya. Mar, kau lupa saya sahabatmu. Mar?

MARKABA
Kamu yang lupa saya dan kawan-kawan kamu!

JUKI
Mar, maafkan saya! (Lari, pergi)

MARKABA
Lodod! (Mengejar bersama Lodod)

SEJUTA EKOR ANJING MENGGONGGONG. EUIS MENENGADAH DAN MENUTUP TELINGANYA. KEMUDIAN DIA LARI


12

JUMENA (Yang di kursi berseru gembira)
Nyai!

P. TUA (Di tepi ranjang)
Ya, gan

JUMENA
Kalau alam bisa memperlakukan saya seperti itu, saya kira alam juga bisa memperlakukan orang-orang itu seperti yang saya bayangkan. Jadi begini setelah menyembelih Marjuki, kedua orang asing itu pasti kemudian mati diracun oleh perempuan tukang sihir itu. Sedangkan Euis akan mati karena gila. Euis kejatuhan buah kelapa.

Nah, akhirnya amanlah hidup dan harta saya. Aman sudah. Sekarang, pintu-pintu dan jendela supaya kembali dibuka seperti biasanya. Tapi sekalipun demikian, ada satu yang tidak akan pernah selesai: kita tidak akan pernah sampai, tidak saya, tidak juga kau. Ayo, buka semua!

P. TUA
Ya, gan

JUMENA
Dan saya akan kawin lagi! Saya akan mulai hidup lagi dengan sikap pura-pura seperti setiap orang, karena agaknya, hidup hanya bisa diatasi dengan cara kucing-kucingan seperti itu, sambil kita rangkai kembang-kembang kematian dan kelahiran, dalam perasaan harap-harap cemas

13

SEJUTA SENAPAN MELETUS BERSAMA, LALU SEJUTA LONCENG BERDENTANG BERSAMA
PEMBURU
Kau tahu kau sudah mati?

JUMENA
Apa?
PEMBURU
Kau sudah mati

JUMENA
Gila! Saya sendiri tidak tahu (Senyum pahit) Apa boleh buat

PEMBURU
Tidak perlu tahu, seperti halnya tentang hidup

JUMENA
Tapi saya selalu ingin tahu

PEMBURU
Hampir semua orang juga ingin tahu, tapi umumnya orang lebih hemat dalam segala hal dan lebih sibuk menyiapkan segala sesuatunya untuk menuju surga. Kau telah memakan buah khuldi, sementara orang umumnya lebih suka menelan air liurnya, lantaran mereka tak mau kehilangan surganya

JUMENA
Kau ini sebenarnya siapa?

PEMBURU
Yang kau cari. Yang kau rindui. Ayahmu alias Tanya

JUMENA TERPESONA. PEMBURU TERSENYUM. AGUNG SEKALI

JUMENA
Bajingan!

PEMBURU
Mulutmu kotor seperti otakmu

JUMENA TERSENYUM

JUMENA
Kalau begitu, betul saya sudah mati?

PEMBURU
Begitu kata orang

JUMENA
Lalu bagaimana? apakah ini berarti saya harus mulai lagi?

PEMBURU
Tidak, anakku. Lebih baik kau lanjutkan. ikutilah saya

JUMENA MENGIKUTI LANGKAH PEMBURU MENUJU LONCENG RAKSASA ITU

JUMENA
Dari sini kita mulai?

PEMBURU
Ya

SEMUANYA MASUK KE DALAM LONCENG RAKSASA ITU, SEMENTARA SEBELUMNYA IA SUDAH MEMPERDENGARKAN BUNYINYA YANG MENGGEMA TEPAT PUKUL 12

KETIKA MUNCUL PEREMPUAN TUA MENGAMBIL TEMPOLONG LUDAH DI KAKI KURSI GOYANG, DAN TEPAT SELANGKAH KETIKA IA MASUK KE DALAM, SEMUA LAMPU SUSUT CAHAYA DAN LAYAR TURUN PERLAHAN

SELESAI

0 komentar

Posting Komentar