Kamis, 01 Desember 2016

Robohnya Surau Kami Bagian 3

HAJI SALEH
Oh, Tuhan kami Yang Maha Besar. Kami menghadapMu. Ini adalah umatMu yang paling taat beribadat, yang pang taat menyembahMu. Kamilah orang-orang yang selalu menyebut NamaMu, memuji-muji kebesaranMu, mempropagandakan keadilanMu, dan lain-lainnya. KitabMu kami hapal di luar kepala kami. Tidak sesat sedikitpun kami membacanya. Akan tetapi Tuhanku Yang Maha Kuasa, setelah Engkau kami panggil kemari, Engkau masukan kami ke neraka. Maka sebelum terjadi hal-hal yang tidak diingini, di sini, atas nama orang-orang yang cinta kepadaMu, kami menuntut agar hukuman yang Kau jatuhkan kepada kami ditinjau kembali dan memasukan kami ke surga sebagaimana yang Engkau janjikan dalam kitabMu…. Mari kita menghadap Dia.

ORANG-ORANG BERGERAK SEPERTI AKAN DEMONTRASI.

SUARA
Kalian mau apa lagi.

HAJI SALEH
Kami ingin bertemu Tuhan.

SUARA
Tidak bisa.

HAJI SALEH
Harus ini sangat penting. Ini menyangkut nasib kami.

SUARA
Kamu mesti tahu. Tuhan telah menugaskan aku untuk menuntut kalian.

HAJI SALEH
Kamu ini sebenarnya siapa ?

SUARA
Tadi kan sudah kukatakan, aku adalah dirimu sendiri dan kalian semua.

HAJI SALEH
Aku tidak peduli…

SUARA
Sudah jangan banyak cingcong. Sekarang aku bertanya lagi pada kalian. Kalian di dunia tinggal di mana ?

HAJI SALEH
Kami ini adalah umat Tuhan yang tinggal di Indonesia.

SUARA
Oh, di negeri yang tanahnya subur itu ?

HAJI SALEH
Ya, benar.

SUARA
Tanah yang kaya raya, penuh dengan logam, minyak dan berbagai bahan tambang lainnya, bukan ?

ORANG-ORANG
Benar, benar, itulah negeri kami.

SUARA
Di negeri yang tanahnya begitu subur, hingga tanaman tumbuh tanpa di tanam ?

ORANG-ORANG
Benar, benar itulah negeri kami.

SUARA
Di negeri di mana penduduknya sendiri meralat ?

ORANG-ORANG
Ya, Ya, itu negeri kami.

SUARA
Negeri yang di perbudak orang lain ?

TOKOH LAIN
Ya sungguh laknat penjajah itu.

SUARA
Dan hasil tanahmu, mereka yang mengeruknya, dan diangkutnya, dijarah, bukan ?

TOKOH LAIN 2
Benar. Hingga kami tidak mendapat apa-apa lagi. Sungguh laknat mereka itu.

SUARA
Di negeri yang selalu kacau itu, hingga kamu dan kamu selalu berkelahi, sedang hasil tanahmu orang lain juga yang mengambilnya, bukan ?

HAJI SALEH
Benar. Tapi bagi kami soal harta benda itu tidak mau tahu. Yang penting bagi kami ialah menyembah dan memuji Tuhan.

SUARA
Engkau rela tetap meralat, bukan ?

ORANG-ORANG
Benar kami rela sekali.

SUARA
Karena kerelaanmu itu, anak cucumu tetap juga meralat, bukan ?

TOKOH LAIN
Sungguhpun anak cucu kami meralat, tapi mereka semua pintar mengaji. Alkitab mereka hapal di luar kepala.

SUARA
Kalau ada, kenapa engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya semuanya. Sedang harta bendamu kau biarkan orang lain mengagambilnya untuk anak cucu mereka. Dan engkau lebih suka berkelahi antar kamu sendiri, saling menipu, saling memeras. Tuhan beri negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadat saja, karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang. Sedangkan Tuhan menyuruh engkau beramal disamping beribadah. Bagaimana engkau bisa beramal kalau engkau miskin. Engkau kira Tuhan suka pujian, mabuk disembah saja. Tidak ! Karena itu kamu semua masuk neraka dan di letakan di keraknya.

ORANG-ORANG TIDAK BERGERAK APA-APA LAGI. MEREKA TERMANGU, TAPI HAJI SALEH MASIH SAJA TIDAK PUAS.

HAJI SALEH
Salahkah menurut pendapatmu, kalau kami menyembah Tuhan di dunia ?

SUARA
Tidak. Kesalahan engkau, karena engkau telah mementingkan diri sendiri. Kau takut masuk neraka, karena itu kau taat bersembahyang. Tapi engkau melupakan kehidupan kaumu sendiri, melupakan kehidupan anak istrimu sendiri, sehingga mereka itu kocar-kacir selamanya. Itulah kesalahanmu yang terbesar, terlalu egois. Padahal engkau di dunia berkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau tak memperdulikan mereka sedikitpun.

MUSIK TERDENGAR MEMILUKAN. TERDENGAR SESEORANG BERTERIAK. SAYUP-SAYUP SESEORANG SEDANG MENGAJI.

SESEORANG
Bunuh diri. Ada yang bunuh diri.

ORANG-ORANG
Di mana ?

SESEORANG
Di surau. Ia menggorok lehernya dengan sebilah pisau cukur.

ORANG-ORANG
Astagfirulahal’adzim.

ORANG-ORANG BERGERAK.

PEREMPUAN
Mas. Mas. Mas. Apa tidak menjenguk ?

LAKI-LAKI
Siapa yang meninggal ?

PEREMPUAN
Kakek.

LAKI-LAKI
Kakek ?

PEREMPUAN
Ya, tadi subuh kakek kedapatan mati di suraunya dalam keadaan yang mengerikan sekali. Ia menggorok lehernya dengan pisau cukur.

LAKI-LAKI
Astagfirulahal’adzim. Ini pasti gara-gara Ajo Sidi.

SEMUA DIAM.

PIMPINAN PENTAS
Ternyata kita tidak bisa lepas dari kenyataan. Hidup dan mati bukanlah milik kita. Kita di sini hanya mengembara dan kita semua akan kembali. Kematian memang menyedikan, tapi yangpiling menyedihkan jika kerja keras kita hasilnya sia-sia.

MUSIK BERGEMURUH.

TAMAT
Catatan 
Cerita ini diambil dari sebuah cerpen ” Robohnya Surau Kami ” karya AA. Navis.

0 komentar

Posting Komentar