10
JUKI SEGERA MENGHAMPIRI KETIKA MUNCUL MARKABA DAN LODOD YANG
TERTAWA
JUKI
Bagaimana?
MARKABA
Bagaimana, Lodod?
LODOD (Tolol)
Bagaimana?
MARKABA (Tertawa)
Semuanya seperti angin laut yang menyegarkan
LODOD
Segar seperti hujan-hujanan
JUKI
Bagaimana, Mar?
MARKABA (Tertawa)
Juki, Juki. Rupanya kau telah menghidangkan mayat untuk saya
JUKI
Maksudmu?
JUMENA (Tertawa)
Tertipu mereka. Saya kelabui mereka
MARKABA
Ketika saya masuk, orang itu sudah tergantung diudara dengan
seutas tali di lehernya
LODOD
Berkibar-kibar seperti bendera
JUKI
Mar, kau tidak bergurau?
MARKABA
Kau timbanglah sendiri. Kira-kira betul tidak yang saya katakan
(Tertawa) Dan agaknya sebelum orang itu mengibarkan badannya yang malang supaya
bergoyang-goyang ditiup angin, ia telah menulis surat wasiat yang berbunyi
JUMENA
“Semua harta kekayaan diwariskan kepada dua orang yang tak dikenal
yang bernama Markaba dan Lodod”
JUKI
Mar, Kau jangan berkata
begitu. Kau mulai tidak jujur
MARKABA
Kau pengecut banci yang lekas marah. Tapi sekali lagi saya bilang,
untung kamu punya pipa, jadi seram kelihatannya. Saya berani bertaruh ayahmu
dulu seorang lelaki lemah yang sering dipukuli istrinya. Dengarkan baik-baik,
toh kamu belum membaca surat wasiat itu. Selanjutnya dalam akte itu dicantumkan
juga :”Berhubung Juki punya pipa, Maka patut dikasihani oleh Markaba dan Lodod,
dengan bagian sepertiga dari jumlah seluruhnya” (Pada Lodod) Lodod!
LODOD
“Wassalam: Orang yang malang
JUKI TERSENYUM SENANG
MARKABA
Sampai mati kau boleh tersenyum sebab kamu akan memiliki rumah ini
dengan segala pabrik dan kebun-kebunnya dan andil-andilnya dengan syarat….
JUMENA
Demi Tuhan, tidak! Ini hanya pikiran saya! (Menangis) Anakku, di
mana kau?
JUKI
Kau betul-betul lihai, Mar. Semua orang nanti akan mengira dia
mati bunuh diri, bukan?
MARKABA (Membentak)
Memang dia bunuh diri! Lodod!
LODOD TERTAWA
MARKABA
Angin adalah sesuatu yang terbaik di dunia. Sekarang orang itu
telah menjadi angin
LODOD
Angin, dingin. Dingin, bereselimut. Selimut. Tidur (Tertawa)
KETIKA MARJUKI IKUT KETAWA, YANG LAIN BERHENTI KETAWA SEHINGGA
LAMA-LAMA TAWA JUKI CEMPLANG DAN BERHENTI
MARKABA
Kamu jangan ketawa dulu seperti Bandar Kim Ok yang lehernya
berlipat itu. Kamu toh belum mendengar syarat yang akan saya ajukan. Inilah
syarat itu. Sebelum saya dan Lodod keluar dari sini. Saya perlu sedikit
hiburan. Mana perempuan tadi? Dia hartanya juga, kan?
JUKI (Menyembunyikan gentarnya)
Tentu saja dia lain, Mar
MARKABA
Lodod
LODOD MENGGELENG-GELENGKAN KEPALANYA
MARKABA
Apa kamu tidak kenal saya?
JUKI
Tapi tentu kau bisa mengerti perasaan saya, Mar
MARKABA
Lodod
LODOD MENGGELENG-GELENGKAN KEPALANYA
MARKABA
Apa kamu sedang main asmara sama dia? – Lodod!
LODOD
Kelas satu! (Mengacungkan kedua ibu jarinya)
MARKABA
Bagaimana? Apa kamu mau berurusan sedikit dengan Lodod? Saya
berani bertaruh kamu tidak ingin menggantung diri, bukan?
JUMENA (Tertawa)
Tidak satupun yang bisa mengalahkan saya, tidak satu pun!
JUKI
Bukan itu maksud saya, Mar. (Diam) Baiklah, Mar. kau boleh
mengambil dia
MARKABA
Saya tidak akan mengambil dia. Saya hanya butuh malam ini
JUKI
Tapi kalau bisa, Mar
MARKABA (Tidak sabar)
Sudah terlalu malam, Juki!
JUKI
Sebentar, Mar
JUMENA (Tertawa)
Saya harus berhibur sedikit…. Lalu bagaimana?
11
EUIS (Muncul dan jijik marah)
Kau tega memperlakukan saya seperti binatang
JUKI
Tidak usah banyak turut campur, manis. Turut saja apa kata saya.
Akan lancar semuanya
EUIS
Kamu kira saya tuli? Anak kecil?
JUKI
Kau belum paham, manis. Percayalah. Semuanya akan beres persis
seperti rencana kita
JUMENA (Tertawa)
Tidak segampang yang mereka sangka!
EUIS
Saya betul-betul paham sekarang. Kalau kau serahkan tubuh saya
pada kawan-kawanmu itu, kelak orang akan menyangka saya telah diperkosa dia
JUKI (Segera)
Euis!
EUIS
Tidak! akan saya buka semuanya. Akan saya katakan bahwa kau licik.
Keberanianmu Cuma di mulut. Saya tidak peduli pada apa yang akan terjadi pada
diri saya. Daripada saya kawin dengan kamu, lebih baik saya tenggelam dalam
sumur. Dan lebih baik lagi kalau saya ikut kawan-kawanmu yang betul-betul
jantan. Tapi sebelum itu, saya akan bongkar semua rancanganmu yang busuk itu
supaya kamu rasakan sendiri hasil tipuanmu
JUKI
Euis, kau jangan ambil resiko yang bukan-bukan
EUIS
Tidak. Lebih baik saya katakan semuanya kepada kawan-kawanmu
JUKI
Euis!
MARKABA
Juki! (Matanya merah. Lantas pada Euis) Apa yang mau kau katakan?
Apa rancangannya?
KETEGANGAN MENEKAN MEREKA, EUIS MEMANDANG JUKI DENGAN RASA JIJIK
BERCAMPUR CINTA YANG TAK BERSEMANGAT
MARKABA
Katakan semuanya. Rancangan
apa yang telah disusunnya?
JUKI
Euis (Merasa pisau itu telah menempel di pipinya)
EUIS
Tapi sebelum saya bilang. Berjanjilah kalian mau membawa saya
kemana kalian pergi
MARKABA
Gampang itu. Lekas katakan semua seterang-terangnya (Kepada Lodod)
Lodod!
LODOD MEMBAYANGI JUKI DENGAN PANDANGAN-PANDANGANNYA
EUIS (Dengan air matanya)
Dia akan menjebak kalian dalam rencana pembunuhan ini. Dia akan
memberi jejak-jejak kepada polisi agar polisi gampang menangkap kalian. Dia
akan…
MARKABA
Babi!
JUKI
Bohong! Bohong! (Pada MArkaba) Mar, apa kau percaya? Percaya
kepada mulutnya, kau….
MARKABA
Tidak. Tapi saya lebih tidak percaya kepadamu. kau licik, itu
sudah jelas dalam cara kau berjudi. Juki, lihat mata saya. Sering kamu melihat
saya marah, tapi lihatlah. belum pernah saya marah sedemikian hebatnya. Selama
hidup bertualang belum pernah saya dikhianati kawan sendiri sedemikian
rendahnya. Jangan pula kau mengira saya takut mati.
Saya tidak pernah takut sama siapapun. Kalaupun polisi akan
membelah dada saya menjadi dua puluh kerat, saya juga tidak akan takut. Mati
bagi saya tidak berarti apa-apa. Tidak ada Tuhan!
JUMENA
Tidak ada surga
MARKABA
Tidak ada neraka
JUMENA
Tidak ada malaikat
MARKABA
Tak ada apa-apa di sini dan di mana saja
JUMENA
Nonsens!
MARKABA
kau pengecut! tak usah kau pungkiri. Dan kau memang kerbau
berpipa! Saya ingin menampar mulutmu yang berewok itu. Sedemikian marah saya
dan sedemikian terkejut saya karena tidak sedikit pun saya mengira ini semua
bisa terjadi, padahal saya percaya kepadamu!
JUKI
Tapi semua itu dusta, Mar
MARKABA
Kamu tidak punya apa-apa lagi untuk membela dirimu, Juki
JUKI
Terserah. terserah kalau kamu bisa terpengaruh oleh mulut
perempuan itu, tapi tentu kamu bisa memaafkan saya, Mar, Ambilah harta itu semua,
tapi maafkanlah saya. Mar, kau lupa saya sahabatmu. Mar?
MARKABA
Kamu yang lupa saya dan kawan-kawan kamu!
JUKI
Mar, maafkan saya! (Lari, pergi)
MARKABA
Lodod! (Mengejar bersama Lodod)
SEJUTA EKOR ANJING MENGGONGGONG. EUIS MENENGADAH DAN MENUTUP TELINGANYA.
KEMUDIAN DIA LARI
12
JUMENA (Yang di kursi berseru gembira)
Nyai!
P. TUA (Di tepi ranjang)
Ya, gan
JUMENA
Kalau alam bisa memperlakukan saya seperti itu, saya kira alam
juga bisa memperlakukan orang-orang itu seperti yang saya bayangkan. Jadi
begini setelah menyembelih Marjuki, kedua orang asing itu pasti kemudian mati
diracun oleh perempuan tukang sihir itu. Sedangkan Euis akan mati karena gila.
Euis kejatuhan buah kelapa.
Nah, akhirnya amanlah hidup dan harta saya. Aman sudah. Sekarang, pintu-pintu
dan jendela supaya kembali dibuka seperti biasanya. Tapi sekalipun demikian,
ada satu yang tidak akan pernah selesai: kita tidak akan pernah sampai, tidak
saya, tidak juga kau. Ayo, buka semua!
P. TUA
Ya, gan
JUMENA
Dan saya akan kawin lagi! Saya akan mulai hidup lagi dengan sikap
pura-pura seperti setiap orang, karena agaknya, hidup hanya bisa diatasi dengan
cara kucing-kucingan seperti itu, sambil kita rangkai kembang-kembang kematian
dan kelahiran, dalam perasaan harap-harap cemas
13
SEJUTA SENAPAN MELETUS BERSAMA, LALU SEJUTA LONCENG BERDENTANG
BERSAMA
PEMBURU
Kau tahu kau sudah mati?
JUMENA
Apa?
PEMBURU
Kau sudah mati
JUMENA
Gila! Saya sendiri tidak tahu (Senyum pahit) Apa boleh buat
PEMBURU
Tidak perlu tahu, seperti halnya tentang hidup
JUMENA
Tapi saya selalu ingin tahu
PEMBURU
Hampir semua orang juga ingin tahu, tapi umumnya orang lebih hemat
dalam segala hal dan lebih sibuk menyiapkan segala sesuatunya untuk menuju
surga. Kau telah memakan buah khuldi, sementara orang umumnya lebih suka
menelan air liurnya, lantaran mereka tak mau kehilangan surganya
JUMENA
Kau ini sebenarnya siapa?
PEMBURU
Yang kau cari. Yang kau rindui. Ayahmu alias Tanya
JUMENA TERPESONA. PEMBURU TERSENYUM. AGUNG SEKALI
JUMENA
Bajingan!
PEMBURU
Mulutmu kotor seperti otakmu
JUMENA TERSENYUM
JUMENA
Kalau begitu, betul saya sudah mati?
PEMBURU
Begitu kata orang
JUMENA
Lalu bagaimana? apakah ini berarti saya harus mulai lagi?
PEMBURU
Tidak, anakku. Lebih baik kau lanjutkan. ikutilah saya
JUMENA MENGIKUTI LANGKAH PEMBURU MENUJU LONCENG RAKSASA ITU
JUMENA
Dari sini kita mulai?
PEMBURU
Ya
SEMUANYA MASUK KE DALAM LONCENG RAKSASA ITU, SEMENTARA SEBELUMNYA
IA SUDAH MEMPERDENGARKAN BUNYINYA YANG MENGGEMA TEPAT PUKUL 12
KETIKA MUNCUL PEREMPUAN TUA MENGAMBIL TEMPOLONG LUDAH DI KAKI
KURSI GOYANG, DAN TEPAT SELANGKAH KETIKA IA MASUK KE DALAM, SEMUA LAMPU SUSUT
CAHAYA DAN LAYAR TURUN PERLAHAN
SELESAI
0 komentar
Posting Komentar